• Kamis, 10 Juli 2025

Wiyadi Ajak Warga Kemiling Teguhkan Pancasila di Tengah Derasnya Arus Globalisasi

Kamis, 10 Juli 2025 - 17.40 WIB
16

Wakil Ketua III DPRD Kota Bandar Lampung, Wiyadi, saat menggelar sosialisasi pemahaman ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan di Kecamatan Kemiling, Kamis (10/7/2025). Foto: Ryana/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Wakil Ketua III DPRD Kota Bandar Lampung, H. Wiyadi, S.P., M.M., menggelar sosialisasi pemahaman ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan di Kecamatan Kemiling, Kamis (10/7/2025).

Kegiatan yang diikuti ratusan warga ini berlangsung penuh antusias. Sosialisasi menghadirkan Lektor Kepala Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai, Dr. Lina Maulidiana, S.H., M.H., serta Dosen Magister Manajemen Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai, Dr. Donald Harris Sihotang, S.E., M.M.

Dalam sambutannya, Wiyadi menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh warga yang hadir. Ia juga memberi semangat khusus kepada para orang tua yang anaknya belum berhasil masuk SMP atau SMA tahun ini. Wiyadi menegaskan persoalan itu sudah dibahas di DPRD bersama pihak terkait dan akan terus diperjuangkan.

“Masuk bulan Juli ini saya lihat Bapak dan Ibu raut wajahnya agak kurang semangat karena mungkin ada beberapa yang tidak lolos dalam seleksi masuk sekolah. Jangan patah semangat bapak ibu, kita tetap kawal bersama” kata Wiyadi dalam sambutannya, Kamis (10/7/2025).

Lebih lanjut, Wiyadi mengajak masyarakat untuk selalu menanamkan nilai-nilai Pancasila di tengah derasnya arus globalisasi. Menurutnya, persatuan dan kesatuan bangsa adalah kunci utama menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dr. Lina Maulidiana memaparkan bahwa globalisasi tidak bisa dihindari, namun harus dihadapi dengan filter ideologi Pancasila. Ia mengurai satu per satu makna sila, mulai dari Ketuhanan Yang Maha Esa hingga Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

“Saat ini arus globalisasi sangat cepat terjadi di Indonesia, maka dari itu inilah pentingnya Pancasila sebagai jati diri bangsa kita,” tegas Lina.

Lina mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terprovokasi dan harus saling menguatkan. Menurutnya, jika ada warga yang mengalami kesulitan, sudah seharusnya kita bantu. Nilai kemanusiaan dan gotong royong harus terus dijaga sebagai ciri khas bangsa.

Sementara itu, Dr. Donald Harris Sihotang menekankan pentingnya memahami sejarah bangsa. Ia menyebut, kehancuran bangsa bukan karena habisnya kekayaan alam, melainkan karena hilangnya rasa persatuan dan semangat kebangsaan.

“Indonesia dikenal dunia bukan semata karena sumber daya alamnya, tetapi karena rakyatnya yang ramah, sopan, dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Jangan biarkan jati diri ini luntur karena pengaruh luar yang merusak,” ujarnya lugas.

Donald juga mengingatkan, Indonesia adalah bangsa besar dengan ribuan pulau, ratusan suku, dan ratusan bahasa daerah. Keberagaman ini seharusnya menjadi kekuatan, bukan pemicu perpecahan.

Ia juga menyinggung soal polarisasi sosial yang kian marak terjadi. Donald mengajak masyarakat kembali mengedepankan musyawarah mufakat, menghargai perbedaan, dan menghindari pemaksaan kehendak. Semua itu selaras dengan nilai luhur sila keempat Pancasila.

Diakhir sesi materinya, Donald mengajak para peserta sosialisasi menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia "Garuda Pancasila" untuk menumbuhkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air. Lagu ini dinyanyikan untuk mengingatkan pada nilai-nilai luhur Pancasila dan mendorong untuk terus maju membangun bangsa.

Melalui sosialisasi ini, Wiyadi berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga ideologi Pancasila dan mempererat rasa kebangsaan. “Indonesia milik kita bersama, mari kita rawat dengan semangat gotong royong,” pungkasnya (*)