Festival Krakatau 2025 Tanpa Gunung Krakatau, Identitas yang Terkikis?, Oleh: Adi Susanto
Ketua DPD Astindo Lampung, Adi Susanto. Foto: Ist
Kupastuntas.co, Bandar Lampung – Festival Krakatau 2025 menuai sorotan publik. Ironisnya, festival yang seharusnya menjadi ajang memperkenalkan kekayaan alam dan budaya Lampung justru tidak menghadirkan elemen utama yang menjadi ruh acara tersebut: kunjungan ke Gunung Krakatau.
Festival yang selama ini menjadi ikon pariwisata Lampung itu seolah kehilangan jati dirinya. Tidak adanya agenda tur ke Gunung Krakatau membuat pelaksanaan tahun ini terasa hambar dan jauh dari semangat eksplorasi yang selama ini melekat pada nama besar "Krakatau".
Bagaimana mungkin sebuah festival yang membawa nama Krakatau, tapi tidak menghadirkan pengalaman langsung ke Krakatau? Ini seperti konser tanpa musik, atau pameran kuliner tanpa rasa.
Tak hanya itu, pelaksanaan acara yang lebih terpusat di Lapangan Pemerintah Provinsi Lampung juga menuai kritik. Lokasi yang terkesan eksklusif dan jauh dari interaksi langsung dengan masyarakat dinilai menghilangkan esensi keterlibatan publik serta menjauhkan festival dari nilai-nilai budaya dan alam Lampung.
Padahal, kawasan Geopark Krakatau memiliki daya tarik kelas dunia yang seharusnya menjadi jantung utama dari kegiatan ini. Alih-alih memaksimalkan potensi tersebut, penyelenggara justru lebih fokus pada kegiatan seremonial dan lomba yang tidak memiliki relevansi kuat dengan tema besar Krakatau.
Jika alasannya soal keamanan atau logistik, seharusnya itu menjadi tantangan yang dijawab dengan inovasi. Dunia pariwisata tumbuh dari keberanian dan kreativitas, bukan dari penghindaran.
Tanpa kehadiran tur ke Gunung Krakatau, festival ini kehilangan "denyut nadi"-nya. Nama besar Krakatau hanya menjadi label kosong yang jauh dari semangat edukatif, petualangan, dan kebanggaan terhadap warisan alam Lampung.
Festival Krakatau, seharusnya menjadi ruang untuk mengedukasi wisatawan, mengeksplorasi kekayaan alam, dan merayakan identitas budaya Lampung. Bukan sekadar panggung selfie dan kegiatan simbolis.
Jangan sampai kita hanya menjadi tuan rumah dari festival yang lupa dengan rumahnya sendiri. (*)
Berita Lainnya
-
UIN RIL Berduka, Prof Sulthan Syahril Guru Besar Ilmu Studi Islam Wafat
Jumat, 21 November 2025 -
Tarif Tol Bakauheni–Terbanggi Besar Naik 36 Persen Mulai 27 November 2025, Wayan Mandia: Meningkatkan Pelayanan dan Infrastruktur
Jumat, 21 November 2025 -
Pemprov Lampung Gelar FGD Penyusunan Studi Kelayakan Kawasan Industri
Jumat, 21 November 2025 -
Dihadiri 45 Negara, Ijtima Ulama Dunia Jadi Magnet Baru Lampung
Jumat, 21 November 2025









