Berkah Ramadhan Bagi Pedagang Takjil di Unila, Bisa Raup 500 Ribu Sehari

Para pedagang takjil di sepanjang jalan kampus Universitas Lampung. Foto: Paulina/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung – Ramadan membawa berkah bagi para pedagang takjil di sekitar Universitas Lampung (Unila). Setiap sore, kawasan kampus berubah menjadi pusat jajanan berbuka puasa.
Berbagai makanan dan minuman dijajakan oleh pedagang kaki lima, menarik perhatian mahasiswa dan warga sekitar. Dua yang cukup populer adalah sate obong milik Yeni dan es buah yang dijual oleh Sukma, yang selalu ramai pembeli sejak dibuka.
Yeni mulai berjualan sate obong sejak pukul 15.00 WIB. Sate yang dibakar dengan api besar ini dijual dengan harga mulai dari Rp1.000 per tusuk, sehingga banyak mahasiswa yang tertarik membelinya.
"Saya mulai jualan dari jam 3 sore. Alhamdulillah, selalu ada pembeli, terutama mahasiswa yang cari takjil murah," ujarnya. Dari hasil jualannya, Yeni bisa meraup omzet hingga Rp500 ribu per hari, tergantung pada ramai tidaknya pengunjung.
Sementara itu, Sukma, pedagang es buah, juga merasakan berkah Ramadan. Ia menjual es buah dengan harga Rp10.000 per porsi dan bisa terjual hingga 50 porsi sehari. Namun, jika suasana ramai, jumlahnya bisa meningkat hingga 500 porsi dalam sehari. "Kalau cuaca panas dan banyak yang datang, es buah jadi lebih laku," kata Sukma.
Keberadaan para pedagang takjil ini sangat membantu mahasiswa, terutama mereka yang tinggal di kos dan tidak sempat memasak setelah seharian kuliah. Ica, seorang mahasiswi, mengaku sering membeli takjil di sekitar Unila.
"Sebagai anak kos, saya sering tidak sempat masak setelah seharian kuliah. Dengan adanya pedagang takjil ini, saya bisa beli makanan yang murah dan enak untuk berbuka," ujarnya.
Selain mahasiswa, warga sekitar kampus Unila juga banyak yang datang untuk berburu jajanan berbuka. Fajar, seorang pegawai swasta yang tinggal di dekat kampus, mengaku sering mampir untuk membeli takjil sepulang kerja. "Kadang saya mampir ke sini karena pilihannya banyak dan harganya lebih murah dibandingkan di tempat lain," kata Fajar.
Tak hanya soal harga yang terjangkau, suasana sekitar Unila juga membuat para pembeli merasa nyaman. Pedagang takjil di sini sudah lama menjadi bagian dari kebiasaan mahasiswa yang berburu makanan saat waktu berbuka. Banyak dari mereka yang mencari variasi takjil agar bisa berbuka dengan lebih praktis dan hemat.
Para pedagang pun berharap Ramadan tahun ini membawa lebih banyak rezeki dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk Yeni, meskipun harga bahan baku naik, ia tetap berusaha menjaga harga jual agar tetap terjangkau bagi mahasiswa. "Daging ayam dan bumbu-bumbu naik harganya, tapi saya tetap jual dengan harga terjangkau agar mahasiswa bisa tetap beli," katanya.
Bagi pedagang musiman seperti Yeni dan Sukma, Ramadan adalah waktu yang ditunggu-tunggu untuk menambah penghasilan.
Mereka merasa sangat terbantu dengan meningkatnya permintaan takjil, yang membuat omzet mereka meningkat pesat selama bulan puasa. "Biasanya saya kerja serabutan, tapi kalau Ramadan pasti jualan takjil, karena keuntungannya lumayan," ujar Sukma.
Suasana Ramadan di Unila memang sangat meriah dengan berbagai pilihan takjil. Dari sate obong yang dijual dengan harga murah hingga es buah yang menyegarkan, kawasan kampus menjadi destinasi favorit bagi mahasiswa dan warga sekitar untuk berburu makanan berbuka.
Para pedagang berharap agar tradisi ini terus berlanjut setiap tahunnya, memberikan berkah bagi mereka dan juga bagi para pembeli. Bagi mereka, Ramadan bukan hanya soal berbagi rezeki, tetapi juga menjaga kualitas dan kepercayaan dari pelanggan yang telah setia menikmati takjil yang mereka jual. (*)
Berita Lainnya
-
Hadir untuk Masyarakat, Telkom Witel Lampung Adakan Safari Ramadhan
Selasa, 25 Maret 2025 -
Telkom Witel Lampung berAKSI Salurkan 1000 Paket Bingkisan Lebaran
Selasa, 25 Maret 2025 -
H-7 Lebaran, 4.600 Pemudik Tiba di Terminal Rajabasa Bandar Lampung
Selasa, 25 Maret 2025 -
157.372 Orang Sudah Tinggalkan Jawa Menuju Lampung
Selasa, 25 Maret 2025