Hujan Deras, Puluhan Rumah di Margorejo Metro Terendam Banjir

Puluhan rumah di RT 20 dan 23 RW 05, Kelurahan Margorejo, Kecamatan Metro Selatan yang terendam banjir. Foto: Arby/kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Metro - Hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kota Metro sejak Minggu sore hingga Senin 26 Mei 2025 dini hari kembali menyisakan kepiluan bagi warga.
Di Kelurahan Margorejo, Kecamatan Metro Selatan, puluhan rumah warga terendam banjir hingga setinggi pinggul orang dewasa.
Pantauan kupastuntas.co menunjukkan bahwa banjir terjadi di dua titik utama yang sudah menjadi langganan bencana yaitu RT 20 dan RT 23 RW 05 komplek KTM.
Air mulai menggenangi kawasan tersebut sejak pukul 04.00 WIB. Warga yang terbangun karena genangan air di dalam rumah, panik menyelamatkan barang-barang penting.
Ketinggian air berkisar antara 30 hingga 70 centimeter, cukup untuk melumpuhkan aktivitas dan merusak perabot rumah tangga.
“Akibat hujan dari sore kemarin sampai malam belum berhenti-berhenti jadi banjir. Banjir ini terjadi karena sungainya terjadi pendangkalan dan penyempitan, sehingga pembuangan airnya tidak lancar,” keluh Yusrip Surapati, warga setempat, Senin (26/5/2025) pagi.
Menurut Yusrip, persoalan banjir di wilayah Margorejo bukan hal baru. Bahkan sudah seperti agenda tahunan yang tak pernah diundang tapi selalu datang.
Ia menilai akar masalahnya adalah pendangkalan dan penyempitan anak sungai Batanghari yang melintasi komplek KTM. Selain itu, Drainase lingkungan yang buruk juga memperparah situasi.
“Selain pendangkalan, sungainya mengecil. Maka saya rasa perlu dilakukan normalisasi sungai oleh pemerintah. Habis di dalam kan, baru dilebarkan,” tegasnya.
Ironisnya, ini bukan banjir pertama di tahun 2025. Yusrip mengungkapkan, hingga bulan Mei ini saja sudah dua kali banjir menghantam pemukiman mereka. Tahun lalu, bahkan lebih parah, air masuk jauh ke dalam rumah-rumah warga yang lebih tinggi.
Di RT 20, banjir mencapai lutut orang dewasa. Di titik-titik lainnya, genangan melumpuhkan jalan-jalan kecil dan membuat kendaraan tidak bisa lewat.
Warga yang mayoritas pekerja harian dan pedagang terpaksa membatalkan aktivitas mereka demi menyelamatkan harta benda.
“Wilayah sini ada sekitar hampir 50-an rumah yang kebanjiran. Belum lagi ke arah perumahan sebelah, itu lebih banyak lagi,” tambah Yusrip.
Selama bertahun-tahun, warga Margorejo telah menyuarakan satu permintaan yang sederhana yaitu normalisasi sungai.
Ketiadaan respons cepat dan solusi permanen dari pemerintah menjadi catatan buruk dalam tata kelola lingkungan di Kota Metro.
Keluhan serupa juga diungkapkan Arfan, yang menjelaskan bahwa banjir di wilayah KTM khususnya RT 23 telah menutup akses jembatan penghubung satu-satunya ke pemukiman seberang sungai.
"Kalau di sini sudah sampai pinggul, itu jembatannya aja sudah ketutup sama air. Biasanya malah sampai Damkar yang bantuin evakuasi warga, tapi ini nggak terlalu dalam," ungkapnya.
Dirinya bersama warga lainnya juga berharap pemerintah dapat segera turun tangan menghadirkan solusi konkret terhadap persoalan banjir yang kerap melanda.
"Karena kalau dibiarin terus-menerus nggak ada tindakan ya bakal banjir terus, masyarakat yang dirugikan," tandasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Sempat Viral, Polisi Metro Temukan Mobil Hilang Saat di Steam, Pelaku Buron
Jumat, 23 Mei 2025 -
Jelang Idul Adha, Harga Cabai dan Bawang di Metro Mulai Turun
Jumat, 23 Mei 2025 -
Diduga Cabuli IRT dengan Modus Jadi Dukun, Oknum Kepsek di Metro Ditangkap Polisi
Jumat, 23 Mei 2025 -
Kisah Inspiratif Budi Metik, Penyiar Legendaris Kota Metro yang Jadi Ikon di Hati Pendengar
Jumat, 23 Mei 2025