Wamenristek Prof. Fauzan: Kampus Harus Jadi Mata Air Bagi Masyarakat

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Prof. Dr. Fauzan, saat Silaturahmi Bersama Pimpinan Perguruan Tinggi se-Indonesia yang digelar di Universitas Bandar Lampung (UBL), Kamis (12/6/2025). Foto: Sri/kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamenristek), Prof. Dr. Fauzan menegaskan bahwa perguruan tinggi di Indonesia harus keluar dari sekat eksklusivitas dan menjadi institusi yang hadir dan berdampak nyata di tengah masyarakat.
Hal itu disampaikannya saat menghadiri kegiatan Silaturahmi Bersama Pimpinan Perguruan Tinggi se-Indonesia yang digelar di Universitas Bandar Lampung (UBL), Kamis (12/6/2025).
Dalam forum yang bertema 'Dari Kampus untuk Negeri: Sinergi Inovasi, Talenta, dan Budaya Ilmiah untuk Indonesia Emas', Prof. Fauzan menyampaikan bahwa jumlah perguruan tinggi di Indonesia saat ini telah mencapai lebih dari 400, namun kemajuan bangsa belum sejalan dengan keberadaan lembaga-lembaga tersebut.
"Kita punya ratusan perguruan tinggi, tapi mengapa Indonesia belum benar-benar maju? Karena kampus-kampus ini kurang bermasyarakat. Mereka belum sepenuhnya hadir untuk menjawab masalah yang nyata di tengah rakyat,” ujarnya tegas.
Prof. Fauzan mendorong paradigma baru dalam pendidikan tinggi. Menurutnya, kampus tidak boleh hanya fokus pada pencapaian akademik atau penelitian untuk jurnal ilmiah semata, melainkan harus mengembangkan inovasi yang bisa diterapkan secara langsung oleh masyarakat dan pelaku industri.
"Kampus harus jadi mata air, tempat masyarakat meneguk ilmu dan manfaat. Tugas kita adalah menjadikan kampus relevan, responsif, dan berpihak pada kebutuhan riil di masyarakat,” katanya.
Ia mencontohkan Universitas Bandar Lampung (UBL) sebagai institusi yang mulai menapaki arah tersebut, dengan berbagai inovasi yang disebutnya “membanggakan” karena berhasil mengangkat hasil riset menjadi solusi nyata bagi lingkungan sekitar.
Prof. Fauzan juga menyoroti fenomena pengangguran lulusan SMA yang masih tinggi. Ia menyatakan bahwa ini adalah tantangan yang harus dijawab oleh dunia pendidikan tinggi, bukan hanya oleh pemerintah daerah.
"Kampus harus mengambil peran aktif. Bukan hanya mencetak sarjana, tetapi juga memfasilitasi anak-anak muda yang ingin langsung kerja. Kita butuh lembaga pelatihan, pusat vokasi, inkubator usaha semua bisa digerakkan oleh kampus,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala LLDIKTI Wilayah II Prof. Iskhaq Iskandar menambahkan bahwa lebih dari 8.000 dosen di wilayahnya perlu terus dibina untuk dapat meningkatkan kapasitas riset, pengajaran, dan pengabdian kepada masyarakat.
"Kita dorong kolaborasi lintas kampus dan mendorong perguruan tinggi agar tidak jalan sendiri-sendiri. Kolaborasi dengan pemerintah daerah dan dunia usaha menjadi kunci,” ujarnya.
Ia menilai momentum kegiatan ini sangat strategis untuk menyatukan visi dan misi perguruan tinggi dalam menciptakan dampak jangka panjang terhadap pembangunan nasional.
Rektor UBL, Prof. Dr. Ir. Muhammad Yusuf Sulfarano Barusman, menyampaikan bahwa kampus harus mampu menjembatani lulusannya dengan dunia kerja global, termasuk mempersiapkan mereka untuk menghadapi kultur dan standar kerja perusahaan multinasional.
"Kita tidak bisa hanya melepas lulusan ke pasar kerja tanpa kesiapan. Begitu mereka lulus, mereka harus langsung connect ke industri. Tapi kenyataannya, masih banyak yang perlu upgrading lagi. Karena itu, kami mencoba menjembatani kebutuhan industri dengan kemampuan mahasiswa,” ungkap Prof. Yusuf.
Ia mencontohkan, saat ini banyak perusahaan dari Tiongkok (China) yang berinvestasi di Indonesia dengan pola dan budaya kerja yang berbeda. Untuk itu, UBL telah mulai mengembangkan program khusus yang menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan industri asing, khususnya dari China, agar mahasiswa tidak hanya menguasai teknis, tetapi juga paham etos kerja dan nilai-nilai budaya yang berlaku di perusahaan-perusahaan tersebut.
"UBL ditunjuk sebagai perwakilan dalam program khusus ini di tingkat nasional. Kami terbuka untuk kolaborasi dengan perguruan tinggi lain agar program ini bisa diimplementasikan lebih luas. Tujuannya satu: agar anak-anak kita benar-benar siap bersaing di ranah global,” jelasnya.
Dukungan terhadap peran aktif perguruan tinggi juga datang dari Wakil Gubernur Lampung dr. Jihan Nurlela. Menurutnya, pemerintah daerah berkomitmen memperkuat kolaborasi dengan kampus-kampus dalam membangun kualitas sumber daya manusia (SDM) di Bumi Ruwa Jurai.
"Lampung punya bonus demografi dan pertumbuhan ekonomi tertinggi se-Sumatera. Ini momentum yang harus kita manfaatkan. Kami mendorong riset di kampus untuk pembangunan, serta menyiapkan kurikulum berbasis teknologi seperti coding dan AI bersama perguruan tinggi,” ungkapnya.
Ia menambahkan, saat ini banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan untuk mewujudkan Lampung Maju Menuju Indonesia Emas 2045. Maka itu, sinergi antara pemerintah dan kampus menjadi keharusan, bukan pilihan. (*)
Berita Lainnya
-
Otak Pelaku Pembegal Bocah Hingga Terseret Motor 15 Meter Ditangkap di Tulang Bawang
Jumat, 13 Juni 2025 -
Dorong Modernisasi Pertanian, Kementan Serahkan Combine Harvester ke Petani Bandar Lampung
Jumat, 13 Juni 2025 -
Pemprov Segel Tiga Tambang Batu Tak Berizin di Kemiling Bandar Lampung
Jumat, 13 Juni 2025 -
Kloter Pertama Jemaah Haji Lampung Tiba, Satu Dirujuk ke RSUD Abdul Moeloek
Jumat, 13 Juni 2025