Dugaan Korupsi Bansos di Lampung Tengah, 1.067 Penerima Mulai Diperiksa

Dirkrimum Polda Lampung, Kombes Pol Dery Agung Wijaya, saat diwawancarai di Mapolda Lampung, Rabu (4/6/2025). Foto: Yudi/kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Penyelidikan terhadap dugaan penyimpangan penyaluran bantuan sosial (Bansos) di wilayah Lampung Tengah terus berlanjut.
Dirkrimum Polda Lampung, Kombes Pol Dery Agung Wijaya menjelaskan, hingga saat ini penyidik Polda Lampung masih melakukan pemeriksaan terhadap para saksi, khususnya penerima langsung bantuan tersebut.
"Kami sudah melakukan pemeriksaan awal dan pemeriksaan terhadap saksi-saksi masih berlangsung selama tiga hari terakhir, termasuk sampai besok,” kata Kombes Dery, saat diwawancarai di Mapolda Lampung, Rabu (4/6/2025).
Menurutnya, penyidik telah melakukan gelar perkara awal, namun sejumlah hal teknis masih perlu dipenuhi. Rencananya, gelar perkara lanjutan akan kembali digelar pada sore hari ini.
"Karena ini menyangkut bantuan sosial yang disalurkan secara massal, maka kami tidak hanya melakukan pemanggilan, tetapi juga mendatangi langsung masyarakat penerima bantuan untuk mendapatkan klarifikasi,” jelasnya.
Berdasarkan data yang dihimpun penyidik, total penerima bantuan sosial yang tercatat sebanyak 1.067 orang. Saat ini, klarifikasi terhadap pihak-pihak tersebut masih terus dilakukan guna memperkuat proses penyelidikan.
Lebih lanjut, karena kasus ini berkaitan dengan dugaan tindak pidana korupsi, penyidik juga telah mengajukan permintaan audit kerugian negara.
Proses pra-gelar perkara dengan pihak-pihak terkait untuk keperluan perhitungan kerugian negara pun telah dilakukan.
Penyidik menegaskan bahwa proses hukum akan terus dikembangkan sesuai dengan temuan di lapangan serta hasil audit yang dilakukan oleh instansi terkait.
Untuk diketahui, sebelumnya kasus ini diusut setelah terjadinya kericuhan hebat di Kampung Gunungagung, Kecamatan Terusan Nunyai, Kabupaten Lampung Tengah, pada Sabtu pagi (17/5/2025), saat rumah Kepala Kampung berinisial SKR dibakar massa.
Insiden ini diduga dipicu oleh konflik berkepanjangan terkait dugaan penyelewengan bantuan sosial (Bansos) beras yang belum kunjung terselesaikan.
Kerusuhan bermula sekitar pukul 09.10 WIB, usai terjadi pertikaian antara dua warga, Sur dan Dw, yang diduga berkaitan dengan polemik distribusi Bantuan Pangan Nasional (Bapan) di kampung tersebut. Dalam duel tersebut, Sur meninggal dunia akibat luka senjata tajam.
Kabar tewasnya Sur menyebar dengan cepat dan memicu kemarahan warga. Massa yang semula hanya berjumlah puluhan orang, dalam waktu singkat membesar hingga mencapai ratusan, bahkan ribuan orang dari kampung tetangga turut berdatangan.
"Warga sudah emosi sejak isu bansos ini muncul. Tahu-tahu ada yang meninggal, langsung makin panas. Semua orang keluar rumah, ada juga yang dari desa sebelah ikut datang,” kata seorang warga yang enggan disebutkan namanya. (*)
Berita Lainnya
-
Menembus Batas: Supron Ridisno, Alumni Mahasiswa Tunanetra Program Doktor PMI Pascasarjana UIN RIL Bicara Inklusi di Forum Internasional GPDRR 2025
Kamis, 05 Juni 2025 -
Polresta Bandar Lampung Siagakan 331 Personel Amankan Malam Takbir Idul Adha
Kamis, 05 Juni 2025 -
Didampingi Mentan Amran, Presiden Prabowo Pimpin Panen Raya Jagung di Kalbar
Kamis, 05 Juni 2025 -
DPD PDI-P Lampung Potong 11 Sapi dan 14 Kambing, Sudin Pastikan Hewan Kurban Aman Dikonsumsi
Kamis, 05 Juni 2025