• Jumat, 16 Mei 2025

Bulog Lampung Serap 19 Ribu Ton Jagung, Targetkan 78 Ribu Ton hingga Akhir Tahun

Kamis, 15 Mei 2025 - 18.23 WIB
31

Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Lampung, Nurman Susilo. Foto: Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Lampung terus berupaya untuk menggenjot program penyerapan jagung kering dari petani yang ada di wilayah setempat.

Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Lampung, Nurman Susilo, mengatakan hingga saat ini pihaknya telah menyerap 19 ribu ton jagung kering atau sekitar 24 persen dari target  yang ditetapkan sebanyak 78 ribu ton.

"Bulog Lampung ditugaskan untuk menyerap 78 ribu ton jagung sampai Desember dan sampai saat ini kami sudah melakukan penyerapan kurang lebih 19 ribu ton artinya sudah 24 persen," kata dia saat dimintai keterangan, Kamis (15/5/2025).

Menurutnya saat ini petani diberbagai daerah mulai melakukan panen seperti di Lampung Timur, Lampung Selatan, dan Lampung Utara. Namun untuk puncak panen diperkirakan akan terjadi pada bulan Juni hingga Juli.

"Panen saat ini sudah mulai banyak, saat ini sudah mulai panen di Lampung Timur, Lampung Selatan, Lampung Utara tentunya kita dari Bulog akan menambah atau melakukan penyerapan jagung," jelasnya.

Nurman menjelaskan jika pihaknya hanya akan menyerap jagung kering dengan kadar air maksimal 14 persen dan kadar aflatoksin maksimal 50 ppb, dengan harga pembelian Rp5.500 per kilogram.

"Kualitas jagung yang dibeli oleh Bulog yaitu kadar air nya 14 persen jadi jagung nya kering dan kadar aflatoksin nya 50 ppb. Jadi tugas Bulog membeli jagung kering," jelasnya.

Oleh karena itu untuk memenuhi standar ini, maka pihaknya meminta kepada petani maupun kelompok tani untuk melakukan pengeringan terlebih dahulu.

"Kami sudah menginstruksikan seluruh cabang Bulog untuk melakukan sosialisasi ke petani terkait jagung kering. Petani dapat bekerja sama dengan mitra pengering yang sudah kami tunjuk," jelasnya.

Menurutnya saat ini, mitra pengering telah tersedia di beberapa wilayah seperti Lampung Selatan, Lampung Timur, dan Lampung Tengah. Petani bebas memilih mitra mana yang ingin mereka ajak kerja sama.

"Jadi kami minta petani atau kelompok tani untuk mengeringkan dulu jagung nya, nanti bisa bekerjasama dengan mitra pengering atau kalau ada yang punya lapangan bisa digunakan," jelasnya.

Ia mengatakan setelah jagung dikeringkan dan memenuhi syarat kualitas, maka Bulog akan menjemput langsung dari lokasi pengeringan. Jagung yang telah diserap akan disimpan di gudang-gudang Bulog.

"Setelah kering nanti jagung nya akan kami ambil dan itu yang kami ambil harganya Rp5.500 dan ini kita ambil di lokasi petani melakukan pengeringan. Setelah kita jemput jagung kering akan kita masukkan di gudang," jelasnya

Ia mengatakan saat ini sebagian besar gudang Bulog telah terisi beras, sehingga pihaknya berencana untuk menambah 10 hingga 20 unit gudang sewa khusus untuk jagung.

"Kita akan tambah lagi gudang sewa untuk jagung, kemarin kita sudah tambah 30 sampai 40 unit gudang untuk beras. Sekarang kita akan tambah sekitar 10 sampai 20 unit gudang," jelasnya.

Pada kesempatan tersebut ia memaparkan jika pihaknya akan terus melakukan edukasi dan sosialisasi melalui penyuluh pertanian agar petani memahami standar kualitas jagung yang dapat diserap.

"Kalau dilapangan ada nya jagung basah maka kami akan lakukan sosialisasi ke gapoktan dan  untuk dapat kerjasama dengan pengering. Setelah itu kita akan kita cek kadar airnya, kalau sudah sesuai baru kita jemput karena khawatir nya sudah sampai di gudang malah di tolak," tutupnya.

Seperti diketahui petani jagung di Lampung Timur menjerit menyusul harga komoditas tersebut terus turun di tengah musim panen jagung yang melimpah.

Bukan karena gagal panen, melainkan karena harga hasil panen mereka terjun bebas. Jagung yang mestinya jadi berkah, kini justru menjadi beban.

Harga jagung terus melorot hingga menyentuh angka Rp3.800–Rp4.200 per kilogram. Padahal, pemerintah telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp5.500 per kilogram. (*)