Capai 300 Miliar, BLUD Jadi Penyumbang PAD Terbesar di Metro

Kepala Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kota Metro, Syahri Ramadhan saat diwawancarai di kantornya. Foto: Arby/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Metro - Pemerintah
Kota Metro terus berpacu untuk meningkatkan kemandirian fiskal daerah dengan
mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Di bawah kepemimpinan Wali dan
Wakil Wali Kota Metro, H. Bambang Iman Santoso dan Dr. M. Rafieq Adi Pradana,
strategi peningkatan pendapatan daerah kini menjadi fokus utama dalam menopang
pembangunan yang merata dan berkelanjutan.
Kepala Badan Pengelolaan
Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) Kota Metro, Syahri Ramadhan mengungkapkan
bahwa perhatian serius pemerintah terhadap sektor pendapatan daerah bukan tanpa
alasan.
Dengan postur Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2025 yang telah menyentuh angka
Rp1,08 triliun, sebanyak Rp367 miliar di antaranya berasal dari PAD atau
sekitar 30 persen dari total anggaran.
“Memang Bapak Wali Kota dan
Wakil Wali Kota Metro saat ini benar-benar sedang konsen dengan penerimaan
daerah, khususnya dari sektor PAD,” ujar Syahri dalam wawancara di kantornya,
Selasa (22/4/2025).
Menurutnya, kemandirian
fiskal merupakan fondasi penting bagi pembangunan daerah yang tidak bergantung
sepenuhnya pada bantuan pemerintah pusat. Oleh karena itu, Pemkot Metro telah
menyusun peta jalan (roadmap) untuk mengoptimalkan seluruh potensi yang dimiliki.
Salah satu fokus utama
Pemkot Metro adalah pemanfaatan aset daerah yang selama ini belum dimaksimalkan
secara optimal. Menurut Syahri, pihaknya tengah menyusun formula baru agar
aset-aset tersebut bisa memberikan kontribusi yang signifikan terhadap PAD.
“Pemanfaatan aset daerah
sudah berjalan, tapi sekarang kita godok lagi formulasinya. Kita evaluasi dan
optimalkan, karena potensi di sana sangat besar,” jelasnya.
Selain itu, sektor pajak
daerah juga menjadi penopang utama PAD Kota Metro. Tahun ini, kontribusi pajak
daerah mencapai Rp74 miliar dengan kontribusi tertinggi berasal dari pajak
restoran dan pajak air tanah yang menunjukkan tren peningkatan signifikan.
“Meskipun secara nominal
kecil, namun pajak air tanah misalnya, pertumbuhannya sangat signifikan dan ini
menunjukkan potensi yang menjanjikan jika dikelola dengan serius,” katanya.
Dalam upaya mengoptimalkan
penerimaan pajak, BPPRD Metro juga mulai mendorong penggunaan sistem berbasis
digital. Digitalisasi ini dinilai mampu mengurangi potensi kebocoran,
mempercepat pelayanan, serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.
“Kami manfaatkan teknologi
informasi. Sistem digital bisa menutup celah kebocoran dan membuat proses lebih
efisien serta transparan. Ini sangat penting untuk membangun kepercayaan
publik,” ujarnya.
Langkah-langkah optimalisasi
ini juga diiringi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di
lingkup BPPRD. Syahri menekankan bahwa peningkatan kompetensi dan evaluasi pola
kerja secara berkala adalah bagian tak terpisahkan dari strategi reformasi
birokrasi di sektor pendapatan.
“Kompetensi SDM harus terus
ditingkatkan. Selain komitmen, pola kerja juga perlu kita evaluasi agar selalu
adaptif terhadap tantangan baru,” tambahnya.
Menariknya, sektor
penyumbang terbesar PAD saat ini bukan berasal dari pajak daerah, melainkan
dari Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang mencapai Rp300 miliar. Ini
menunjukkan bahwa unit-unit layanan milik daerah memiliki potensi luar biasa
jika dikelola secara profesional dan efisien.
"Kontribusi BLUD sangat
besar. Ini artinya pengelolaan unit layanan seperti rumah sakit, pendidikan,
dan lainnya bisa menjadi andalan PAD jika diberi ruang dan sistem yang
mendukung,” kata Syahri.
Namun demikian, ia
menekankan bahwa keberhasilan peningkatan PAD tidak bisa hanya mengandalkan
pemerintah. Dibutuhkan komitmen dalam bentuk regulasi, sinergi antar lembaga,
dan tentu saja peran serta aktif masyarakat
“Pemerintah perlu kebijakan
yang kuat, harus dituangkan dalam regulasi. Tapi juga butuh keterlibatan
masyarakat sebagai pembayar pajak dan pengawas. Gotong royong ini yang akan
membawa kita ke arah kemandirian fiskal,” tandasnya.
Dengan langkah-langkah ini,
Pemerintah Kota Metro berharap mampu mengurangi ketergantungan pada dana
transfer dari pusat dan sekaligus mendorong pembangunan yang berkelanjutan dan
merata di seluruh wilayah kota. (*)
Berita Lainnya
-
RSUD Ahmad Yani Metro Rencana Hadirkan Layanan Stem Cell Pertama di Lampung
Selasa, 22 April 2025 -
Catat! Pemkot Bakal Perbaiki 13 Ruas Jalan di Metro Selatan Tahun Ini
Selasa, 22 April 2025 -
Berbekal CCTV, Pencuri Motor di Metro Ditangkap
Senin, 21 April 2025 -
Bobol Kantor PKK, Mantan Honorer di Metro Diringkus Polisi
Senin, 21 April 2025