Jeritan Ibu Mahasiswa Unila Tewas Usai Diksar: Anak Saya Pulang Penuh Luka

Wirna Wani, ibu dari Pratama, saat diwawancarai di depan gedung Mapolda Lampung usai membuat laporan, Selasa (3/6/2025). Foto: Yudi/kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Keluarga almarhum Pratama Wijaya Kesuma mengungkapkan dugaan kekerasan yang dialami Pratama usai mengikuti kegiatan Pendidikan Dasar (Diksar) Mahasiswa Pecinta Alam (MAHAPEL) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung (Unila).
Wirna Wani, ibu dari Pratama menjelaskan, saat mengikuti Diksar, Pratama meminta dijemput karena merasa lapar dan meminta tolong untuk dibelikan mie ayam.
Namun setibanya di rumah, Pratama belum sempat makan dan tiba-tiba pingsan. Saat itu, Wirna menemukan banyak luka pada tubuh anaknya.
"Pulang ke rumah, belum sempat makan, dia duduk terus pingsan. Saya lap badannya, anak saya penuh luka-luka,” ungkap Wirna, saat diwawancarai di depan gedung Mapolda Lampung usai membuat laporan, Selasa (3/6/2025).
Lebih lanjut, Wirna menceritakan bahwa anaknya mengaku mengalami kekerasan fisik yang cukup parah, seperti tendangan di dada dan perut.
Bahkan, kekerasan itu sampai menyebabkan kuku kaki Pratama copot sehingga ia harus memberikan obat antiseptik Betadin pada malam harinya.
Baca juga : Ibunda Mahasiswa Unila yang Tewas Usai Diksar Resmi Melapor ke Polda
Meskipun kondisinya memburuk, Pratama enggan dibawa ke rumah sakit dengan alasan takut diancam. Menurut ibu almarhum, Pratama berulang kali meminta agar keluarganya tidak menceritakan kondisinya kepada siapapun demi keselamatannya.
"Dia takut ketahuan, katanya nanti nyawanya diancam, diincar mau dibunuh. Tapi dia tidak pernah cerita siapa yang mengancam,” imbuh Wirna.
Pada bulan Maret, di tengah bulan puasa, Pratama akhirnya dirawat di Rumah Sakit Bintang Amin setelah mengalami muntah-muntah dan kejang pada tangan kiri.
Kondisinya diperiksa oleh dokter yang kemudian menyarankan untuk dirujuk ke rumah sakit lain karena ditemukan gumpalan darah di kepalanya yang menghambat aliran cairan, yang diduga menyebabkan keram.
"Dokternya kaget kenapa anaknya dibiarkan, anak saya sudah kena saraf kata dokternya. Saya tahu dia tidak mau bilang-bilang,” tambah Wirna.
Pratama kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Abdul Moeloek untuk mendapatkan tindakan medis lebih lanjut. Pada tanggal 27 April, dia menjalani operasi pemasangan alat medis (impus) setelah dokter menemukan kondisi serius pada saraf kepalanya.
Kasus ini tengah menjadi perhatian keluarga dan publik. Pihak keluarga berharap agar kasus dugaan kekerasan ini diusut tuntas agar keadilan dapat ditegakkan. (*)
Berita Lainnya
-
BTB Beri Diskon Tarif Tol 20 Persen Selama Libur Idul Adha dan Libur Sekolah
Kamis, 05 Juni 2025 -
Penasehat Hukum Sebut Alm. Pratama Diduga Dipaksa Minum Spiritus Saat Diksar Mahepel Unila
Kamis, 05 Juni 2025 -
Ibu Mahasiswa Unila yang Tewas Usai Diksar Lapor ke Kemenkumham
Kamis, 05 Juni 2025 -
Anggota DPR RI Ruby Chairani Soroti Kasus Meninggalnya Mahasiswa FEB Unila, Desak Transparansi
Kamis, 05 Juni 2025