• Jumat, 04 Juli 2025

Rolling Pejabat dan Harapan Rakyat, Oleh: Arby Pratama

Jumat, 04 Juli 2025 - 11.17 WIB
190

Arby Pratama Wartawan Kupas Tuntas di Kota Metro. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Rotasi jabatan di tubuh birokrasi adalah keniscayaan. Namun ketika hal itu menyentuh lapisan tertinggi dalam struktur pemerintahan, seperti pergeseran 18 pejabat tinggi pratama di lingkungan Pemerintah Kota Metro, maka publik layak memberikan atensi lebih.

Rotasi ini bukan sekadar agenda perdana Wali Kota Bambang Iman Santoso dan Wakilnya, Rafieq Adi Pradana dalam menata kabinet, melainkan momentum politik birokrasi yang menyimpan banyak tafsir, terutama menyangkut harapan, kekuasaan, dan tanggung jawab pelayanan publik.

Dalam sebuah sistem pemerintahan yang mengklaim diri sebagai pelayan masyarakat, pergeseran pejabat tidak hanya bermakna administratif. Ini adalah bagian dari manajemen kinerja dan pembenahan sistemik.

Maka, wajar jika publik bertanya apakah rolling kali ini benar-benar mencerminkan kehendak untuk memperbaiki kualitas birokrasi dan meningkatkan pelayanan kepada rakyat, atau justru menjadi bagian dari kalkulasi kekuasaan semata. Namun, kita harus yakin dan percaya, inilah yang terbaik untuk Metro Bahagia.

Pergeseran 18 pejabat tinggi pratama di Kota Metro menyisakan catatan beragam. Ada di antaranya yang selama ini dikenal berintegritas, bekerja lurus, dan menjaga jarak dari segala bentuk penyimpangan hukum. Namun tidak sedikit pula yang selama ini justru menjadi sorotan karena rekam jejaknya yang kerap bersinggungan dengan isu-isu hukum dan integritas jabatan.

Dalam konteks ini, publik menaruh harapan besar agar rotasi ini bukan hanya memindahkan masalah dari satu instansi ke instansi lain. Sebab, memindahkan pejabat yang sarat beban etik ke posisi strategis tanpa evaluasi menyeluruh, hanya akan memperpanjang rantai kegagalan birokrasi. Rolling semacam itu tidak menyelesaikan masalah, melainkan justru mewariskan masalah dengan kemasan baru.

Sebaliknya, pejabat yang selama ini menunjukkan kinerja positif semestinya diberi ruang untuk memperluas dampak keberhasilannya. Menutup potensi baik atas nama "penyegaran" justru bisa menjadi blunder kebijakan. Karena itu, transparansi dan akuntabilitas dalam proses rolling ini penting untuk dipertanyakan, apakah berbasis evaluasi objektif atau hanya pertimbangan subjektif kekuasaan. Namun, kita harus yakin dan percaya, inilah yang terbaik untuk Metro Bahagia.

Kini, belasan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Metro dipimpin oleh kepala baru. Ini adalah babak baru yang seharusnya menjadi momen untuk membumikan visi kepala daerah, birokrasi yang tidak menjulang di menara gading kekuasaan, melainkan menyentuh langsung denyut nadi masyarakat.

Tantangan yang dihadapi OPD-OPD tersebut tidak ringan. Persoalan klasik birokrasi seperti lambannya pengambilan keputusan, lemahnya koordinasi antar lembaga, serta mentalitas pejabat yang masih elitis dan alergi kritik, masih menjadi penyakit kronis.

Harapan rakyat hari ini sangat jelas, yaitu percepatan pelayanan publik, perbaikan infrastruktur yang menyeluruh dan merata, serta hadirnya pemerintahan yang mendengar dan bekerja, bukan sekadar menggugurkan kewajiban formal.

Sektor-sektor seperti kesehatan, pendidikan, kebersihan, penataan kota, serta pelayanan administrasi harus menjadi prioritas yang tidak bisa ditawar. Kepala OPD baru wajib memahami bahwa jabatan bukanlah privilege, melainkan amanah yang menuntut ketekunan, kesungguhan, dan keberanian untuk mengambil kebijakan yang berpihak kepada rakyat.

Rolling ini juga menjadi refleksi bagi kepala daerah dan wakilnya. Keduanya harus menunjukkan bahwa rotasi ini bukan sekadar pemenuhan ambisi politik, tetapi merupakan bagian dari desain besar untuk memperkuat kapasitas tata kelola pemerintahan yang efektif dan berpihak pada kepentingan publik.

Dalam proses ini, evaluasi berkala berbasis kinerja dan pengaduan masyarakat harus menjadi alat kontrol utama, bukan hanya laporan yang bersifat administratif atau seremonial.

Wali Kota dan Wakil Wali Kota Metro harus mampu menunjukkan bahwa perubahan ini bukan kosmetik, tetapi fondasi menuju pemerintahan yang bersih, transparan, dan responsif. Bahwa mereka berani mengambil risiko politik demi membersihkan jajaran birokrasi dari oknum yang tidak memiliki komitmen terhadap reformasi.

Rolling 18 pejabat tinggi pratama ini adalah titik krusial. Ia bisa menjadi momentum untuk mempercepat transformasi birokrasi, atau justru menjadi ajang kompromi yang mengaburkan arah pembangunan. Namun, kita harus yakin dan percaya, inilah yang terbaik untuk Metro Bahagia.

Karena rakyat tidak menunggu janji-janji lagi. Rakyat menuntut perubahan yang nyata dan segera. Maka para pejabat yang baru saja dilantik, perlu sadar bahwa waktu Anda tak banyak, harapan rakyat terlalu besar untuk disia-siakan.

Bekerjalah dengan jujur, sepenuh hati, dan bersihkan warisan lama yang menghambat. Karena di balik tanda tangan SK yang Anda terima, tersimpan amanah ribuan warga Kota Metro yang menaruh harap pada pundak birokrasi. (*)