• Senin, 21 April 2025

Banjir Landa Bandar Lampung, Warga Keluhkan Penanganan Pemkot yang Dinilai Buruk

Senin, 21 April 2025 - 11.21 WIB
95

Yasir Setiawan, warga Kampung Bayur Kelurahan Rajabasa Jaya, Kecamatan Rajabasa saat memperlihatkan rumah dan lingkungannya yang kebanjiran. Foto: Sri/Kupastuntas.co

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Hujan deras yang mengguyur sejak Senin (21/4/2025) dini hari menyebabkan sejumlah wilayah di Kota Bandar Lampung terendam banjir.

Air mulai naik sekitar pukul 04.00 WIB dan menggenangi pemukiman warga di beberapa lokasi, termasuk Jalan Bima, Kampung Bayur, Kelurahan Rajabasa Jaya, Kecamatan Rajabasa, serta Jalan Mawar Indah Ujung, Labuhan Dalam, Tanjung Senang.

Yasir Setiawan, salah satu warga terdampak di Kampung Bayur, menyampaikan kekecewaannya karena banjir semakin parah dari tahun ke tahun tanpa solusi yang jelas dari pemerintah.

“Demi Allah, saya tinggal di sini sejak umur 2,5 tahun. Dulu rumah saya pertama kali kebanjiran pada tahun 2017 dengan ketinggian air 60 hingga 70 sentimeter. Lalu, saya naikkan rumah setinggi 1,2 meter di tahun 2018 supaya tidak kebanjiran lagi. Beberapa tahun aman, tapi Februari 2025 kemarin, saat istri saya mau melahirkan, rumah kebanjiran lagi. Air di ruang kerja bahkan sampai 40–50 sentimeter,” ungkap Yasir, Senin (21/4/2025).

Menurut Yasir, banjir yang kembali terjadi menunjukkan ketidakseriusan Pemkot Bandar Lampung dalam mengatasi masalah lingkungan dan drainase.

Ia menilai pembangunan yang dilakukan pemerintah tidak memperhatikan dampaknya terhadap aliran air.

“Pemkot tak pernah benar-benar turun langsung mengecek kondisi. Wali Kota datang ke sini cuma sekali. Dulu, yang rutin meninjau itu cuma anggota dewan Mukhlas Bastari. Tapi tetap saja, sampai sekarang solusi nyata tidak ada. Hanya lembaga sosial seperti TPI Empati yang benar-benar peduli sama warga,” keluhnya.

Yasir juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap pihak kecamatan dan kelurahan yang dinilainya hanya sekadar formalitas.

“Camat dan lurah datang cuma buat foto-foto, gak ada solusi konkret. Alasannya wewenang ada di BPDAS Way Sekampung. Kalau begitu, untuk apa ada pemerintah di tingkat kota? Harusnya pemerintah proaktif, jemput bola, bukan nunggu warga yang ribut duluan,” ujarnya geram.

Yasir menyebut hingga siang ini kondisi air mulai surut, namun masih banyak rumah warga yang terendam banjir. 

"Walau sekarang kondisi air sudah agak surut, tapi masih tinggi airnya. Banyak rumah masih tergenang," katanya. (*)