• Selasa, 10 Juni 2025

Waspada! 9 Pohon Tumbang Terjadi di Kota Metro Dalam Sebulan

Selasa, 10 Juni 2025 - 10.01 WIB
62

Plt Kepala BPBD Kota Metro, Renan Joko Sajarwo, saat ditemui di kantornya. Foto: Arby/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Metro mencatat sedikitnya 12 peristiwa kebencanaan terjadi sepanjang bulan Mei 2025.

Dari keseluruhan kejadian tersebut, fenomena pohon tumbang mendominasi dengan total sembilan kasus yang tersebar di berbagai titik wilayah Metro.

Plt Kepala BPBD Kota Metro, Renan Joko Sajarwo, membeberkan rincian kejadian yang sebagian besar dipicu oleh cuaca ekstrem berupa hujan deras dan angin kencang.

Ia menyebut bahwa pola cuaca yang tidak menentu sepanjang Mei menjadi faktor utama meningkatnya kerentanan lingkungan di Kota Metro, terutama pada pepohonan tua yang tidak lagi kokoh menopang beban angin.

"Penanganan pohon tumbang selama bulan Mei ada sembilan peristiwa. Ini menjadi tren utama kejadian yang kami tangani dalam sebulan terakhir,” ungkap Renan kepada awak media, Selasa (10/6/2025).

Renan juga menjelaskan kronologi kejadian pohon tumbang yang ditangani BPBD Metro selama bulan Mei 2025. Peristiwa pertama terjadi pada 2 Mei 2025, ketika sebuah pohon besar tumbang menimpa tembok rumah warga di Jalan Proklamasi, Kelurahan Mulyosari, Metro Barat. Tim BPBD langsung mengeksekusi pemotongan pohon untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

“Lalu, pada tanggal 5 Mei 2025, dua kejadian pohon tumbang terjadi bersamaan di dua lokasi berbeda, yakni di Jalan Durian, Kelurahan Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, dan Kelurahan Margodadi, Kecamatan Metro Selatan,” jelasnya.

“Selanjutnya, pada 6 Mei 2025, pohon tumbang ditemukan di halaman Stadion Tejosari, Kecamatan Metro Timur, dan mengganggu aktivitas masyarakat di sekitar kawasan olahraga tersebut,” imbuhnya.

Pohon tumbang berikutnya terjadi pada 7 Mei 2025 di jalan utama Jenderal Sudirman, Kelurahan Ganjar Asri, Metro Barat. Akses lalu lintas di sana sempat terhambat akibat pohon besar yang tumbang dan menutup jalur kendaraan.

“Selanjutnya, pada 11 Mei 2025, dua insiden terjadi di Kelurahan Tejosari, Metro Timur, masing-masing di Jalan Raya Stadion dan Jalan Kakao. Kedua kejadian sempat menghambat lalu lintas dan memicu potensi bahaya akibat kabel listrik yang tertimpa,” ucapnya.

“Lalu, pada 13 Mei 2025, dua kasus terakhir tercatat di Jalan Budi Utomo, Kelurahan Rejomulyo, Metro Selatan, dan Jalan Raya Stadion, Kelurahan Tejo Agung, Metro Timur. Pohon tumbang menimpa kabel listrik tepat di depan Pasar Tradisional 24, menimbulkan kekhawatiran akan gangguan aliran listrik,” sambungnya.

Selain kasus pohon tumbang, BPBD juga menangani beberapa kejadian unik yang mencerminkan keragaman tantangan penanggulangan bencana di wilayah perkotaan.

“Kami juga menangani evakuasi ular yang masuk ke rumah warga. Kemudian, kami telah melakukan evakuasi terhadap seekor kambing yang jatuh ke dalam galian sumur yang tidak terpakai. Selain itu, BPBD juga membantu warga yang terdampak peristiwa banjir lokal akibat sistem drainase yang tersumbat di sejumlah titik permukiman di Metro,” paparnya.

“Kami mengimbau agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana yang kerap terjadi secara tiba-tiba. Bahkan kejadian tak terduga seperti hewan liar masuk rumah atau hewan ternak terjebak di lokasi berbahaya pun menjadi bagian dari tugas kami,” tambah Renan.

BPBD Metro mengimbau warga untuk lebih proaktif dalam melaporkan potensi bahaya lingkungan di sekitar tempat tinggal. Pepohonan yang sudah tua, miring, atau tampak keropos agar segera dilaporkan ke pihak kelurahan maupun BPBD untuk dilakukan pemangkasan atau pemantauan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH).

Renan juga menyatakan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas PUTR Kota Metro untuk menyusun peta kerawanan pohon tumbang di wilayah publik seperti jalur protokol, sekolah, rumah ibadah, dan pasar.

“Kami tidak hanya reaktif, tapi juga sedang mengembangkan pendekatan preventif agar kejadian seperti ini bisa diminimalisasi ke depannya. Sebab, bencana yang tampak ringan seperti pohon tumbang bisa berakibat fatal bila tidak ditangani dengan cepat,” bebernya.

“Kota Metro, yang mulai padat dengan permukiman dan aktivitas ekonomi, memerlukan kesiapsiagaan yang lebih matang dari sisi infrastruktur, edukasi masyarakat, serta sinergi lintas dinas,” tandasnya.

Sebulan, 12 kejadian. Ini bukan sekadar angka, tapi peringatan bahwa iklim ekstrem telah menjadi bagian dari keseharian kita. Kota harus bersiap, warga harus waspada. (*)