• Rabu, 09 Juli 2025

Rumah Seorang Kakek di Limau Tanggamus Ludes Terbakar Saat Salat Isya

Senin, 07 Juli 2025 - 16.22 WIB
38

Tampak rumah kakek Buang ludes tak bersisa usai dilahap si jago merah. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Tanggamus - Malam pekat menyelimuti Dusun Sukamaju, Pekon (Desa) Kuripan, Kecamatan Limau, Kabupaten Tanggamus, Minggu (6/7/2025). Saat sebagian besar warga tengah beristirahat, sebuah musibah justru menimpa seorang lansia yang tengah khusyuk menunaikan salat Isya.

Buang (70), petani sepuh yang hidup seorang diri di rumah semi permanennya, nyaris tak percaya ketika kobaran api tiba-tiba membakar habis rumah yang selama puluhan tahun ia tinggali. Api melalap seluruh bangunan hanya dalam hitungan menit.

“Saat itu korban sedang salat Isya. Tiba-tiba terdengar ledakan dari ruang tamu, diduga berasal dari bohlam tenaga surya yang korsleting,” ungkap Kapolsek Limau Iptu Dedi Yanto,  Senin (7/7/2025).

Kejadian memilukan itu berlangsung sekitar pukul 21.30 WIB. Setelah ledakan terdengar, api cepat membesar dan menjalar ke seluruh bagian rumah yang terbuat dari kayu dan papan. Upaya warga memadamkan api secara manual tak membuahkan hasil. Si jago merah terlalu cepat menghanguskan segalanya.

Beruntung, Buang berhasil menyelamatkan diri meski tak sempat membawa barang apapun. Seluruh isi rumah termasuk perabotan, pakaian, hingga dokumen penting, ludes terbakar. Tak ada korban jiwa, namun kerugian materi diperkirakan mencapai Rp60 juta.

Dua saksi mata, yakni Heri (39), anak korban yang tinggal tak jauh dari lokasi, dan Mas’ut (34), warga Pekon Ampai, menjadi yang pertama mengetahui insiden tersebut. Mereka pun langsung menghubungi warga lain dan pihak kepolisian.

“Waktu kami datang, api sudah membesar. Rumah Bapak (Buang) benar-benar enggak bisa diselamatkan,” ujar Heri dengan nada sedih.

Pagi harinya, sisa-sisa bangunan tampak menghitam dan hangus. Asap tipis masih mengepul dari puing-puing yang berserakan. Di tengah tumpukan itu, Buang duduk diam. Matanya kosong, namun bibirnya tetap komat-kamit, melantunkan doa yang tak pernah putus.

"Saya tidak apa-apa. Yang penting masih hidup. Rumah bisa dibangun lagi," katanya lirih namun penuh keyakinan.

Pihak kepolisian mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap penggunaan perangkat listrik, khususnya sistem tenaga surya non-standar yang rentan korsleting bila tidak dirawat dengan baik.

Kini, warga setempat bersama aparat mulai bergotong royong membersihkan puing-puing bekas kebakaran.

Musibah yang menimpa Buang menjadi pengingat bahwa bencana bisa datang kapan saja, bahkan saat seseorang tengah bersujud kepada-Nya.

Namun sebagaimana yang ditunjukkan oleh Buang, meski rumahnya telah lenyap, iman dan harapannya tetap berdiri tegak di tengah abu. (*)