• Minggu, 15 Juni 2025

Warga Batu Brak Lambar Keluhkan Sulit Dapat Gas LPG 3 Kg, Harap Pemerintah Tambah Pasokan

Sabtu, 14 Juni 2025 - 12.56 WIB
122

Penampakan tabung gas kosong di salah satu pangkalan LPG 3 kg di Kecamatan Batu Brak. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Kelangkaan gas LPG bersubsidi ukuran 3 kilogram (Kg) kembali dikeluhkan masyarakat. Kali ini, keluhan datang dari warga Kecamatan Batu Brak, Kabupaten Lampung Barat. Warga menyebut pasokan gas yang terbatas membuat mereka kesulitan mendapatkan tabung gas untuk kebutuhan memasak sehari-hari.

Siti, seorang ibu rumah tangga asal Pekon Canggu, mengaku sudah berulang kali harus antre sejak pagi buta di pangkalan gas hanya untuk bisa membawa pulang satu tabung LPG 3 kg. Namun, tak jarang ia harus pulang dengan tangan kosong karena kehabisan stok.

"Saya biasanya datang jam enam pagi, kadang bahkan lebih pagi lagi. Tapi tetap saja sering tidak dapat. Gas datangnya sedikit, yang antre banyak. Sudah capek-capek nunggu, akhirnya disuruh pulang karena habis. Kalau begini terus, susah sekali kami masak di rumah,” ujar Siti, Sabtu (14/6/2025).

Menurutnya, situasi tersebut sudah berlangsung selama beberapa minggu terakhir, dan semakin parah menjelang akhir pekan ketika kebutuhan rumah tangga meningkat.

Ia berharap pemerintah segera turun tangan dan menambah pasokan gas subsidi agar masyarakat kecil tidak terus-terusan dirugikan.

Keluhan serupa disampaikan oleh warga lain. Ia mengatakan antrean panjang di pangkalan sudah menjadi pemandangan rutin setiap kali gas didistribusikan. Bahkan, tak jarang terjadi adu mulut antarwarga karena berebut tabung gas.

"Begitu gas datang, orang-orang langsung menyerbu. Yang datang belakangan pasti nggak kebagian. Sudah antre lama, malah pulang nggak bawa apa-apa. Kami sangat berharap pemerintah dan Pertamina bisa menambah pasokan supaya kami tidak terus kesusahan seperti ini,” keluhnya.

Tak hanya masyarakat, para agen resmi penyalur LPG 3 kg juga mengakui bahwa pasokan yang diterima memang terbatas. Ma’as, salah satu agen LPG di Pekon Kerang, Kecamatan Batu Brak, menjelaskan bahwa pihaknya hanya menerima distribusi dua kali dalam seminggu, yakni Rabu dan Sabtu.

"Kalau hari Rabu kami terima 120 tabung, sedangkan Sabtu cuma 50 tabung. Padahal kebutuhan warga banyak. Harusnya hari Sabtu juga ditambah, minimal 50 tabung lagi. Dengan kondisi sekarang, jelas tidak cukup,” ujar Ma’as.

Ia menjelaskan, pada saat pengiriman tiba, warga langsung menyerbu pangkalan dan dalam hitungan jam seluruh tabung sudah habis. Situasi ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi para agen, karena harus berhadapan dengan warga yang kecewa akibat tidak kebagian gas.

"Kadang kami juga serba salah. Warga marah-marah karena nggak kebagian, tapi kami hanya menyalurkan sesuai jumlah yang dikirim. Kami sudah beberapa kali mengajukan penambahan kuota, tapi sampai sekarang belum ada perubahan,” imbuhnya.

Harga gas LPG 3 kilogram di tingkat pangkalan saat ini masih berkisar antara Rp20.000 hingga Rp22.000 per tabung. Namun di tangan pengecer, harganya bisa melambung lebih tinggi, bahkan mencapai Rp25.000 hingga Rp28.000 per tabung, tergantung lokasi dan ketersediaan.

Agen LPG lainnya di wilayah tersebut pun mengungkapkan hal serupa. Ia mengatakan bahwa ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan membuat warga resah, apalagi sebagian besar masyarakat di daerah itu sangat bergantung pada LPG 3 kg sebagai bahan bakar utama untuk memasak.

"Setiap pengiriman, kami selalu kewalahan. Warga saling berebut. Bahkan ada yang sampai tiga kali datang baru dapat. Harus ada solusi jangka panjang. Jangan sampai terus begini,” katanya.

Dengan kondisi ini, masyarakat berharap pemerintah daerah dan pihak Pertamina segera turun tangan, melakukan evaluasi, dan menambah alokasi pasokan LPG 3 kg untuk wilayah mereka. Selain untuk menjamin ketersediaan energi rumah tangga, langkah ini juga penting agar subsidi benar-benar tepat sasaran dan tidak merugikan masyarakat kecil. (*)