• Minggu, 29 Juni 2025

Dua Pekan Usai Rapat Pemkab, Warga Lampung Barat Masih Keluhkan Kelangkaan Gas LPG

Minggu, 29 Juni 2025 - 14.05 WIB
82

Warga Lampung Barat kembali mengeluhkan kelangkaan gas LPG 3 Kg. Foto: Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Dua pekan setelah pertemuan yang digelar Pemerintah Kabupaten Lampung Barat melalui Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (Kopdag) bersama anggota DPRD, agen gas LPG, dan sejumlah pihak terkait dalam rangka membahas kelangkaan gas LPG 3 kilogram, persoalan tersebut ternyata masih menjadi keluhan masyarakat.

Kelangkaan gas LPG bersubsidi masih terjadi di beberapa wilayah, terutama di Kecamatan Batu Brak, Belalau, dan Sumber Jaya. Kondisi ini membuat warga kesulitan menjalankan aktivitas rumah tangga dan usaha kecil yang sangat bergantung pada pasokan gas LPG.

Nur warga Kecamatan Batu Brak, mengaku sudah tiga hari terakhir kesulitan mendapatkan gas LPG. Ia mengatakan telah berkeliling ke beberapa warung pengecer, namun tabung gas tetap tidak tersedia, selain sulit harga tabung gas LPG di warung pengecer mencapai 35 ribu.

“Sudah ke beberapa semua bilang habis. Biasanya seminggu sekali masih bisa dapat, tapi sekarang sudah tiga hari enggak ada gas sama sekali. Kalau begini terus, terpaksa masak pakai kayu, di warung juga harga nya bisa sampai 30 ribu kadang 35 ribu,” ungkap Nur, Minggu (29/6/2025).

Keluhan yang sama juga disampaikan Sulas, warga Kecamatan Belalau. Ia menyebut kondisi ini telah berulang sejak beberapa bulan terakhir dan tidak kunjung ada solusi konkret dari pemerintah, pihaknya mengaku senang ketika mendapat kabar sudah ada pertemuan membahas kelangkaan gas namun fakta nya kelangkaan masih saja terjadi.

“Kemarin pernah ada kabar mau ditambah kuotanya, tapi kenyataannya sampai sekarang masih susah. Gas datang pun cepat habis. Kami masyarakat kecil ini bingung mau mengadu ke siapa, kebutuhan rumah tangga sekarang pada naik sekarang stoknya juga terbatas mau gimana lagi," ujarnya.

Di Kecamatan Sumber Jaya, Eko, seorang penjual gorengan di sekitar Pasar Pekon Sukapura, juga mengalami hal serupa. Ia menyebut kelangkaan gas LPG membuat usahanya terganggu, bahkan beberapa kali terpaksa tidak berjualan, di beberapa warung pengecer langsung dipasang tulisan gas kosong.

“Biasanya saya pakai dua tabung per minggu. Tapi sekarang, cari satu tabung aja susahnya minta ampun. Sudah dua kali minggu ini saya enggak buka lapak karena enggak ada gas, ke warung-warung juga susah, langsung dipasang pengumuman gas kosong karena memang susah," jelasnya.

Sementara itu, Ma’as, salah satu pemilik pangkalan resmi LPG di Kecamatan Batu Brak, menyatakan pengajuan penambahan kuota gas LPG yang sempat dibahas dalam rapat dengan pemerintah kabupaten belum terealisasi. Ia mengaku belum ada perubahan dalam jadwal dan jumlah pengiriman gas.

“Selama ini pengiriman masih tetap seperti biasa, hari Rabu sebanyak 120 tabung, dan Sabtu hanya 50 tabung. Padahal katanya akan diusulkan agar ada penambahan, untuk di wilayah kami idealnya Sabtu ditambah jadi 100 tabung saja itu sudah cukup memenuhi kebutuhan masyarakat,” jelas Ma’as.

Menurutnya, jumlah distribusi saat ini tidak mampu mencukupi kebutuhan masyarakat di wilayahnya. Akibatnya, gas cepat habis, dan banyak warga yang tidak kebagian meski sudah antre sejak pagi, Ma’as berharap pemerintah daerah segera menindaklanjuti hasil rapat sebelumnya dengan mengajukan secara resmi penambahan kuota ke pihak Pertamina.

Ia juga berharap ada pengawasan terhadap jalur distribusi agar gas bersubsidi benar-benar sampai ke tangan masyarakat yang berhak. "Sehingga persoalan tabung gas ini tidak terjadi berkepanjangan, karena ini bisa menjadi masalah serius jika tidak segera ditindaklanjuti," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, pemerintah Kabupaten Lampung Barat melalui Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan (Diskopdag) memanggil sejumlah distributor di Bumi Beguai Jejama Sai Betik untuk mengurai persoalan kelangkaan gas LPG 3 Kilogram (Kg).

Selain pihak distributor, pertemuan tersebut juga dihadiri Ketua Komisi ll DPRD Lampung Barat, bagian SDA, Kanit Tipidter Polres Lampung Barat, serta sejumlah pemilik pangkalan gas LPG, di kantor PLUT, Kecamatan Balik Bukit.

Dalam kesempatan tersebut Kepala Dinas Kopdag Lampung Barat Tri Umaryani mengatakan, kuota penyaluran gas LPG 3 Kg di Lampung Barat sebanyak 2.326.000 tabung dan hingga saat ini sudah terealisasi sebanyak 1.214.666 atau 52 persen.

"Jumlah tersebut telah di distribusikan kepada empat agen atau distributor dan diteruskan ke 207 pangkalan yang ada di 15 Kecamatan di Lampung Barat dengan jumlah yang berbeda beda dari masing-masing agen," kata dia, Kamis (19/6/2025).

Kemudian terkait dengan kelangkaan gas kata dia, pemerintah telah melakukan berbagai upaya diantaranya penambahan yang diberikan kepada masing-masing agen namun bukan penambahan dari kuota total yang telah ditetapkan.

"Penambahan nya situasional tergantung dari kebutuhan dari masing-masing ketika terjadi kelangkaan gas LPG dan berdasarkan alokasi dari pertamina karena agen-agen ini juga kan enggak ada kuota karena sifatnya subsidi," ujarnya.

Namun Tri menjelaskan, jika masing-masing agen memiliki alokasi harian, dari empat agen yang ada di Lampung Barat mendapat alokasi harian yang berbeda-beda untuk didistribusikan ke masing-masing pangkalan.

"Alokasi pangkalan masing-masing 2000 per bulan maksimal, sedangkan untuk rantai pasok di warung sebenernya tidak diatur tapi karena kita mempertimbangkan masyarakat yang jauh dari pangkalan maka tetap dialokasikan," jelasnya.

Ia menambahkan, total masyarakat kurang mampu yang berhak mendapatkan gas LPG 3 Kg di Lampung Barat sebanyak 33.340 sehingga kebutuhan masyarakat 1.204.460 tabung, sehingga seyogyanya kebutuhan tercukupi.

"Sehingga ini nanti yang akan menjadi konsentrasi kita untuk melakukan monitoring ataupun pengawasan terhadap pangkalan yang ada, mengingat pangkalan ini sangat banyak yang tersebar di 15 Kecamatan," imbuhnya. (*)