Sudin Ajak Warga Natar Perkuat Persatuan Lewat Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan

Anggota Komisi III DPR RI, Sudin, diwakili Dosen Magister Manajemen Universitas Saburai, Donald Harris Sihotang saat menggelar kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Dusun 8 Tanjung Rejo 1, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, pada Kamis (3/7/2025). Foto: Ryana/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Lampung
Selatan – Anggota Komisi III DPR RI, Sudin, S.E., menggelar kegiatan
Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Dusun 8 Tanjung Rejo 1, Kecamatan Natar,
Kabupaten Lampung Selatan, pada Kamis (3/7/2025). Kegiatan edukatif ini
dihadiri ratusan warga dari berbagai kalangan dan disambut dengan penuh
antusias.
Turut mendampingi
Sudin dalam kegiatan ini adalah Dosen Magister Manajemen Universitas Saburai,
Donald Harris Sihotang dan tenaga ahli DPR RI Heri Agus Setiawan, serta jajaran
anggota DPRD Lampung Selatan Fraksi PDI Perjuangan, yakni Hendry Gunawan,
Samsul, dan Taman. Hadir pula unsur pemerintahan dan keamanan setempat seperti
Bhabinkamtibmas Polsek Natar, Babinsa Koramil Natar, serta Kepala Dusun 8, Koko
Wahono.
Dalam sambutannya,
Hendry Gunawan mewakili tuan rumah menyampaikan apresiasi atas kepedulian Sudin
terhadap masyarakat di akar rumput. Ia berharap kegiatan seperti ini dapat
terus dilakukan, tidak hanya sebagai bentuk silaturahmi, tetapi juga sebagai
sarana memperkuat kedekatan rakyat dengan wakilnya di parlemen.
Tenaga ahli DPR RI,
Heri Agus Setiawan, menegaskan bahwa tantangan kebangsaan saat ini tidak hanya
dalam bentuk ancaman fisik, melainkan juga pengikisan nilai moral, kesantunan,
adab, dan nasionalisme. Oleh karena itu, menurutnya, sosialisasi empat pilar
kebangsaan harus terus diperluas dan menjangkau hingga ke tingkat dusun, desa,
dan keluarga.
Dalam sesi pemaparan,
Donald Harris Sihotang menjelaskan bahwa Empat Pilar Kebangsaan yang terdiri
dari, Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),
dan Bhinneka Tunggal Ika, merupakan fondasi utama negara yang harus terus
dijaga dan diwariskan lintas generasi. Menurutnya, Pancasila bukan hanya untuk
dihafalkan, tapi harus dipedomani dan diamalkan dalam setiap aspek kehidupan.
Ia menguraikan makna
setiap sila dalam Pancasila, mulai dari ketakwaan kepada Tuhan, perlakuan adil
dan beradab terhadap sesama, penguatan semangat persatuan, pengambilan
keputusan secara musyawarah, hingga pencapaian keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Donald juga
mengingatkan bahwa UUD 1945 sebagai konstitusi negara memberikan hak dan
kebebasan warga negara, namun juga menuntut tanggung jawab sosial dan moral. Ia
menekankan bahwa Bhinneka Tunggal Ika bukan sekadar semboyan, tetapi kekuatan
nyata bangsa Indonesia dalam merajut perbedaan menjadi kekayaan yang
menyatukan.
Lebih jauh, Donald
menyampaikan bahwa kesantunan, adab, dan moralitas adalah jati diri bangsa
Indonesia yang berbudaya. “Indonesia dikenal dunia karena rakyatnya yang ramah,
sopan, dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Jangan biarkan identitas luhur
ini luntur hanya karena pengaruh budaya luar yang tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa,” ujarnya.
Kegiatan sosialisasi
ini juga diisi dengan nyanyian lagu “Garuda Pancasila” yang menggugah semangat
nasionalisme para peserta. Selain itu, beberapa lagu daerah seperti
“Ampar-Ampar Pisang” turut dinyanyikan sebagai bentuk ekspresi kebudayaan yang
memperkuat semangat Bhinneka Tunggal Ika dan mempererat persaudaraan antarwarga
dari berbagai latar belakang.
Dalam sesi dialog,
warga Dusun 8 juga aktif memberikan pertanyaan dan masukan. Salah satunya,
Suliyono, menanyakan bagaimana penanaman nilai-nilai empat pilar bisa lebih
menyentuh kalangan anak-anak dan tenaga pendidik. Donald menjawab bahwa
penanaman nilai kebangsaan adalah tanggung jawab kolektif, bukan hanya milik
pemerintah atau DPR, tetapi juga keluarga, pendidik, tokoh agama, tokoh adat, dan
masyarakat luas.
Pada akhir kegiatan,
Sudin mengajak seluruh masyarakat untuk menjadi penjaga persatuan bangsa serta
menjadikan nilai-nilai empat pilar sebagai pedoman hidup dalam keluarga,
lingkungan kerja, dan masyarakat.
“Kita adalah bangsa
besar bukan karena jumlah penduduk atau luas wilayah, tetapi karena budaya
luhur, budi pekerti, dan rasa gotong royong yang telah mendarah daging. Mari
kita jaga negeri ini dengan adab, kesantunan, dan semangat kebersamaan, agar
Indonesia tetap kokoh, rukun dalam perbedaan, dan maju dalam persatuan,” kata
Sudin. (*)
Berita Lainnya
-
DOB Kabupaten Bandar Negara Resmi Masuk Ranperda RPJMD Lampung Selatan 2025–2029
Kamis, 03 Juli 2025 -
Polisi Tangkap Ayah Bayi yang Dibuang di Belakang Asrama Ponpes di Kalianda
Kamis, 03 Juli 2025 -
Rumah Warga Kurang Mampu di Sidomulyo Lampung Selatan Ludes Terbakar
Kamis, 03 Juli 2025 -
DPRD Soroti Banyak Jabatan Kadis di Lamsel Diisi Plt, Bupati Egi: Pelajari Aturan Kemendagri
Rabu, 02 Juli 2025