22 Koperasi Merah Putih Siap Beroperasi di Metro, Pengamat Ingatkan Jangan Seremonial Belaka

Pejabat Fungsional Pengawas Koperasi, Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian (Diskoperin) Kota Metro Lina Marlina saat dikonfirmasi awak media. Foto: Arby/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co,
Metro - Sebanyak 22 Koperasi Merah Putih (KMP) telah resmi terbentuk dan siap
beroperasi di seluruh kelurahan di Kota Metro. Dirancang sebagai pengungkit
ekonomi masyarakat akar rumput, koperasi-koperasi ini bukan sekadar simbolisasi
semangat gotong royong, tetapi diharapkan menjadi mesin penggerak ekonomi
rakyat yang langsung bersentuhan dengan kebutuhan harian warga.
Kepastian
ini disampaikan oleh Plt. Kepala Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian Kota
Metro, Budiyono melalui Fungsional Pengawas Koperasi, Lina Marlina menyampaikan
bahwa peluncuran resmi koperasi tersebut dijadwalkan berlangsung saat Hari
Koperasi Nasional yang jatuh 12 Juli 2025 mendatang.
“Koperasi
Merah Putih sudah terbentuk di 22 kelurahan se-Kota Metro. Alhamdulillah, per
11 Juni 2025, semua badan hukum akta notaris telah rampung,” kata dia saat
dikonfirmasi awak media, Jum'at (20/6/2025).
Program
Koperasi Merah Putih merupakan bagian dari agenda besar nasional yang
diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto dalam kerangka revitalisasi ekonomi
lokal berbasis kelurahan.
Di
Metro, semangat tersebut diterjemahkan menjadi unit koperasi kelurahan dengan
orientasi kuat pada kebutuhan praktis warga seperti gerai sembako, distribusi
LPG, pupuk, beras, serta layanan keuangan mikro seperti BRI Link.
“Koperasi
ini dibentuk bukan untuk formalitas, melainkan benar-benar diarahkan untuk
menjawab kebutuhan ekonomi masyarakat di tingkat lokal. Usaha-usaha yang
diprioritaskan disesuaikan dengan karakter dan potensi masing-masing wilayah,”
ujar Lina.
Setiap
KMP Metro dikelola oleh 8 orang anggota tetap dengan Lurah setempat berperan
sebagai pengawas. Anggota koperasi berasal dari warga kelurahan itu sendiri dan
ditentukan melalui musyawarah warga, bukan penunjukan atas.
“Model
kepemilikan dan pengelolaan koperasi ini dirancang agar inklusif dan berbasis
partisipasi. Modal awal berasal dari simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.
Tidak ada investor besar, tidak ada kepentingan luar,” jelasnya.
Struktur
ini secara filosofis mengembalikan roh koperasi sebagai entitas demokratis yang
tumbuh dari partisipasi langsung masyarakat. Hal ini menjadi penting di tengah
maraknya koperasi abal-abal atau koperasi yang disulap menjadi kedok bisnis
rente oleh segelintir elit di berbagai daerah.
Kendati
semangatnya membara, tantangan besar membayangi implementasi koperasi-koperasi
ini. Sejumlah pengamat menyuarakan kekhawatiran tentang kapasitas manajerial,
ketahanan modal, dan mekanisme pengawasan koperasi di tingkat kelurahan.
Pengamat
ekonomi mikro, Bidang Ekonomi pada Organisasi Masyarakat (Ormas) Gerakan Bhakti
Cendana, Dedi Ragam mengingatkan bahwa koperasi yang berangkat dari modal kecil
sangat rentan gagal jika tidak disertai pembinaan dan digitalisasi sistem
keuangan yang memadai.
“Jangan
sampai semangat warga hanya dikapitalisasi untuk peluncuran seremonial.
Dibutuhkan sistem akuntansi koperasi yang transparan, sistem pembukuan digital,
pelatihan intensif, dan monitoring berkala agar koperasi ini tidak menjadi
beban baru,” ucapnya.
Keberhasilan
22 KMP di Metro bukan hanya soal legalitas notaris dan peluncuran pada Hari
Koperasi. Ia akan diukur dari konsistensi aktivitas ekonomi yang dijalankan,
kemampuan menciptakan nilai tambah bagi warga, dan ketangguhan menghadapi
fluktuasi pasar serta dinamika internal.
"Dinas
koperasi Kota Metro sudah mengklaim telah menyiapkan skema pendampingan dan
pelatihan berkelanjutan bagi seluruh pengurus koperasi. Termasuk di dalamnya
pelatihan manajemen keuangan sederhana, strategi pengadaan barang, dan tata
kelola koperasi berbasis digital," bebernya.
"Maka
jangan sampai membiarkan koperasi ini berjalan sendiri. Lakukan monitoring
triwulan, pelatihan rutin, dan kerja sama dengan dinas perdagangan serta BUMD
agar ekosistem bisnis koperasi hidup dan berkembang,” tandasnya.
Peluncuran
resmi KMP Metro bertepatan dengan Hari Koperasi Nasional ke-77 pada 12 Juli
2025 mendatang. Namun, bagi para penggerak koperasi, momentum ini tidak hanya
layak dirayakan, tetapi juga harus dijadikan titik evaluasi menyeluruh terhadap
bagaimana koperasi benar-benar bekerja untuk rakyat.
Koperasi
Merah Putih di Metro adalah eksperimen penting dalam membumikan semangat
ekonomi gotong royong. Ia bukan hanya instrumen ekonomi, melainkan wahana
partisipasi sosial. Apabila berhasil, Metro bisa menjadi model praktik koperasi
kelurahan nasional yang inklusif, tangguh, dan relevan.
Tetapi
jika gagal dikelola dengan akuntabilitas tinggi, ia akan mengulang siklus
kegagalan koperasi semu yang pernah menghantui negeri ini. (*)
Berita Lainnya
-
Analis Soroti Ancaman Carut Marut SPMB SMA di Metro
Jumat, 20 Juni 2025 -
Waspada, Penipuan Mengatasnamakan Wakil Wali Kota Metro
Kamis, 19 Juni 2025 -
Kasus Dugaan Korupsi BOP Kota Metro Berlanjut, Polisi Periksa Tiga Saksi dari Dinas Pendidikan
Kamis, 19 Juni 2025 -
Jalan Imam Bonjol Makin Semrawut, Pemkot Metro Bakal Relokasi Pedagang
Kamis, 19 Juni 2025