Hingga 28 Februari, APBN di Lampung Defisit Rp3,142 triliun

Kepala Kantor Wilayah DJPb Provinsi Lampung, Mohammad Dody Fachrudin. Foto: Ist
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kantor Wilayah Ditjen
Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Lampung mencatat defisit anggaran pendapatan dan
belanja negara (APBN) regional Lampung sampai dengan 28 Februari 2025 sebesar
Rp3,142 triliun.
Kepala Kantor Wilayah DJPb Provinsi Lampung, Mohammad Dody
Fachrudin mengungkapkan, kondisi ini menyempit 20,95 persen dibandingkan tahun
sebelumnya.
“Penurunan defisit ini sejalan dengan kinerja positif
penerimaan negara dan pengelolaan belanja yang semakin efisien,” jelas dia
dalam keterangan tertulisnya, Senin (7/4/2025).
Dody menyebutkan, realisasi pendapatan negara di Lampung
hingga 28 Februari 2025 melanjutkan tren positif sejak awal tahun dengan total
pendapatan terkumpul senilai Rp1,666 triliun, tercapai 14,98 persen dari
target.
Kinerja positif ini utamanya didorong oleh lonjakan
pendapatan bea keluar, diikuti pertumbuhan signifikan Pendapatan Badan Layanan
Umum (BLU).
Kinerja pendapatan regional Lampung dihasilkan melalui
sinergi kebijakan Kementerian Keuangan Satu Lampung, salah satunya adalah upaya
Kantor Wilayah DJBC Sumatera Bagian Barat dalam meningkatkan kontribusi
penerimaan negara.
“Berbagai langkah strategis telah dilakukan, antara lain
audit kepabeanan dan cukai, penelitian ulang, dan ultimum remedium yang mampu
mengumpulkan penerimaan sebesar Rp977,92 juta,” bebernya.
“Selain itu, Kanwil DJBC Sumbagbar telah memungut pajak dalam
rangka impor (PDRI) dengan total penerimaan sebesar Rp379,07 miliar hingga
Februari 2025, yang berkontribusi signifikan terhadap penerimaan negara serta
mendukung penguatan ekonomi regional,” imbuhnya.
Sementara itu, lanjut Dody, pengelolaan belanja negara tetap
berpedoman pada Inpres No.1 Tahun 2025 dan KMK No.29 Tahun 2025 tentang
efisiensi anggaran K/L dan penyesuaian Transfer ke Daerah (TKD).
Realisasi belanja negara mencapai Rp4,808 triliun atau 15,27
persen dari pagu, terkontraksi 8,68 persen (yoy) seiring kebijakan efisiensi
anggaran.
“Belanja Pemerintah Pusat terealisasi Rp703,39 miliar,
tercapai 8,33 persen dari pagu, dengan rincian komponen belanja barang dan
belanja modal sama-sama terkontraksi 80,05 persen (yoy) dan 87,81 persen (yoy)
akibat penyesuain pagu,” kata dia.
Sedangkan menurutnya belanja pegawai dan bantuan sosial tidak
terdampak efisiensi dan tumbuh positif masing-masing 4,25 persen (yoy) dan
10,09 persen (yoy).
Ia menilai, kebijakan dagang antar negara yang semakin
terpolarisasi, menurunnya harga komoditas unggulan di pasar dunia, dan
kebijakan bank sentral Amerika Serikat untuk mempertahankan dominasi dolar
terhadap rupiah menjadi daftar tantangan yang perlu dihadapi perekonomian
Lampung pada awal tahun 2025.
“Meskipun demikian, kinerja ekonomi dan fiskal Lampung masih
cukup baik. Hingga 28 Februari 2025, kinerja APBN Regional Lampung tumbuh,
didorong bea keluar yang tumbuh akseleratif, sementara belanja negara dikelola
lebih efisien,” tuturnya. (*)
Berita Lainnya
-
Rafie Novriansyah Raih Juara II Nasional Panco, Harumkan Nama Universitas Teknokrat Indonesia
Sabtu, 12 April 2025 -
Anti Libur, Tim Siaga PLN Berjibaku Percepat Pulihkan Gangguan Listrik di kawasan longsor Pematang Liang Saat Moment Idul Fitri 2025
Sabtu, 12 April 2025 -
Alumni Universitas Teknokrat Indonesia Berkarier di Anak Usaha Kalbe Farma
Sabtu, 12 April 2025 -
Atasi Genangan Air, Pemkot Bandar Lampung Pasang Box Culvert di Jalan Tirtayasa Sukabumi
Jumat, 11 April 2025