Warga Universitas Malahayati Unjuk Rasa di Mapolres Bandar Lampung Terkait Dugaan Pemalsuan Dokumen Yayasan

Sejumlah warga Universitas Malahayati saat menggelar unjuk rasa di depan Kepolisian Resor (Polresta) Bandar Lampung, Senin (14/4/2025). Foto: Paulina/kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Sejumlah warga Universitas Malahayati menggelar unjuk rasa di depan Kepolisian Resor (Polresta) Bandar Lampung, Senin (14/4/2025).
Massa yang terdiri dari mahasiswa, karyawan, dan aparat keamanan itu menuntut tindakan hukum cepat terkait dugaan pemalsuan dokumen yang melibatkan yayasan universitas tersebut.
Aliansi Masyarakat untuk Pendidikan Provinsi Lampung (AMP3L) yang mengorganisasi aksi protes tersebut menyatakan kekecewaan atas apa yang mereka sebut sebagai konflik internal yang telah mengganggu operasional universitas tersebut.
Menurut pernyataan mereka, tuduhan pemalsuan dokumen yayasan telah menciptakan ketidakpastian dan merusak kepercayaan terhadap lembaga tersebut.
"Kami tidak hanya berbicara sebagai individu yang peduli, tetapi sebagai warga negara yang anak-anaknya telah dibantu oleh universitas ini," demikian bunyi salah satu pernyataan yang disebarkan selama demonstrasi.
"Banyak mahasiswa dari latar belakang yang sederhana telah mampu menempuh pendidikan tinggi melalui program beasiswa Universitas Malahayati dan akses yang terjangkau," lanjutnya.
Demonstran mengklaim laporan polisi sudah dibuat (LP/B/1601/XI/2024/SPKT/POLRESTA BANDAR LAMPUNG) dan barang bukti sudah diserahkan. Mereka kini mendesak Kapolres Bandar Lampung untuk mengambil tindakan tegas dengan menetapkan tersangka dalam kasus dugaan pemalsuan dokumen.
Salah satu pernyataan paling emosional datang dari seorang petugas keamanan universitas yang mengatakan bahwa ia diberhentikan secara tidak adil tanpa prosedur atau penjelasan yang tepat.
"Saya telah bekerja di kampus ini selama bertahun-tahun, datang paling awal dan pulang paling akhir, bahkan bekerja pada hari libur, karena tanggung jawab saya adalah keamanan kampus. Hari ini saya berdiri bukan sebagai karyawan, tetapi sebagai seseorang yang diberhentikan tanpa penjelasan," demikian bunyi pernyataannya.
Staf universitas juga ikut serta dalam demonstrasi tersebut, menyampaikan kekhawatiran tentang bagaimana konflik tersebut telah memengaruhi lingkungan kerja. Banyak anggota staf menyampaikan bahwa universitas telah memungkinkan mereka untuk menghidupi keluarga dan menyediakan pendidikan bagi anak-anak mereka.
Perwakilan mahasiswa menekankan bahwa mereka hadir bukan hanya sebagai anggota akademis tetapi sebagai anak muda yang sangat peduli terhadap integritas dan keadilan di institusi mereka sendiri.
Para pengunjuk rasa memperingatkan bahwa jika tuntutan mereka diabaikan, mereka berencana untuk kembali dengan jumlah yang lebih besar.
"Kami percaya bahwa hukum masih ada di negara ini. Kami percaya Kapolri memiliki keberanian untuk menegakkan keadilan. Namun jika suara kami terus diabaikan, kami akan kembali," demikian bunyi salah satu dokumen protes. (*)
Berita Lainnya
-
Samsat Rajabasa Jemput Bola ke OPD dan Perusahaan Tarik Pajak Kendaraan Bermotor
Selasa, 15 April 2025 -
51 Kasus Kebakaran Terjadi di Bandar Lampung, Damkar Imbau Warga Periksa Instalasi Listrik Secara Berkala
Selasa, 15 April 2025 -
Pemkot Bandar Lampung Rampungkan Sejumlah Proyek Infrastruktur untuk Atasi Banjir
Selasa, 15 April 2025 -
Banyak Kasus Korupsi Masih Mandek, Kajati Lampung Berganti Lagi
Selasa, 15 April 2025