• Jumat, 27 Juni 2025

UBL dan SWUT Resmikan Ban Mo College, Jembatani Dunia Akademik dan Industri

Kamis, 26 Juni 2025 - 20.01 WIB
17

UBL bersama SWUT, China, meresmikan pendirian Luban Mozi (Ban Mo) College Indonesia, di UBL setempat, Kamis (26/6/2025). Foto: Sri/Kupastuntas.co

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Universitas Bandar Lampung (UBL) bersama Shandong Vocational and Technical University of International Studies (SWUT), China, meresmikan pendirian Luban Mozi (Ban Mo) College Indonesia, Kamis (26/6/2025). 

Acara berlangsung di Auditorium Kampus Pascasarjana UBL, Jalan Z.A. Pagar Alam No. 89, Labuhan Ratu, Bandar Lampung, dan dihadiri sejumlah tokoh akademisi serta perwakilan industri dan mitra internasional.

Peresmian Ban Mo College merupakan buah dari kerja sama yang telah dirintis beberapa waktu lalu oleh UBL dan SWUT, serta didukung oleh STIKOM Bali dan Universitas Teknologi Bandung (UTB). 

Kolaborasi ini bertujuan menjawab tantangan global dalam dunia pendidikan tinggi dan ketenagakerjaan, dengan menjembatani antara dunia akademik dan industri secara langsung.

Rektor UBL, Prof. Yusuf S. Barusman menyampaikan bahwa peresmian Ban Mo College menjadi tonggak penting dalam sejarah perkembangan UBL sebagai institusi pendidikan tinggi yang adaptif terhadap perubahan global.

“Hari ini kita menandai momentum penting, tidak hanya bagi UBL, tetapi juga sebagai langkah kolaboratif antar institusi lintas negara. Ban Mo College hadir sebagai platform transformasi pendidikan dan pelatihan, yang akan menampung semua proyek kerja sama strategis antara UBL, SWUT, dan mitra lainnya,” ungkap Prof. Yusuf.

Ia menjelaskan bahwa pendirian Ban Mo College didasari pada kebutuhan akan peningkatan kompetensi lulusan perguruan tinggi agar lebih siap menghadapi persaingan dunia kerja, baik di level nasional maupun internasional. 

Ke depan, Ban Mo College akan difokuskan sebagai pusat pelatihan, pendampingan, dan pengembangan keterampilan yang berbasis pada kebutuhan riil industri.

“Kami ingin membentuk ekosistem yang kuat, di mana mahasiswa tidak hanya dibekali ilmu pengetahuan, tetapi juga keterampilan aplikatif, pemahaman lintas budaya, serta pengalaman praktik kerja yang sesuai dengan dinamika pasar,” imbuhnya.

Sementara itu, Rektor SWUT China, Du Lin, menyampaikan apresiasi dan semangat tinggi atas kerja sama ini. Menurutnya, pendirian Ban Mo College merupakan tindak lanjut dari MoU yang telah ditandatangani sebelumnya di Tiongkok. 

Ia menekankan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari program besar pemerintah Tiongkok untuk mendukung transformasi pendidikan dan mobilitas tenaga kerja melalui jalur kemitraan internasional.

“Inisiatif ini tidak hanya menyambungkan universitas dan industri, tetapi juga menyatukan potensi talenta lokal di Indonesia dengan kebutuhan pasar global, khususnya Tiongkok,” ujar Du Lin.

Ia menjelaskan bahwa pihaknya akan mendukung penuh pengembangan Ban Mo College melalui berbagai inisiatif, seperti penyediaan ahli bidang teknologi, logistik, kecerdasan buatan (AI), dan manajemen industri maritim, yang selama ini telah menjadi keunggulan SWUT. 

Kolaborasi ini juga akan membuka ruang pendampingan pada perusahaan-perusahaan Tiongkok yang beroperasi di Indonesia, termasuk di sektor logistik dan manufaktur.

“Mahasiswa UBL nantinya tidak hanya belajar teori, tapi juga bisa terlibat langsung dalam proyek-proyek industri internasional yang kami fasilitasi. Ini akan memperkuat keterampilan praktis mereka,” tambahnya.

Salah satu keunikan dari Ban Mo College adalah pendekatannya yang fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan pasar. Program pendampingan dan pelatihan akan disesuaikan dengan karakter industri dan talenta yang dibutuhkan. Tidak hanya untuk fresh graduate, tetapi juga bagi tenaga kerja berpengalaman yang ingin meningkatkan kompetensi.

“Lama pendampingan bisa berbeda-beda. Semuanya tergantung pada kebutuhan mitra industri dan kesiapan talenta yang dilibatkan. Intinya, kita ingin memberikan nilai tambah nyata pada mahasiswa dan industri,” jelas Du Lin. 

Lebih dari itu, Ban Mo College tidak hanya akan bergerak di level universitas. Ke depannya, program ini juga dirancang agar bisa menyentuh komunitas lokal, termasuk desa-desa produktif yang ingin berkembang dalam sektor-sektor tertentu. 

Hal ini menjadi peluang besar dalam membentuk koneksi antara pendidikan tinggi dan pembangunan masyarakat berbasis keterampilan.

Dengan menghadirkan pendekatan berbasis kolaborasi lintas negara, UBL dan mitra-mitranya berharap dapat mencetak lulusan yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga mampu menciptakan solusi atas permasalahan sosial dan ekonomi yang kompleks.

“Kita ingin menjembatani kesenjangan antara lulusan perguruan tinggi dan dunia kerja secara nyata. Di era kompetisi global seperti saat ini, pendidikan tidak boleh berhenti di ruang kelas, tetapi harus menyentuh realitas pasar dan masyarakat,” tegas Prof. Yusuf.

Ban Mo College juga membuka ruang untuk inovasi riset terapan, program magang internasional, pertukaran pelajar, dan pengembangan kurikulum bersama antara universitas-universitas mitra, yang disesuaikan dengan kebutuhan industri dan arah pembangunan nasional.

“Kami percaya bahwa langkah ini akan menciptakan dampak besar, tidak hanya bagi institusi, tetapi juga bagi masyarakat yang akan merasakan langsung manfaat dari peningkatan kualitas sumber daya manusia,” pungkas Prof. Yusuf. (*)