• Senin, 21 April 2025

Kunjungan Wisata ke Lampung Turun Drastis, Astindo Dorong Perbaikan Infrastruktur dan SDM Pariwisata

Rabu, 09 April 2025 - 13.17 WIB
27

Ketua DPD Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO) Lampung, Adi Susanto. Foto: Ist

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Ketua DPD Asosiasi Travel Agent Indonesia (ASTINDO) Lampung, Adi Susanto, mengungkapkan penurunan drastis jumlah kunjungan wisatawan ke Lampung selama libur Lebaran 2025.

Berdasarkan pantauan langsung di lapangan, Adi menyebut penurunan mencapai 40 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

“Saya turun langsung ke beberapa destinasi. Wisata Batu Putu bahkan mengalami penurunan pengunjung hingga 70 persen. Sangat sepi, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya, Rabu (9/4/2025).

Adi menilai, selama ini dunia pariwisata Lampung terlalu terpaku pada angka-angka kunjungan yang kurang realistis. Ia mengajak seluruh pelaku wisata untuk berhenti berkutat dengan data semata dan mulai membangun promosi bersama secara serius.

“Yang harus kita ubah sekarang adalah strategi promosi, perbaikan infrastruktur di destinasi, serta peningkatan kualitas SDM pariwisata. SDM yang ada harus ramah, profesional, dan mampu memberikan pengalaman berbeda bagi wisatawan dari luar Lampung,” jelasnya.

Meski secara umum kunjungan menurun, wisatawan dari Sumatera Selatan masih mendominasi kunjungan ke Lampung, khususnya untuk wisata pantai.

"Beberapa pantai seperti Rio Beach, Pantai Marina, dan Pantai Senaya masih menjadi favorit dan cukup ramai," katanya.

Namun, Adi mengakui sejumlah pantai lain mengalami penurunan drastis. Bahkan, paket wisata yang biasa ditawarkan kepada wisatawan seperti tur Pulau Pahawang 3 hari 2 malam kini hampir tidak laku.

“Tahun lalu banyak yang ambil paket ini, sekarang nyaris tidak ada peminat,” tambahnya.

Menanggapi insiden kecelakaan wisata yang menelan korban jiwa di beberapa destinasi pantai saat liburan lalu, Adi menekankan pentingnya edukasi keselamatan bagi pengunjung.

“Wisatawan harus mengikuti arahan di lokasi. Jika ada rambu larangan berenang, jangan dipaksakan. Pengelola tahu mana wilayah yang aman dan mana yang berbahaya,” tegasnya.

Ia berharap ke depan seluruh pihak, baik pemerintah maupun swasta, bisa berkolaborasi dalam membenahi wajah pariwisata Lampung agar kembali menarik minat wisatawan. (*)