1.500 Pohon Matoa Ditanam Serentak, Kemenag Tanggamus Gaungkan Gerakan Cinta Bumi

Bupati Tanggamus Moh. Saleh Asnawi didampingi Kepala Kemenag Tanggamus Mahmuddin Aris Rayusman menanam pohon matoa. Foto: Sayuti/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Tanggamus – Kepedulian terhadap kelestarian
lingkungan digaungkan oleh Kementerian Agama Kabupaten Tanggamus melalui aksi
penanaman 1.500 pohon matoa secara serentak pada peringatan Hari Bumi ke-55
tahun 2025.
Kegiatan ini menjadi bagian dari peluncuran Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa yang dilaksanakan serentak oleh seluruh satuan kerja Kemenag di wilayah Tanggamus.
Kasubbag Tata Usaha Kantor Kemenag Tanggamus, Mardanus mengatakan, kegiatan ini tidak hanya simbolis, tetapi juga menjadi upaya nyata dan berkelanjutan dalam menjaga kelestarian bumi.
Menurutnya, seluruh elemen Kemenag dari KUA, madrasah, pondok pesantren, TPQ, hingga lembaga keagamaan lainnya terlibat aktif dalam penanaman.
“Gerakan ini bertepatan dengan Hari Bumi dan bertujuan untuk menghijaukan bumi Tanggamus agar tetap asri dan hijau. Kita ingin ini menjadi gerakan yang berkelanjutan, bukan hanya satu hari saja,” ujar Mardanus, Rabu (23/4/2025).
Kepala Kantor Kemenag Tanggamus, Mahmuddin Aris Rayusman, menegaskan, aksi penanaman ini merupakan perwujudan dari Program Ekoteologi Nasional yang dicanangkan Kementerian Agama RI. Program ini mengintegrasikan nilai-nilai agama dengan kesadaran ekologis sebagai bentuk kontribusi umat beragama dalam menjaga alam.
"Dimana pelaksanaan program ini bentuk konkret penerapan nilai-nilai ekoteologi. Kita tanam hari ini, kita panen udara bersih dan keberkahan di masa depan,” ucap Mahmuddin.
“Dibutuhkan sinergi antarinstansi, lembaga keagamaan, dan masyarakat untuk menjaga bumi secara bersama-sama.” tambahnya
Penanaman pohon secara simbolis dilakukan oBupati Tanggamus Mohammad Saleh Asnawi, didampingi Kepala Kantor Kemenag dan jajaran Forkopimda serta pejabat daerah lainnya.
Bupati Mohammad Saleh Asnawi menyampaikan, menanam pohon bukan hanya sekadar aksi lingkungan, tetapi juga sebuah bentuk ibadah dan tanggung jawab moral terhadap masa depan.
“Gerakan ini adalah warisan kehidupan untuk anak cucu kita. Menanam pohon artinya menjaga napas bumi agar tetap segar. Ini bukan sekadar program, tetapi bentuk tanggung jawab spiritual kita sebagai manusia,” tegasnya.
Pohon matoa dipilih karena memiliki ketahanan terhadap berbagai kondisi iklim dan merupakan tanaman endemik dari Papua. Selain bernilai ekologis, buah matoa juga memiliki potensi sosial dan ekonomi bagi masyarakat.
Program ini merujuk pada Keputusan Menteri Agama RI Nomor 244 Tahun 2025 serta Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kemenag Nomor 182 Tahun 2025 yang mendorong keterlibatan aktif seluruh satuan kerja Kemenag dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Melalui gerakan ini, Kemenag Tanggamus ingin menegaskan, menjaga bumi adalah bagian dari tanggung jawab spiritual. Hari Bumi menjadi momen pengingat bahwa kepedulian terhadap alam harus terus dipupuk, tidak hanya dengan kata-kata, tapi dengan tindakan nyata.
“Merawat bumi adalah bagian dari ibadah. Dan hari ini, kita memulainya bersama, dengan semangat yang sama untuk masa depan yang lebih hijau dan lestari,” tutup Kepala Kemenag Tanggamus. (*)
Berita Lainnya
-
Ustadz Abdul Somad Akan Isi Tausiyah dalam Tabligh Akbar di Tanggamus
Rabu, 23 April 2025 -
Banjir Terjang Kecamatan Pugung dan Bulok di Tanggamus, 62 Rumah Terendam
Selasa, 22 April 2025 -
Kejari Tanggamus Tahan Pejabat PPTK Terkait Dugaan Korupsi Pengadaan CT-Scan RSUD Batin Mangunang
Rabu, 16 April 2025 -
Bupati Tanggamus Marah Besar Saat Sidak, Camat Kotaagung Timur dan Sejumlah Staf Tidak Ada di Kantor
Selasa, 15 April 2025