• Jumat, 18 April 2025

Petani di Pringsewu Jual Gabah ke Tengkulak Ketimbang Bulog, Ini Alasannya

Kamis, 10 April 2025 - 09.19 WIB
2.1k

Sri Hidayati petani di Pringsewu saat menjemur gabah hasil panen sebelum dijual. Foto: Manalu/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Pringsewu - Sejumlah petani di Kabupaten Pringsewu memilih menjual gabah hasil panen mereka kepada tengkulak dan pabrik penggilingan padi ketimbang ke Bulog dengan alasan lebih praktis.

Sri Hidayati (53) petani warga Podomoro Pringsewu mengatakan selama ini hasil panen sawah miliknya di jual ke tengkulak atau pabrik.

"Hasil panen kali ini sekitar 6 ton, sebagian sudah saya jual ke tukang bakul (tengkulak). Untuk harga gabah kering Rp7200 per kg, gabah basah Rp6200 per kg," ujar Sri Hidayati, Kamis (10/4/2025).

Alasan Sri menjual gabah ke tengkulak ketimbang di Bulog yakni lebih praktis. "Lokasi Bulog jauh, kemudian disana partai besar sedangkan kami jual gabah antara 1 kwintal Sampai 1 ton," bebernya.

Hal senada diungkapkan Petani lainnya Sagito (48) warga Bulurejo, Kecamatan Gadingrejo. Dirinya menjual gabah basah ke tengkulak seharga Rp6000 per kilogram.

"Kalau jual ke bulog repot, selisih harganya juga tidak begitu jauh," kata Sagito.

Kemudian alasan Sagito menjual gabah basah ketimbang gabah kering karena butuh modal untuk biaya kerja. "Gabah basah bisa dijual langsung kalau gabah kering butuh waktu dua hari untuk mengeringkan," imbuhnya

Kepala Dinas Pertanian Pringsewu Siti Litawati  menyarankan sebaiknya para  petani menjual gabah mereka ke Bulog melalui Gapoktan.

"Hal itu sudah kami sosialisasikan mulai dari tingkat pekon hingga Kecamatan. Jadi jika petani mau jual gabah 1 kwintal  boleh lewat Gapoktan atau bisa lewat Mitra Bulog  terdekat," singkatnya. (*)