Koperasi Merah Putih Jadi Harapan Baru Petani Desa Untoro Lampung Tengah

Ratusan kepala desa se-Lampung yang hadir dalam sosialisasi pembentukan Koperasi Merah Putih, yang digelar di Gedung Graha Adora, Pesawaran, Rabu (28/5/2025). Foto: Sri/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co,
Pesawaran - Harapan akan kemajuan ekonomi pedesaan tampak jelas di wajah
Rahmat, Kepala Kampung Untoro, Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah
(Lamteng).
Ia hadir
bersama perwakilan dari kampung dan kelurahan lainnya dalam kegiatan
sosialisasi pembentukan Koperasi Merah Putih, yang digelar oleh Menteri
Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, di Gedung Graha Adora, Pesawaran,
Rabu (28/5/2025).
Rahmat datang
membawa semangat dan misi besar: menjadikan koperasi sebagai motor penggerak
ekonomi di kampungnya yang selama ini belum memiliki lembaga koperasi yang
aktif.
Ia bersama 13
orang lainnya, mewakili 11 kampung dan 3 kelurahan dari Lampung Tengah, hadir
untuk mendapatkan pemahaman langsung tentang konsep koperasi yang ditawarkan
pemerintah pusat.
“Kami ini
memang belum punya koperasi. Jadi begitu dapat kabar ada sosialisasi Koperasi
Merah Putih, kami langsung semangat datang. Harapannya, pulang dari sini
administrasi pembentukan koperasi bisa langsung kami urus dan jalankan,” ujar
Rahmat.
Desa Untoro,
tempat Rahmat memimpin, adalah kampung dengan mayoritas warganya berprofesi
sebagai petani. Dengan komoditas utama berupa 60 persen padi sawah, kemudian
disusul kopi, dan kakao.
Namun
jelasnya, masyarakat masih kesulitan dalam mendapatkan akses pupuk, bibit
unggul, serta pasar yang mampu menyerap hasil pertanian dengan harga layak.
“Dengan
koperasi, kami ingin semua bisa lebih tertata. Pengadaan pupuk, bibit, hingga
alat pengolah lahan bisa dikoordinir lewat koperasi. Jadi petani tidak lagi
tergantung pada tengkulak atau jalur tidak resmi,” katanya.
Rahmat juga
menyoroti pentingnya kerjasama koperasi dengan BUMDes dan pelaku usaha besar,
agar hasil pertanian tidak hanya diserap Bulog, tapi juga perusahaan swasta dengan
harga yang menguntungkan petani.
“Harga gabah
sekarang Rp6.500 sudah cukup memotivasi. Tapi kalau lewat koperasi, bisa lebih
stabil dan petani tidak lagi dirugikan oleh fluktuasi pasar,” imbuhnya.
Menurutnya,
koperasi bisa menjadi solusi jangka panjang untuk mengembangkan ketahanan
pangan dan meningkatkan daya saing produk desa.
“Kami ingin
hasil tani kami tidak hanya panen, tapi punya nilai. Lewat koperasi, kami bisa
mengatur produksi, distribusi, dan pemasaran. Ini harapan besar untuk desa
kami,” tuturnya penuh optimisme.
Ia juga
mengungkapkan bahwa para petani di desanya memiliki kebun kopi dan coklat yang
selama ini belum dikelola maksimal.
"Kita
berharap, melalui koperasi, produk perkebunan ini bisa masuk ke pasar ekspor
seperti yang disampaikan dalam visi program Koperasi Merah Putih, "
ungkapnya.
Dalam
kegiatan sosialisasi tersebut, Zulkifli Hasan atau yang akrab disapa Zulhas,
menjelaskan bahwa koperasi akan diberikan akses pembiayaan hingga Rp3 miliar,
yang dapat diangsur selama enam tahun dengan bunga rendah, hanya 3 persen.
Selain itu,
koperasi akan didampingi dalam manajemen melalui dukungan PPPK dan Brilink,
serta diarahkan agar bisa menjadi agen distribusi kebutuhan masyarakat desa,
mulai dari pupuk, gas melon, hingga pengelolaan puskesdes.
Zulhas
menegaskan bahwa pembentukan koperasi ini harus dipermudah oleh pemerintah desa
dan BUMDes, tanpa birokrasi yang berbelit-belit.
“Kita ingin
koperasi tumbuh seperti bayi. Dibina dulu sampai kuat, baru dilepas. Kalau
koperasi jalan, desa kuat, ekonomi naik,” ujar Zulhas. (*)
Berita Lainnya
-
Sudin Kunjungi PN, Polres dan Kejari Pesawaran: Perkuat Sinergi Penegakan Hukum
Selasa, 10 Juni 2025 -
Sapi Kurban di Pesawaran Lompat ke Dalam Parit, Damkar Turun Tangan
Sabtu, 07 Juni 2025 -
Reses di Kedondong, Sudin Ingatkan Pentingnya Jaga Keamanan dan Persatuan
Rabu, 04 Juni 2025 -
Gelar Reses di Pesawaran, Sudin Serap Aspirasi Masyarakat Way Ratai
Rabu, 04 Juni 2025