• Kamis, 22 Mei 2025

Gubernur Mirza: Dari Sekitar 30.000 Lulusan Tiap Tahun, Hanya 800 Terserap Industri Lokal di Lampung

Rabu, 21 Mei 2025 - 15.04 WIB
20

Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal saat Halal Bihalal dan Rapat Kerja Aptisi di Gedung Serba Guna (GSG) Umitra, Rabu (21/5/2025). Foto: Ist

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal mengingatkan bonus demografi di Provinsi Lampung berpotensi terjadi sebelum tahun 2028.

Untuk itu, peningkatan kualitas pendidikan dan daya saing sumber daya manusia (SDM) sangat mendesak dilakukan.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Mirza dalam acara Halal Bihalal dan Rapat Kerja Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Wilayah Lampung di Gedung Serba Guna (GSG) Umitra, Bandar Lampung, Rabu (21/5/2025).

Menurut Gubernur Mirza, saat ini 68 persen penduduk Lampung berada dalam usia produktif (15–65 tahun), menjadikan Provinsi Lampung berpotensi lebih cepat menikmati bonus demografi tersebut, bahkan sebelum tahun 2028.

Dia mengkhawatirkan bahwa potensi tersebut akan menjadi sia-sia jika tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas pendidikan dan daya saing tenaga kerja.

"Bonus demografi bisa menjadi peluang besar, tapi kalau kualitas SDM kita masih rendah, maka yang menikmati kemajuan bukan masyarakat Lampung," tegasnya.

Gubernur Mirza mengungkapkan bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Lampung masih tergolong rendah, yakni peringkat terakhir di Sumatera dan ke-20 secara nasional dimana rendahnya angka tersebut didorong oleh kualitas pendidikan yang belum memadai.

Menurutnya, hanya 21–22 persen lulusan SMA yang melanjutkan ke perguruan tinggi, dan hanya sekitar 62 persen lulusan SMP yang masuk ke SMA dan kondisi ini terus terjadi setiap tahun dan menghambat peningkatan IPM Lampung.

Di sektor ketenagakerjaan, Gubernur Mirza menyebut ketimpangan besar antara jumlah lulusan perguruan tinggi dan lapangan pekerjaan yang tersedia.

Ia menyebut, dari sekitar 30.000 lulusan D3 hingga S1 tiap tahun, hanya sekitar 800 lulusan dari perguruan tinggi di Lampung yang terserap oleh industri lokal.

"Kami hanya punya sekitar 200 perusahaan industri, jauh tertinggal dari provinsi tetangga. Bahkan dari 2.000 lowongan kerja untuk lulusan S1, 1.200 diisi oleh lulusan dari luar Lampung," jelasnya.

Gubernur Mirza menyoroti minimnya keterpaduan sistem pendidikan, mulai dari SD hingga perguruan tinggi, yang berjalan sendiri-sendiri tanpa visi dan arah yang terintegrasi.

Ia juga menekankan pentingnya pengetatan standar kompetensi dan kelulusan, agar siswa dan mahasiswa benar-benar siap menghadapi dunia kerja.

"Selama ini yang penting lulus, bukan kompeten. Sekolah dan universitas perlu bersinergi, menciptakan sistem pendidikan yang menyeluruh dan berjenjang," tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Mirza mengajak seluruh pihak, terutama Aptisi Wilayah Lampung, untuk berkolaborasi erat dengan pemerintah daerah dalam membentuk SDM unggul, sebagai pondasi menuju Indonesia Emas 2045.

"Periode 2025–2030 adalah fase kritis pembentukan generasi emas. Anak-anak SMP dan SMA hari ini adalah pemimpin dan pelaku pembangunan tahun 2045," ujarnya.

Gubernur Mirza juga berkomitmen untuk membuka seluas-luasnya ruang dialog, menerima masukan, serta menjalin kerja sama erat dengan seluruh institusi pendidikan tinggi swasta di wilayah Provinsi Lampung demi kemajuan bersama di masa depan. (*)