• Senin, 23 Juni 2025

Harga Kopi Robusta di Lampung Barat Anjlok Hingga Rp48 Ribu

Senin, 23 Juni 2025 - 16.11 WIB
394

Kopi robusta di Lampung Barat. Foto: Echa/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Harga kopi robusta di Kabupaten Lampung Barat mengalami penurunan drastis dalam beberapa hari terakhir. Dari yang sebelumnya berada di kisaran Rp59.000 hingga Rp60.000 per kilogram, kini harga di tingkat petani hanya mencapai Rp48.000 hingga Rp50.000 per kilogram.

Kondisi ini memicu keluhan dari para petani, khususnya di Kecamatan Batu Brak dan beberapa kecamatan sentra kopi lainnya. Penurunan harga ini terjadi bertepatan dengan masa panen raya, sehingga membuat petani merasa terbebani.

“Sebelum-sebelumnya masih di harga Rp59 sampai Rp60 ribu per kilo, tapi sekarang turun sampai Rp48 ribu. Turunnya cepat sekali. Padahal kami baru mulai panen,” ujar Andri, petani kopi asal Kecamatan Batu Brak, Senin (23/6/2025).

Ia mengaku terkejut dengan anjloknya harga yang begitu mendadak dan mengkhawatirkan. Apalagi, kata dia, biaya pupuk, tenaga kerja, dan perawatan kebun kopi dalam beberapa bulan terakhir justru meningkat.

“Kami petani menjadi khawatir, apalagi saat ini masih musim panen raya, kami tidak tau secara pasti apa penyebab turunnya harga kopi beberapa waktu terakhir ini, tetapi kami berharap harga bisa kembali normal," ujarnya.

Senada dengan itu, Agus, petani kopi lain mengungkapkan kekhawatirannya. Ia menyebut penurunan harga kali ini lebih terasa karena waktunya bertepatan dengan meningkatnya kebutuhan rumah tangga dan biaya pendidikan anak-anak menjelang tahun ajaran baru.

“Turunnya harga ini bener-bener bikin susah, padahal beberapa minggu yang lalu harga kopi masih dikisaran Rp59 ribu dan masih bisa napas, sekarang anjlok sampai Rp48 ribu. Padahal kopi satu-satunya harapan kami,” ujarnya.

Para petani berharap adanya perhatian dan langkah konkret dari pemerintah daerah maupun pusat untuk menstabilkan harga kopi dan melindungi keberlangsungan hidup petani, sehingga harga kopi bisa kembali naik.

Lampung Barat merupakan salah satu wilayah penghasil kopi robusta terbesar di Provinsi Lampung, dengan ribuan hektare lahan perkebunan yang menjadi sumber mata pencaharian utama warga di Bumi Sekala Bekhak.

Namun, fluktuasi harga yang tajam dari tahun ke tahun masih menjadi permasalahan klasik. Ketergantungan terhadap pasar ekspor, kondisi iklim global, serta dominasi tengkulak dalam rantai distribusi menjadi faktor utama yang memengaruhi ketidakstabilan harga di tingkat petani.

Hal yang sama juga disampaikan salah satu bos kopi di Kecamatan Batu Brak, Nanda, ia mengatakan sejak beberapa hari terakhir harga kopi robusta dengan kualitas bagus tembus diharga Rp50 ribu per kilogram.

"Iya semenjak hari Sabtu kemarin harga kopi mulai turun, terakhir harganya menyentuh di Rp50 ribu per kilogram, ya kita sebagai pengepul mengikuti harga pasar saja menyesuaikan dengan pasar yang ada," singkatnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Lampung Barat melalui Kepala Bidang Perkebunan Sumarlin mengatakan, penurunan harga kopi karena mengikuti harga terminal eskpornya.

"Harga kopi mengikuti harga terminal ekspornya, memang mengalami penyesuaian harga terhadap harga ekspor, saat ini harga kopi bergerak dikisaran Rp55 ribu per kilogram," kata dia saat dikonfirmasi via sambungan WhatsAppp.

Ia menambahkan, kemungkinan harga kopi akan kembali bergerak naik dalam beberapa hari kedepan melihat kondisi pasar yang terjadi saat ini. "Kemungkinan bisa bergerak lagi di harga Rp60 ribu per kilogram," pungkasnya. (*)