• Minggu, 13 April 2025

Klarifikasi Temuan Gabah Murah di Metro, Petani Diminta Jual Langsung ke Bulog

Jumat, 11 April 2025 - 13.59 WIB
7.7k

Kepala Kantor Cabang (Kancab) Bulog Metro, Harmein Indra Pohan saat diwawancarai awak media. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Pernyataan sejumlah petani di Kota Metro yang mengaku menjual gabah seharga Rp 5.800 per kilogram ke tengkulak akhirnya mendapat tanggapan resmi dari Perum Bulog.

Kepala Kantor Cabang (Kancab) Bulog Metro, Harmein Indra Pohan, memberikan klarifikasi menyeluruh terkait hal tersebut, sekaligus meluruskan informasi yang berkembang di tengah masyarakat.

Dalam keterangannya, Harmein menegaskan bahwa Bulog memiliki mandat langsung dari pemerintah untuk membeli gabah petani dengan harga acuan sebesar Rp 6.500 per kilogram. Ia menegaskan bahwa petani yang menjual gabahnya di bawah harga tersebut kemungkinan besar melakukan transaksi dengan pihak lain di luar Bulog, seperti tengkulak atau swasta.

“Bulog ini memang diperintahkan untuk membeli gabah petani dengan harga Rp 6.500. Kejadian di lapangan tersebut itu sudah kami klarifikasi dan ternyata mereka menjualnya bukan ke Bulog tetapi ke pihak luar atau swasta,” kata Harmein tadi konfirmasi awak media, Jum'at (11/4/2025).

Harmein juga menyampaikan bahwa pihaknya telah menjalankan tugas dengan maksimal, khususnya dalam menyerap gabah petani di wilayah Metro dan sekitarnya.

Sampai saat ini, Bulog Metro telah berhasil menyerap sekitar 20 ribu ton gabah, bagian dari target besar provinsi Lampung yang ditetapkan sebesar 162 ribu ton setara beras.

"Untuk di Metro sendiri kami sudah mencapai sekitar 20 ribuan ton untuk yang gabah tersebut dan mudah-mudahan bisa mencapai maksimal sampai dengan yang diharapkan,” ungkapnya.

Harmein juga menekankan bahwa pembelian Bulog selalu dilakukan dengan patokan harga Rp 6.500 per kilogram di tingkat petani. Bila ada yang menjual ke tengkulak dengan harga lebih rendah, hal itu merupakan pilihan dan kesepakatan antara petani dan pembeli tersebut.

“Kalau mereka mau jual ke Bulog, silakan datang ke Bulog dan silakan lapor dengan Pak Babin, PPL atau dengan Dinas. Yang pastinya kami membeli dengan harga Rp 6.500,” tambahnya.

Kepala Bulog Metro juga mengimbau kepada seluruh petani agar tidak merasa sungkan untuk menjual hasil panennya ke Bulog. Pemerintah, kata dia, hadir untuk melayani dan mendukung petani agar mendapatkan harga terbaik dan terjamin secara legal.

"Sebenarnya tidak ada yang rumit apabila kita sudah memiliki niat untuk menjualnya. Yang pastinya petani tidak perlu sungkan karena kita adalah pemerintah, kita adalah pelayan masyarakat,” ujarnya.

Untuk memudahkan koordinasi dan pengawasan di lapangan, Harmein menyebutkan bahwa Bulog juga telah menjalin kerjasama erat dengan berbagai pihak, termasuk TNI, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), dan Koordinator Penyuluh (Korluh).

Kehadiran aparat dan petugas pertanian ini diharapkan bisa mempercepat dan mempermudah petani dalam menjangkau Bulog serta mendapatkan informasi dan pendampingan yang dibutuhkan.

“Alhamdulillah sudah terbantu dengan bapak-bapak di TNI sehingga para petani bisa menginformasikan kepada pihak TNI agar pihak TNI, PPL atau Korluh bisa berkoordinasi dengan kami,” jelas Harmein.

Terkait masih maraknya praktik tengkulak yang membeli gabah dengan harga lebih rendah, Harmein menegaskan bahwa Bulog tidak tinggal diam. Ia mengakui bahwa praktik-praktik tersebut sudah berlangsung cukup lama, namun berbagai langkah terus diupayakan untuk memutus mata rantai yang merugikan petani.

"Kalau praktik-praktik itu menurut kami sudah berjalan dari tahun-tahun sebelumnya. Yang pasti, sudah ada upaya-upaya juga. Kami selalu berupaya untuk memberantas atau mengurangi praktik-praktik yang dapat mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah," bebernya.

Harmein mengajak masyarakat, terutama petani, untuk melaporkan jika menemukan praktik merugikan semacam itu. Ia menyebutkan bahwa Bulog tidak bisa bekerja sendiri dan membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak, seperti dinas pertanian, Babinsa, dan Satgas Pangan.

“Yang jelas jika ada praktik-praktik seperti itu, sampaikanlah kepada dinas terkait atau kepada Pak Babinsa, atau sampaikan kepada Satgas Pangan. Bulog tidak bisa bekerja sendiri tanpa campur tangan dari pihak-pihak yang lainnya," tandasnya.

Bulog berharap petani di Metro dan sekitarnya bisa lebih memahami skema pembelian gabah yang sah dan menguntungkan. Harmein juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersinergi menjaga stabilitas harga dan distribusi pangan nasional, sekaligus memperkuat posisi petani sebagai tulang punggung ketahanan pangan bangsa. (*)