• Kamis, 29 Mei 2025

Kreatif Kelola Sampah, KWT Binaan Hakaaston Didampingi Leo Manalu Siap Ubah Limbah Jadi Cuan

Selasa, 27 Mei 2025 - 15.46 WIB
76

PT Hakaaston saat menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama Kelompok Wanita Tani (KWT) binaannya di Desa Panca Tunggal, Kecamatan Merbau Mataram, Kabupaten Lampung Selatan, Selasa (27/05/2025). Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Lampung Selatan - Guna membangkitkan semangat kewirausahaan di kalangan ibu-ibu desa, PT Hakaaston menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bersama Kelompok Wanita Tani (KWT) binaannya di Desa Panca Tunggal, Kecamatan Merbau Mataram, Kabupaten Lampung Selatan, Selasa (27/05/2025).

Kegiatan tersebut diadakan di Aula Kantor Desa Panca Tunggal dan menghadirkan Leo Manalu, seorang pengusaha sukses di bidang daur ulang limbah plastik, sebagai pembicara utama.

Acara ini merupakan bagian dari program pemberdayaan masyarakat yang diinisiasi oleh PT Hakaaston, khususnya kepada warga yang tinggal di sekitar jalan tol Ruas Bakauheni–Terbanggi Besar.

Melalui program ini, perusahaan mengajak KWT untuk aktif mengelola sampah plastik yang dikumpulkan dari sepanjang jalur tol tersebut.

Project Manager PT Hakaaston Ruas Bakauheni–Terbanggi Besar, Riadiano Muhammad, menjelaskan bahwa pihaknya memiliki komitmen sosial untuk memberdayakan masyarakat sekitar proyek tol.

KWT binaan dari Desa Panca Tunggal diberi peran penting dalam memilah dan menyortir sampah plastik yang dikumpulkan oleh tim lapangan perusahaan.

"Setelah disortir, sampah-sampah plastik itu dijual kembali oleh ibu-ibu KWT. Hasil penjualannya sepenuhnya untuk mereka. Harapannya ini bisa menjadi tambahan pendapatan keluarga dan membuka wawasan baru dalam berwirausaha,” ujar Riadiano.

Dampak positif dari kegiatan ini tidak hanya terasa dari sisi ekonomi. Menurut Riadiano, pembinaan ini juga bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan di kalangan masyarakat.

Ia menegaskan bahwa keberadaan jalan tol harus membawa nilai tambah, baik bagi lingkungan maupun masyarakat sekitarnya.

Manager Public Affairs PT Hakaaston, Al-Kautsar, turut mendampingi kegiatan tersebut dan menegaskan bahwa program pembinaan ini adalah bagian dari komitmen perusahaan untuk berkontribusi secara nyata terhadap pembangunan sosial dan lingkungan.

FGD kali ini menjadi momen penting karena menghadirkan Leo Manalu, Owner CV Andika Wyn, yang merupakan pelaku usaha sukses di bidang pengelolaan limbah plastik. Dalam sesi dialog, Leo berbagi kisah inspiratif tentang perjalanan bisnisnya yang dimulai dari nol.

"Saya memulai usaha ini 10 tahun lalu hanya dengan mengumpulkan limbah rumah tangga dan menyortir sendiri. Kini saya memiliki perusahaan berbadan hukum, beberapa kendaraan operasional, dan bisa mempekerjakan 16 keluarga,” kata Leo kepada para peserta FGD.

Leo menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan PT Hakaaston kepada KWT. Ia menilai ini sebagai peluang besar yang harus dimanfaatkan secara maksimal oleh ibu-ibu. Menurutnya, limbah yang tadinya tidak bernilai bisa diubah menjadi barang yang punya nilai ekonomi tinggi jika dikelola dengan kreatif dan konsisten.

Salah satu ide inovatif yang digagas dalam FGD ini adalah memanfaatkan limbah botol plastik untuk membuat produk seperti kursi dan paving block. Rencana ini disambut antusias oleh peserta, dan dijadwalkan akan mulai dipraktikkan pada Sabtu mendatang.

"Sabtu depan kita akan belajar bersama membuat kursi cantik dari botol mineral bekas dan paving block dari limbah plastik. Ini bisa jadi awal yang bagus untuk membuka usaha baru yang ramah lingkungan,” ungkap Leo disambut tepuk tangan para peserta.

Lebih lanjut, Riadiano menambahkan bahwa perusahaan mendukung penuh kolaborasi lintas sektor dalam program ini.

Ia berharap pemberdayaan KWT bukan hanya menciptakan pendapatan tambahan, tapi juga mendorong kemandirian dan kesadaran lingkungan jangka panjang.

Program inovatif ini dirancang agar memberikan dampak menyeluruh, mulai dari aspek ekonomi keluarga, pemberdayaan perempuan, hingga pelestarian lingkungan. PT Hakaaston berharap KWT binaan dapat menjadi pionir pengelolaan sampah berbasis komunitas di wilayahnya.

"Kami ingin memastikan bahwa program ini tidak berhenti di pelatihan saja, tetapi benar-benar memberi manfaat nyata yang berkelanjutan bagi masyarakat,” pungkas Riadiano.

Dengan adanya dukungan dari pihak swasta seperti PT Hakaaston dan kolaborasi dengan pelaku usaha seperti CV Andika Wyn, masa depan pemberdayaan perempuan dan pengelolaan sampah di Desa Panca Tunggal tampak lebih menjanjikan.

Melalui pendekatan edukatif, inspiratif, dan aplikatif, kegiatan FGD ini menjadi tonggak awal bagi transformasi sosial dan ekonomi berbasis lingkungan yang dapat menjadi model bagi daerah lainnya. (*)