• Kamis, 05 Juni 2025

Ibu Korban Diksar Bantah Pihak Kampus Klaim Pratama Meninggal Akibat Tumor Otak

Selasa, 03 Juni 2025 - 17.29 WIB
69

Wirna Wani, ibu dari Pratama, saat diwawancarai di depan gedung Mapolda Lampung usai membuat laporan, Selasa (3/6/2025). Foto: Yudi/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Keluarga korban dugaan kekerasan usai mengikuti kegiatan Diksar MAHAPEL Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) membantah pernyataan Dekan Universitas Lampung (Unila) yang menyebutkan penyebab meninggalnya Pratama Wijaya Kesuma akibat terindikasi tumor otak.

Wirna Wani, Ibunda Pratama menjelaskan jika anaknya sejak kecil tidak memiliki riwat penyakit terlebih penyakit yang tergolong berat.

"Alhamdulillah sejak kecil dia tidak pernah sakit aneh-aneh, cuma batas batuk pilek," kata Wirna, saat diwawancarai usai membuat laporan ke Mapolda Lampung, Selasa (3/6/2025).

Terkait pernyataan pihak kampus yang menyebutkan putranya terindikasi penyakit tumor otak usai menjalani operasi medis, secara tegas Wirna membantah hal tesebut.

"Enggak ada, enggak ada dia itu (putranya) pernah tumor otak dari kecil," tegasnya.

Baca juga : Ibunda Mahasiswa Unila yang Tewas Usai Diksar Resmi Melapor ke Polda

Wirna menjelaskan, keadaan sang putra usai mengikuti diksar MAHAPEL setibanya di rumah, Pratama pingsan dan Wirna menemukan luka-luka di tubuh korban,

Kemudian setelah menjalani perawatan dan pengobatan secara intensif, pada bulan Maret, di tengah bulan puasa, Pratama akhirnya dirawat di Rumah Sakit Bintang Amin setelah mengalami muntah-muntah dan keram di tangan kiri.

Kondisinya diperiksa oleh dokter yang kemudian menyarankan untuk dirujuk ke rumah sakit lain karena ditemukan gumpalan darah di kepalanya yang menghambat aliran cairan, yang diduga menyebabkan keram.

"Dokternya kaget kenapa anaknya dibiarkan, anak saya sudah kena saraf kata dokternya. Saya tahu dia tidak mau bilang-bilang,” tambah Wirna.

Baca juga : Jeritan Ibu Mahasiswa Unila Tewas Usai Diksar: Anak Saya Pulang Penuh Luka

Pratama kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Abdul Moeloek untuk mendapatkan tindakan medis lebih lanjut. Pada tanggal 27 April, dia menjalani operasi pemasangan alat medis (impus) setelah dokter menemukan kondisi serius pada saraf kepalanya.

Diberitakan sebelumnya, Dekan FEB Unila, Prof. Nairobi, mengonfirmasi adanya laporan dugaan kekerasan dalam kegiatan Diksar Mahepel pada November 2024.

Laporan hanya datang dari satu mahasiswa bernama Fariz, yang mengeluhkan gangguan pendengaran. Panitia dan alumni mengakui terjadi penyimpangan dan dijatuhi sanksi internal.

Mahasiswa bernama Pratama meninggal pada April 2025 namun pihaknya menyebutkan hal tersebut terjadi akibat terindikasi tumor otak.

Pihak kampus sudah menemui keluarga, namun keluarga tidak berniat menuntut. 

Nairobi menyatakan belum ada laporan resmi yang mengaitkan kematian Pratama langsung dengan Diksar saat itu. (*)