Pastikan SPMB Transparan, Disdikbud Metro Tegaskan Tak Ada Jual Beli Kursi

Sekertaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Metro, Dedy Hasmara saat dikonfirmasi awak media. Foto: Arby/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Metro - Ditengah meningkatnya perhatian publik terhadap
proses penerimaan peserta didik baru, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
(Disdikbud) Kota Metro menegaskan komitmennya untuk menjaga integritas dan
transparansi dalam Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB), khususnya jenjang
Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Kepala Disdikbud Kota Metro, Suwandi melalui Sekertaris, Dedy Hasmara,
menepis tegas segala isu miring yang beredar, termasuk kabar dugaan adanya
praktik jual beli kursi dalam proses penerimaan siswa baru.
Dedy memastikan, SPMB di Kota Metro berjalan sesuai prosedur dan dikawal
dengan sistem yang tertutup terhadap segala bentuk intervensi non-akademis.
“Untuk jenjang SD sudah selesai, sekarang kita masuk ke tahap seleksi
prestasi untuk jenjang SMP. Sejauh ini semua berjalan lancar. Memang ada
dinamika, terutama dari orang tua yang masih kurang memahami alur pendaftaran.
Tapi itu hal yang wajar, dan kami sudah antisipasi,” kata dia saat dikonfirmasi
awak media, Rabu (2/7/2025).
Sebagai bentuk tanggung jawab moral sekaligus upaya pencegahan terhadap
kemungkinan penyimpangan, Disdikbud Metro telah menyiapkan pos pengaduan dan
pendampingan yang aktif memantau jalannya proses SPMB. Layanan ini terbuka
untuk masyarakat yang merasa mengalami kendala atau menemukan kejanggalan.
“Semua proses SPMB ini berbasis sistem. Kami pastikan, tidak ada ruang
untuk praktik jual beli kursi seperti yang kerap jadi kekhawatiran masyarakat.
Ini penting kami tegaskan, karena kepercayaan publik adalah fondasi dari dunia
pendidikan kita,” imbuhnya.
Dalam pelaksanaan SPMB SMP di Metro, pembagian kewenangan dilakukan secara
berlapis untuk memastikan proses yang objektif dan adil. Seleksi berbasis
domisili ditangani langsung oleh pihak sekolah dengan pengawasan tim SPMB,
sementara jalur prestasi menjadi tanggung jawab penuh dinas.
“Tim SPMB tidak hanya berasal dari dinas, tapi juga melibatkan unsur
sekolah. Ini bagian dari skema kolaboratif yang kami bangun agar tidak ada
celah manipulasi data atau keputusan sepihak,” jelas Dedy.
Dengan sistem terintegrasi, data calon siswa langsung tersaring berdasarkan
parameter yang telah ditentukan. Menurutnya, hal tersebut dapat menjadi
penghalang efektif terhadap kemungkinan adanya 'jalan pintas' di luar prosedur.
Hingga memasuki masa seleksi prestasi, Dedy memastikan tidak ada laporan
resmi yang mengindikasikan terjadinya pelanggaran dalam proses SPMB di Kota
Metro.
Sekretaris yang juga merupakan atlet menembak airsoft tersebut menyebutkan
bahwa proses berjalan lancar, tertib, dan tidak menimbulkan kegaduhan sebagaimana
yang sering terjadi di beberapa daerah lain.
“Prinsip kami sederhana: transparansi dan keadilan. Karena itulah, sejak
awal semua jalur pendaftaran telah kami sosialisasikan secara terbuka. Bahkan
kami libatkan sekolah-sekolah untuk aktif memberikan pendampingan kepada orang
tua murid,” tambahnya.
Dalam lanskap pendidikan yang semakin kompetitif dan penuh tantangan,
integritas dalam proses awal seperti SPMB menjadi tolok ukur bagi kualitas
kebijakan pendidikan sebuah daerah. Kota Metro, melalui Disdikbud-nya, berupaya
menunjukkan bahwa pembinaan karakter dimulai dari sistem yang bersih dan
berpihak pada meritokrasi.
Dedy menegaskan, pihaknya tidak akan segan mengambil tindakan tegas jika
ditemukan bukti pelanggaran di lapangan.
"Kami membuka semua kanal aduan. Jika ada bukti, silakan laporkan.
Tapi hingga kini, belum ada satu pun laporan valid yang menunjukkan adanya
penyimpangan,” tegasnya.
Proses SPMB bukan hanya soal distribusi bangku sekolah, tetapi menyangkut
hak dasar setiap anak untuk mendapatkan pendidikan yang adil dan layak. Dalam
konteks ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Metro mengemban tanggung
jawab moral besar untuk menjaga agar seleksi tidak hanya sah secara
administratif, tetapi juga bersih secara etika.
Di tengah isu nasional soal pungutan liar, manipulasi data, hingga praktik
titip nama, pernyataan tegas dari Disdikbud Metro menjadi oase kepercayaan bagi
masyarakat. Kota Metro mencoba membangun tradisi pendidikan yang jujur dan
berpihak pada kualitas, bukan pada koneksi.
“SPMB ini bukan soal siapa yang punya kuasa, tapi siapa yang layak dan
berhak. Dan kami berdiri untuk memastikan itu berjalan,” tandasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Dinkes Metro Bakal Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis Jelang Tahun Ajaran Baru
Rabu, 02 Juli 2025 -
KONI Metro Targetkan Pertahankan Peringkat Kedua di Porprov
Rabu, 02 Juli 2025 -
Pemkot Metro Hapus Denda PBB-P2 Tahun 2002-2024, Warga Hanya Diminta Bayar Pokok Pajak
Selasa, 01 Juli 2025 -
Peringati HUT Bhayangkara ke-79, Polres Metro Komitmen Berantas C3 dan Narkoba
Selasa, 01 Juli 2025