• Minggu, 13 April 2025

Harga Gabah di Bawah HPP, Petani Sidomulyo Lamsel Menjerit

Jumat, 11 April 2025 - 16.18 WIB
69

Aktivitas petani saat memanen padi di areal persawahan di Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan, Jumat (11/4/2025). Foto: Handika/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Selatan - Sejumlah petani di Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) menjerit akibat harga gabah terjun bebas alias jauh dari harga yang ditetapkan oleh pemerintah.

Diketahui, pemerintah melalui Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah sebesar Rp6.500 per kilogram.

Sayangnya, oknum agen rekanan Bulog diduga melakukan praktik culas, yakni membeli langsung gabah petani dengan harga jauh di bawah HPP.

Salah seorang petani di Kecamatan Sidomulyo mengeluhkan harga pembelian gabah oleh agen yang jauh dari harga pemerintah dan tak sampai Rp6.500 per kilogram.

"Sudah terjun bebas ini," kata sumber yang enggan disebut namanya, Jumat (11/4/2025).

Sumber tersebut semakin keheranan tatkala sang agen mengutarakan alasan ganjil ihwal pembelian gabah hasil panen petani dengan harga di bawah HPP.

"Alasannya banyak. Jarak yang jauh, hingga agen harus menanggung biaya bongkar muat dan transportasi," akunya.

Di samping itu, sang agen juga menyebutkan alasan yang tak masuk akal, yakni kuota pembelian gabah dibatasi hanya dua unit mobil per hari.

"Katanya kuotanya cuma dua mobil per hari, entah Fuso atau truk, tidak tahu. Selain itu, dia tidak bisa beli," timpalnya.

Dirinya dan para petani lainnya pun menjerit. Pasalnya, harga pembelian gabah Rp5.800 per kilogram jelas-jelas tidak akan menutup biaya tanam.

"Hebatnya lagi, ini ada dramanya. Mesin panen padi kok sulit, jadi semua petani berebut," kritiknya.

Senada, petani lainnya turut mengungkapkan keberatan jika gabah dibeli dengan harga di bawah HPP. Menurutnya, harga pemerintah sudah tepat untuk petani.

"Dengan harga gabah Rp6.500 per kilogram, petani sudah merasa pas. Rp6.300–6.400 masih masuk," ujarnya.

Terkait agen yang menawarkan membeli gabah dengan harga Rp5.800 per kilogram, ia memilih tak menanggapi dan memiliki pilihan lain, yakni menyimpan hasil panen.

"Mending saya bawa pulang, dijemur di rumah, untuk jaga-jaga jika harga beras mahal," pungkasnya. (*)