• Kamis, 03 Juli 2025

Sudin Ajak Warga Natar Perkuat Persatuan Lewat Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan

Kamis, 03 Juli 2025 - 13.18 WIB
2.8k

Anggota Komisi III DPR RI, Sudin, diwakili Dosen Magister Manajemen Universitas Saburai, Donald Harris Sihotang saat menggelar kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Dusun 8 Tanjung Rejo 1, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, pada Kamis (3/7/2025). Foto: Ryana/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Selatan – Anggota Komisi III DPR RI, Sudin, S.E., menggelar kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Dusun 8 Tanjung Rejo 1, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, pada Kamis (3/7/2025). Kegiatan edukatif ini dihadiri ratusan warga dari berbagai kalangan dan disambut dengan penuh antusias.

Turut mendampingi Sudin dalam kegiatan ini adalah Dosen Magister Manajemen Universitas Saburai, Donald Harris Sihotang dan tenaga ahli DPR RI Heri Agus Setiawan, serta jajaran anggota DPRD Lampung Selatan Fraksi PDI Perjuangan, yakni Hendry Gunawan, Samsul, dan Taman. Hadir pula unsur pemerintahan dan keamanan setempat seperti Bhabinkamtibmas Polsek Natar, Babinsa Koramil Natar, serta Kepala Dusun 8, Koko Wahono.

Dalam sambutannya, Hendry Gunawan mewakili tuan rumah menyampaikan apresiasi atas kepedulian Sudin terhadap masyarakat di akar rumput. Ia berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan, tidak hanya sebagai bentuk silaturahmi, tetapi juga sebagai sarana memperkuat kedekatan rakyat dengan wakilnya di parlemen.

Tenaga ahli DPR RI, Heri Agus Setiawan, menegaskan bahwa tantangan kebangsaan saat ini tidak hanya dalam bentuk ancaman fisik, melainkan juga pengikisan nilai moral, kesantunan, adab, dan nasionalisme. Oleh karena itu, menurutnya, sosialisasi empat pilar kebangsaan harus terus diperluas dan menjangkau hingga ke tingkat dusun, desa, dan keluarga.

Dalam sesi pemaparan, Donald Harris Sihotang menjelaskan bahwa Empat Pilar Kebangsaan yang terdiri dari, Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika, merupakan fondasi utama negara yang harus terus dijaga dan diwariskan lintas generasi. Menurutnya, Pancasila bukan hanya untuk dihafalkan, tapi harus dipedomani dan diamalkan dalam setiap aspek kehidupan.

Ia menguraikan makna setiap sila dalam Pancasila, mulai dari ketakwaan kepada Tuhan, perlakuan adil dan beradab terhadap sesama, penguatan semangat persatuan, pengambilan keputusan secara musyawarah, hingga pencapaian keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Donald juga mengingatkan bahwa UUD 1945 sebagai konstitusi negara memberikan hak dan kebebasan warga negara, namun juga menuntut tanggung jawab sosial dan moral. Ia menekankan bahwa Bhinneka Tunggal Ika bukan sekadar semboyan, tetapi kekuatan nyata bangsa Indonesia dalam merajut perbedaan menjadi kekayaan yang menyatukan.

Lebih jauh, Donald menyampaikan bahwa kesantunan, adab, dan moralitas adalah jati diri bangsa Indonesia yang berbudaya. “Indonesia dikenal dunia karena rakyatnya yang ramah, sopan, dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Jangan biarkan identitas luhur ini luntur hanya karena pengaruh budaya luar yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa,” ujarnya.

Kegiatan sosialisasi ini juga diisi dengan nyanyian lagu “Garuda Pancasila” yang menggugah semangat nasionalisme para peserta. Selain itu, beberapa lagu daerah seperti “Ampar-Ampar Pisang” turut dinyanyikan sebagai bentuk ekspresi kebudayaan yang memperkuat semangat Bhinneka Tunggal Ika dan mempererat persaudaraan antarwarga dari berbagai latar belakang.

Dalam sesi dialog, warga Dusun 8 juga aktif memberikan pertanyaan dan masukan. Salah satunya, Suliyono, menanyakan bagaimana penanaman nilai-nilai empat pilar bisa lebih menyentuh kalangan anak-anak dan tenaga pendidik. Donald menjawab bahwa penanaman nilai kebangsaan adalah tanggung jawab kolektif, bukan hanya milik pemerintah atau DPR, tetapi juga keluarga, pendidik, tokoh agama, tokoh adat, dan masyarakat luas.

Pada akhir kegiatan, Sudin mengajak seluruh masyarakat untuk menjadi penjaga persatuan bangsa serta menjadikan nilai-nilai empat pilar sebagai pedoman hidup dalam keluarga, lingkungan kerja, dan masyarakat.

“Kita adalah bangsa besar bukan karena jumlah penduduk atau luas wilayah, tetapi karena budaya luhur, budi pekerti, dan rasa gotong royong yang telah mendarah daging. Mari kita jaga negeri ini dengan adab, kesantunan, dan semangat kebersamaan, agar Indonesia tetap kokoh, rukun dalam perbedaan, dan maju dalam persatuan,” kata Sudin. (*)