• Selasa, 18 Maret 2025

Jelang Lebaran, Pemkot Metro Bakal OTT Pelaku Pembuang Sampah Sembarangan

Selasa, 18 Maret 2025 - 09.00 WIB
107

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Metro, Ardah saat diwawancarai awak media. Foto: Arby/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Pemerintah Kota (Pemkot) Metro melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kembali menggaungkan rencana Operasi Tangkap Tangan (OTT) bagi pelaku buang sampah sembarangan.

Program ini diklaim akan dijalankan sebelum Lebaran 2025 untuk menekan lonjakan volume sampah yang meningkat drastis menjelang hari raya. Namun, yang menjadi pertanyaan besar ialah seberapa serius komitmen ini bakal diterapkan oleh DLH.

Kepala DLH Kota Metro, Ardah menyatakan bahwa operasi ini akan melibatkan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

"Kita akan bergerak pagi-pagi saat subuh karena biasanya orang membuang sampah pada jam-jam tersebut. Namun, jadwal pastinya masih perlu dikoordinasikan lebih lanjut dengan tim teknis," kata dia, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (18/3/2025).

Ardah juga menegaskan bahwa pelaku yang tertangkap tangan akan dikenai sanksi denda sebesar Rp 150.000 sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda).

"Ketika OTT sudah berlangsung, kita akan terapkan sanksi tegas seperti membayar denda di tempat," ungkapnya.

Ketegasan Pemkot Metro melalui DLH dalam menertibkan persoalan sampah memang perlu diapresiasi. Namun, tanpa keseriusan dalam eksekusi, program ini dikhawatirkan hanya menjadi gertak sambal yang tidak memberikan dampak jangka panjang.

Rencana OTT ini memang terdengar tegas, tetapi ada sejumlah pertanyaan yang perlu dijawab terkait dengan apakah OTT hanya akan menjadi aksi seremonial.

Aktivis Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Kota Metro menyoroti program tersebut. Yang mana pada masa lalu, program itu selalu digaungkan namun minim sekali tindakan.

"Sebelumnya, Pemkot Metro pernah menggembar-gemborkan kebijakan serupa, tetapi penerapannya minim dan efek jera bagi pelanggar nyaris tidak terlihat," kata Ketua GMBI Kota Metro, Eko Joko Susilo.

"Jika OTT hanya dijalankan beberapa hari menjelang Lebaran dan tidak konsisten setelahnya, maka program ini tak lebih dari sekadar simbolis belaka," imbuhnya.

Selain itu, pengawasan dan keberlanjutan program juga menjadi pertanyaan. Tanya itu, iya juga menyoal fasilitas pengolahan sampah di Metro yang dinilai belum memadai.

"Apakah Pemkot Metro siap melakukan OTT secara berkala, atau hanya sebatas show of force menjelang momen tertentu. Tanpa pengawasan berkelanjutan, masyarakat bisa kembali ke kebiasaan lama setelah OTT selesai," bebernya.

"Jika Pemkot Metro ingin serius menindak pembuang sampah sembarangan, maka harus ada solusi jangka panjang. Warga perlu lebih banyak fasilitas tempat sampah, sistem pengangkutan yang lebih terjadwal, serta sosialisasi yang lebih masif. Jika hanya menindak tanpa menyediakan solusi, kebijakan ini akan tampak tidak adil," tandasnya.

Jika Pemkot benar-benar ingin membersihkan Kota Metro dari sampah, maka perlu strategi yang lebih sistematis dan berkelanjutan, bukan hanya OTT musiman yang dijalankan sebelum Lebaran. Masyarakat menunggu bukti, bukan sekadar wacana ataupun janji. (*)