• Senin, 05 Mei 2025

Harga Singkong di Lampung Kini Hanya 1.100 per Kilogram, 5000 Petani Bakal Geruduk Kantor Gubernur

Senin, 05 Mei 2025 - 08.15 WIB
82

Koordinator AMPPSI, Maradoni. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Petani singkong di Provinsi Lampung dibuat kecewa oleh pihak perusahaan atau pabrik yang kini membeli singkong sangat murah hanya Rp1.100 per kilogram, dan menetapkan potongan sebesar 30-40 persen. Padahal, sebelumnya Kementerian Pertanian menetapkan harga singkong Rp1.350 per kilogram.

Buntut kekecewaan terhadap harga singkong yang semakin murah ini, para petani singkong yang bergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Petani Singkong Indonesia (AMPPSI) akan menggelar unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Lampung, pada Senin (5/5/2025).

Koordinator AMPPSI, Maradoni,  mengatakan dalam demo tersebut akan melibatkan sekitar 5.000 petani singkong dari berbagai daerah di Provinsi Lampung.

Maradoni mengungkapkan, tujuan aksi ini untuk meminta perhatian langsung dari Presiden Prabowo Subianto maupun jajaran menterinya seperti Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan, serta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), agar turun langsung ke Provinsi Lampung.

“Kami meminta pemerintah pusat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah perusahaan pengolahan tapioka di Lampung. Biar pemerintah tahu jika perusahaan-perusahaan tersebut tidak berpihak kepada petani singkong dan kerap membeli hasil panen dengan harga tidak wajar,” kata Maradoni, pada Sabtu (3/5/2025).

Menurut Maradoni, perusahaan tapioka saat ini membeli singkong dengan harga yang sangat rendah. Ia menuding, perusahaan memanfaatkan alat ukur kadar pati (aci) untuk menekan harga pembelian singkong dari petani.

Ia menegaskan, AMPPSI minta alat pengukur kadar aci yang digunakan pihak perusahaan perlu diverifikasi kembali oleh instansi terkait. Pihaknya khawatir, alat tersebut sudah dimodifikasi sedemikian rupa agar menunjukkan kadar pati yang rendah sehingga harga beli bisa ditekan.

"Kami menduga alat ukur tersebut tidak akurat, bahkan bisa saja sudah dimanipulasi. Akibatnya, singkong petani seolah-olah memiliki kadar aci rendah, padahal kenyataannya tidak demikian," ujar Maradoni.

Ia menegaskan, aksi yang akan digelar pada hari Senin merupakan bentuk protes besar-besaran. "Sedikitnya lima ribu orang akan turun ke jalan menuntut keadilan bagi petani singkong. Kami ingin pemerintah turun tangan dan menyelesaikan persoalan ini secara serius," ungkapnya.

Maradoni menyebut, saat ini harga singkong petani dibeli oleh perusahaan rata-rata hanya Rp1.100 per kilogram dengan potongan 30-40 persen.

“Dalam aksi nanti kami menuntut pemerintah pusat segera menetapkan regulasi harga singkong, menghentikan impor tepung tapioka, dan minta perusahaan transparan saat melakukan penimbangan singkong milik petani,” paparnya.

Sementara itu, Ketua Perkumpulan Petani Ubi Kayu Indonesia (PPUKI) Provinsi Lampung, Dasrul Aswin, mengatakan unjuk rasa petani singkong tersebut akan dilakukan oleh aliansi dari berbagai elemen masyarakat dan mahasiswa.

"Iya rencananya besok Senin akan ada aksi unjuk rasa, tapi itu aliansi dari berbagai elemen jadi tidak bisa pakai PPUKI. Ada petani juga, tapi bukan PPUKI yang melakukan," kata Dasrul, pada Sabtu (3/5/2025).

Dasrul mengatakan, unjuk rasa tersebut dilakukan lantaran petani merasa kecewa para perusahaan yang tidak membeli singkong sesuai dengan harga yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pertanian sebesar Rp1.350 per kilogram.

"Kondisi saat ini semua perusahaan masih membangkang. Harga singkong sekarang Rp1.100 per kilo dengan potongan 35 persen. Jadi tambah hancur sekarang ini," tegas Dasrul.

Ia mengatakan, biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh petani singkong saat ini sebesar Rp793 per kilogram. Dengan harga singkong saat ini Rp1.100 per kilo, maka petani hanya mendapatkan Rp715 per kilogram. Sehingga masih mengalami kerugian.

"Biaya produksi hingga panen Rp793 perkilo, sedangkan harga bersih petani yang didapat hanya Rp715 per kilo. Jadi gimana petani mau bayar KUR, mau bayar sekolah anak?" tegasnya.

Dasrul mengungkapkan, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal telah bersurat kepada Kementerian Pertanian hingga Presiden Prabowo agar harga singkong ditetapkan Rp1.350 per kilo dengan potongan 15 persen dan kadar pati 20 persen.

"Pak Gubernur juga minta agar harga singkong yang ditetapkan nantinya berlaku secara nasional," imbuhnya.

Ia berharap, unjuk rasa Aliansi Masyarakat Peduli Petani Singkong Indonesia (AMPPSI) dapat berjalan dengan tertib sehingga apa yang menjadi tuntutan dapat tersampaikan.

"Sebenarnya sekarang ini sudah bukan waktunya lagi untuk demo, sekarang ini negosiasi dan diplomasi. Saya berharap unjuk rasanya bisa tertib dan tidak anarkis," pungkasnya. (*)

Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Senin 5 Mei 2025 dengan judul “Harga Singkong di Lampung Kini Hanya 1.100 per Kilogram”