• Selasa, 08 Juli 2025

Dari Lampung untuk Indonesia: Inisiatif Lampung Sehat Angkat Isu Lingkungan dan Ekonomi Lokal di Konferensi Nasional CLP Batch 10

Selasa, 24 Juni 2025 - 15.28 WIB
34

Gelaran Konferensi Nasional CLP Batch 10 yang diselenggarakan oleh Bakrie Center Foundation (BCF) 2025. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Dalam gelaran Konferensi Nasional CLP Batch 10 yang diselenggarakan oleh Bakrie Center Foundation (BCF) 2025 mengangkat tema 'Pelibatan Aktif Pemuda dalam Percepatan Pencapaian SDGs Indonesia'.

Salah satu sorotan datang dari tim perwakilan Provinsi Lampung, yaitu Inisiatif Lampung Sehat (ILS).

Lembaga yang berfokus pada isu kesehatan masyarakat ini membawa pendekatan unik berbasis komunitas yang menggabungkan edukasi kesehatan dan pemberdayaan ekonomi, khususnya di wilayah urban padat penduduk seperti Kelurahan Gunung Sulah, Kota Bandar Lampung.

BCF sebagai lembaga filantropi yang berkomitmen pada pengembangan kepemimpinan dan kapasitas pemuda, sejak awal menghadirkan CLP sebagai wadah nyata untuk mendorong pemuda berkolaborasi langsung dengan lembaga mitra di berbagai daerah.

Konferensi Nasional CLP Batch 10 ini menjadi titik temu strategis antara para SDGs Hero, sebutan bagi peserta CLP dengan pemerintah, akademisi universitas, organisasi masyarakat sipil, dan sektor swasta, untuk mempresentasikan gagasan dan prototipe program yang mereka rancang selama masa penempatan.

ILS menghadirkan pengalaman nyata dari lapangan tentang bagaimana tantangan penyakit menular seperti Tuberkulosis (TBC) tidak hanya berdampak pada aspek kesehatan, tetapi juga membawa konsekuensi besar terhadap stabilitas ekonomi rumah tangga.

Dalam Konferensi Nasional CLP Batch 10 ini, tim ILS mempresentasikan rancangan program yang mereka susun selama mengikuti kegiatan magang berupa prototipe program pemberdayaan ekonomi berbasis isu lingkungan bernama Recycle Sakai Sambayan (Resaku).

Resaku bertujuan untuk mengurangi volume sampah rumah tangga yang dibuang sembarangan dengan cara mengubahnya menjadi bahan baku produk kreatif dan bernilai jual dengan sasaran utama adalah kader TBC.

Prototipe ini disusun sebagai upaya dalam menjawab isu lingkungan dan ekonomi di Gunung Sulah dengan melibatkan ekosistem TBC.

“Kader harus dilibatkan lebih intensif dan strategis dalam program ini karena mereka adalah penggerak utama di lapangan yang memahami kondisi dan kebutuhan masyarakat di wilayah kerja mereka. Dengan melibatkan kader secara aktif, program dapat lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuannya, serta memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lapangan. Kader dapat membantu mengoptimalkan pelaksanaan program, memantau kemajuan, dan memberikan umpan balik yang berharga untuk perbaikan program kedepan.” ujar Dwi Setyorini.

Program yang dibawa oleh ILS di Konferensi Nasional CLP Batch 10 ini menunjukkan  bagaimana intervensi yang tepat bisa menjembatani masalah lingkungan dengan peluang usaha.

Melalui pelatihan keterampilan, pendampingan usaha kecil, penguatan pemasaran digital, serta koneksi ke jaringan distribusi hingga mendapatkan dukungan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Lampung.

Selain mengangkat praktik baik dari Lampung, kehadiran ILS juga mencerminkan semangat kolaboratif lintas sektor yang menjadi tujuan utama dari pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).

Dengan menjadikan komunitas sebagai pusat perubahan dan pemuda (dalam hal ini SDGs Heroes) sebagai penggerak, program yang dirancang oleh ILS menunjukkan bahwa transformasi pembangunan dapat dimulai dari langkah-langkah kecil di tingkat kelurahan.

“ILS melibatkan anak muda, terutama mahasiswa, sebagai panitia, pelaksana lapangan, hingga pemimpin program dalam berbagai kegiatan lingkungan dan kesehatan. Melalui wadah 'ILS Milenial', mereka diberdayakan dalam program seperti Desa Hijau Masyarakat Sehat, Rumah Ibadah Hijau, dan Bibit-Bibit Kebaikan. Anak muda juga memanfaatkan media sosial untuk kampanye kreatif, terlibat dalam inovasi sosial seperti bazar pakaian layak pakai, serta didorong untuk mengambil keputusan strategis. Pendekatan ini membuat ILS dinilai layak menerima Penghargaan Komunitas Peduli Lingkungan dari DLH Lampung karena kontribusi nyatanya dalam mencapai SDGs dan memberdayakan generasi muda,” ujar Dwi Setyorini perwakilan ILS.

Prototipe program yang dirancang ILS juga berhasil meraih penghargaan sebagai The Best Prototype dalam ajang awards Konferensi Nasional CLP Batch 10.

Acara Konferensi Nasional CLP Batch 10 ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah III Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri, Direktur Hilirisasi dan Kemitraan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Manager Monitoring & Evaluasi Sekretariat Nasional SDGs Bappenas, Presiden Direktur PT. Persada Capital Investment, Direktur Utama PT. Pupuk Indonesia, dan juga CEO Bakrie Center Foundation.

Konferensi Nasional  CLP Batch 10 sendiri menjadi ajang strategis bagi para peserta CLP dari berbagai provinsi untuk mempresentasikan hasil program mereka.

Bagi ILS, acara ini bukan hanya panggung untuk menunjukkan hasil kerja, tetapi juga momentum untuk memperluas kemitraan, mengangkat urgensi kesehatan publik di ruang-ruang pembangunan, dan menginspirasi gerakan serupa di daerah lain.

Partisipasi ILS dalam Konferensi Nasional CLP Batch 10 menunjukkan bahwa pendekatan yang holistik dan berbasis empati dapat menjadi strategi kunci dalam mempercepat pencapaian SDGs, terutama dalam konteks Indonesia yang kaya akan keragaman tantangan lokal.

Di tengah kompleksitas isu pembangunan, suara-suara dari daerah seperti Lampung membawa perspektif segar dan solusi nyata yang tumbuh dari kebutuhan masyarakat itu sendiri.

Konferensi ini pun menjadi ruang penting untuk membangun jembatan antara pemuda pelaksana di lapangan dengan pengambil kebijakan di pusat.

ILS berharap, hasil dari pertemuan ini tidak hanya berhenti pada diskusi, tetapi dapat menjadi titik awal dari kolaborasi lebih luas untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat, adil, dan berdaya. (*)