• Kamis, 29 Mei 2025

Petani Braja Sakti Lamtim Keluhkan Serangan Gajah Liar dari TNWK

Senin, 26 Mei 2025 - 13.32 WIB
147

Gubuk tempat jaga petani di Desa Braja Sakti, Lampung Timur dirusak gajah liar. Foto: Agus/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Warga Desa Braja Sakti, Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur (Lamtim), mengeluhkan serangan gajah liar yang kerap keluar dari kawasan hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK). Hewan-hewan berukuran besar itu merusak tanaman dan gubuk milik petani.

Kondisi ini sudah terjadi selama beberapa hari terakhir. Hampir setiap malam kawanan gajah liar terlihat masuk ke ladang-ladang milik warga, memakan tanaman, dan merobohkan gubuk tempat para petani beristirahat. Para petani pun terpaksa berjaga sepanjang malam demi melindungi hasil panennya.

"Sudah tujuh hari ini tanaman kami diserang gajah. Pepaya, jagung, singkong, dan banyak tanaman kebun lainnya habis dimakan," ujar Zainal, seorang petani setempat, Senin (26/5/2025).

Tak hanya tanaman, kata Zainal, gubuk-gubuk yang biasa dipakai petani untuk berteduh dan menyimpan alat tani juga banyak yang dirusak. Ia menyebutkan kawanan gajah liar kini makin berani mendekati permukiman.

"Kalau ini terus dibiarkan, bisa-bisa ada korban jiwa. Kami merasa waswas setiap malam. Gajahnya makin nekat," tambahnya.

Zainal bersama petani lainnya mendesak pihak Balai TNWK segera turun tangan menangani konflik ini. Jika tidak ada tindakan nyata, mereka mengancam akan menggelar aksi unjuk rasa ke kantor Balai TNWK.

Kepala Desa Braja Sakti, Edy Sumantri, membenarkan adanya keluhan warganya soal gangguan gajah liar. Ia mengaku hampir setiap hari menerima laporan dari warga yang tanamannya rusak.

"Warga datang ke saya minta solusi. Mereka minta ada langkah konkret dari Balai TNWK. Kalau tidak ada kejelasan soal ganti rugi atau mitigasi, bisa saja terjadi aksi massa," kata Edy.

Ia berharap pemerintah daerah, provinsi, dan pihak TNWK bisa mengupayakan pembangunan kanal atau pagar pembatas di titik-titik rawan agar konflik manusia dan gajah ini tidak terus berulang. "Kami tidak ingin konflik ini makin melebar," pungkasnya. (*)