Gajah Liar Rusak Tujuh Rumah Singgah Petani di Desa Bumi Hantatai Lampung Barat

Tampak sebuah rumah singgah milik petani yang hancur akibat dirusak gajah liar. Foto: Ist
Kupastuntas.co, Lampung
Barat - Sebanyak 18 ekor gajah liar dilaporkan merusak tujuh rumah singgah
milik petani kopi di Dusun Peninjauan, Pekon (Desa) Bumi Hantatai, Kecamatan Bandar
Negeri Suoh, Kabupaten Lampung Barat. Peristiwa ini terjadi pada Selasa
(8/4/2025) sekitar pukul 16.00 WIB, dan terekam dalam video berdurasi 3 menit
32 detik yang tersebar luas di media sosial.
Kejadian ini terjadi di
wilayah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), yang merupakan habitat
alami gajah sumatera. Meskipun tidak menimbulkan korban jiwa, kerusakan yang
ditimbulkan tergolong parah, mengingat rumah-rumah tersebut digunakan sebagai
tempat beristirahat para petani saat bekerja di kebun kopi.
Kepala Resort Suoh, Sulki,
membenarkan adanya peristiwa tersebut. Ia menjelaskan bahwa kelompok gajah liar
yang masuk ke permukiman petani berasal dari kawasan konservasi TNBBS dan
secara tiba-tiba memasuki area ladang kopi yang berada tidak jauh dari
pemukiman warga.
“Rombongan gajah liar
berjumlah 18 ekor merusak tujuh rumah singgah milik petani kopi di Dusun
Peninjauan. Rumah-rumah ini biasa digunakan petani sebagai tempat istirahat
saat mereka bekerja di kebun kopi,” ujar Sulki saat dikonfirmasi, Rabu
(9/4/2025).
Menurut Sulki, peristiwa
seperti ini bukan yang pertama kali terjadi. Aktivitas gajah liar yang masuk ke
areal perkebunan atau permukiman warga sering terjadi, terutama di wilayah yang
berbatasan langsung dengan kawasan hutan konservasi. Namun, insiden kali ini
termasuk yang cukup besar dari sisi jumlah gajah dan dampak kerusakan yang
ditimbulkan.
"Tingkat kerusakannya
cukup signifikan. Untuk itu kami telah mengerahkan tim ke lokasi guna melakukan
pengamanan dan penanganan lebih lanjut agar tidak terjadi gangguan
susulan," tambahnya.
Sulki juga meminta
masyarakat setempat untuk tetap waspada dan sementara waktu menjauh dari lokasi
yang rawan dilintasi kawanan gajah liar. Ia menekankan pentingnya kerja sama
antara warga dan pihak TNBBS dalam menjaga keselamatan bersama.
"Kami imbau kepada
warga agar tidak mendekati area hutan terlebih dahulu. Jika ada tanda-tanda keberadaan
gajah liar, segera laporkan ke petugas. Kami juga terus berkoordinasi dengan
pihak TNBBS untuk memastikan keselamatan warga dan kelestarian satwa,"
katanya.
Sementara itu, tim gabungan
dari TNBBS dan instansi terkait tengah menuju lokasi kejadian untuk melakukan
pengamanan, pendataan kerusakan, serta langkah mitigasi agar tidak terjadi
konflik susulan. Hingga saat ini, belum ada laporan korban luka maupun jiwa
dalam insiden tersebut.
Insiden ini kembali
menyoroti persoalan konflik antara manusia dan satwa liar, yang masih menjadi
tantangan besar di wilayah sekitar taman nasional. Banyak warga yang
menggantungkan hidup dari sektor pertanian yang lahannya berbatasan langsung
dengan kawasan konservasi.
Sehingga risiko interaksi
dengan satwa liar seperti gajah, harimau, dan beruang masih tinggi, warga
berharap pemerintah dan pengelola kawasan konservasi dapat memberikan solusi
jangka panjang untuk mengurangi potensi konflik serupa di masa mendatang.
Termasuk melalui pembangunan
pagar pembatas, patroli rutin, serta peningkatan edukasi kepada masyarakat
tentang cara aman beraktivitas di sekitar kawasan hutan, masyarakat diminta
untuk segera melaporkan setiap aktivitas satwa liar kepada petugas setempat,
serta tidak mengambil tindakan sendiri yang dapat membahayakan diri maupun
mengancam keselamatan satwa yang dilindungi. (*)
Berita Lainnya
-
Pohon Tumbang Dominasi Bencana Alam di Lambar Sejak Awal Tahun 2025
Kamis, 17 April 2025 -
Kemenag Ingatkan 263 CJH Lampung Barat Siapkan Kondisi Fisik Sebelum Berangkat ke Tanah Suci
Rabu, 16 April 2025 -
Dua Armada Tak Layak Pakai, Anggaran Pemeliharaan Mobil Damkar di Lambar Hanya 14 Juta
Rabu, 16 April 2025 -
Kejari Lampung Barat Usut Dugaan Penyalahgunaan Lahan TNBBS
Rabu, 16 April 2025