• Selasa, 22 April 2025

75 Persen Kolam Kecil di Dinas Perikanan Mesuji Rusak, Induk Ikan Tak Lagi Produktif

Selasa, 22 April 2025 - 11.34 WIB
28

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Mesuji, Riprianto, saat diwawancarai di ruangannya, Selasa (22/4/2025). Foto: Rio/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Mesuji Sebanyak 75 persen kolam di Balai Benih Ikan (BBI) Dinas Perikanan Kabupaten Mesuji mengalami kerusakan, sementara indukan ikan yang tersedia dinilai sudah tidak lagi produktif akibat usia yang telah melewati masa ideal pemijahan.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Mesuji, Riprianto, saat diwawancarai Kupastuntas.co, Selasa (22/4/2025).

"Iya, karena ada efisiensi, belanja modal akhirnya dihapus. Potensi pengadaan indukan ikan pun tidak bisa terealisasi. Padahal sebelumnya sudah kami anggarkan, namun dicoret," ungkap Riprianto.

Ia menjelaskan bahwa saat ini kondisi indukan ikan di Balai Benih Ikan (BBI) Dinas Perikanan Mesuji sudah tidak lagi produktif, mengingat usia induk yang telah mencapai lebih dari empat tahun.

"Kalau terus dipertahankan, indukan lama ini sudah tidak produktif lagi karena usianya sudah empat tahun bahkan lebih," jelasnya.

Adapun jumlah indukan ikan yang ada saat ini sebanyak 663 ekor, terdiri dari enam jenis ikan, yaitu lele, patin, gabus, baung, jelawat, dan nila.

Berikut rincian jumlah indukan:

  • Lele: 21 ekor (7 betina, 14 jantan)
  • Patin: 25 ekor (10 jantan, 15 betina)
  • Gabus: 156 ekor (75 jantan, 81 betina)
  • Baung: 30 ekor (12 jantan, 18 betina)
  • Jelawat: 31 ekor (11 jantan, 20 betina)
  • Nila: 400 ekor (150 jantan, 250 betina)

Selain itu, jumlah pegawai di BBI saat ini hanya lima orang, yang terdiri dari dua PNS, dua tenaga honorer teknis, dan satu honorer non teknis. Meski minim personel, Dinas Perikanan menargetkan PAD tahun 2025 sebesar Rp25 juta.

"Tahun 2024, target PAD sebesar Rp15 juta bisa kami lampaui. Tahun ini targetnya Rp25 juta, dan sampai hari ini sudah masuk Rp6 juta," kata Riprianto. "Kami berharap tenaga kerja bisa ditambah lima orang lagi, lahan diperluas, dan sarana pendukung lainnya ditingkatkan agar hasilnya lebih optimal," imbuhnya.

Tak hanya itu, kondisi fisik kolam juga menjadi kendala. Dari total kolam yang ada, sebagian besar mengalami kerusakan.

"Kolam kecil sebanyak 30 unit, dengan kondisi 75 persen rusak. Kolam besar ada 5 unit dalam kondisi baik, kolam tandon 1 unit juga baik, dan kolam sedang sebanyak 10 unit dengan kondisi 50 persen rusak. Selain itu, kantor juga mengalami kebocoran," bebernya. (*)