• Selasa, 18 Maret 2025

Usulan Tak Ditindaklanjuti, Warga Gotong Royong Bersihkan Semak di Ruas Pekon Balak-Suoh Lambar

Senin, 17 Maret 2025 - 14.22 WIB
356

Petugas gabungan dan masyarakat saat melakukan kegiatan gotong royong membersihan tumbuhan liar di sepanjang jalan provinsi Pekon Balak-Suoh. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Kesal karena lambannya penanganan pemeliharaan dari pemerintah, sejumlah masyarakat yang berasal dari Kecamatan Batu Brak dan Bandar Negeri Suoh (BNS) gotong royong melakukan pemangkasan terhadap tumbuhan liar di sepanjang jalan provinsi Ruas Pekon Balak-Suoh.

Rimbunnya pepohonan yang tidak terawat dinilai mengganggu visibilitas dan membahayakan keselamatan pengendara, terutama saat malam hari dan kondisi cuaca buruk. Terlebih saat ini masih ramai terkait adanya konflik antara harimau dan manusia, hal tersebut semakin membuat warga khawatir.

Salah satu masyarakat Kecamatan Batu Brak mengungkapkan bahwa kondisi tersebut sudah berlangsung cukup lama tanpa adanya tindakan signifikan dari pihak terkait. Dikhawatirkan tumbuhan yang rimbun bisa menjadi tempat persembunyian satwa liar di sepanjang jalan provinsi itu.

"Dahan pohon banyak yang menjulur ke badan jalan, mengganggu pandangan dan membuat pengendara harus lebih waspada, sehingga masyarakat berinisiatif untuk melakukan gotong royong bersama aparat pemerintah kecamatan, pekon, dan pihak terkait," ujarnya.

"Karena ranting-ranting yang menjulur juga berpotensi membahayakan masyarakat dan pengendara, apalagi sekarang lagi musim harimau. Takutnya bisa jadi tempat persembunyian harimau, kita kan tidak tahu. Jadi warga antisipasi hal itu agar tidak terjadi," sambungnya.

Masyarakat berharap pihak berwenang segera mengambil langkah konkret dalam pemeliharaan jalan provinsi ini, termasuk pemangkasan pohon yang mengganggu agar dilakukan rutin setiap bulan, sehingga masyarakat yang melintas bisa merasa aman dan nyaman.

"Setahu kami, anggaran untuk pemeliharaan ini kan ada, manfaatkan dong dengan baik sesuai peruntukannya. Jangan sampai masyarakat terus yang bergerak karena kelamaan nunggu pemerintah, ini kan demi kepentingan bersama," pungkasnya.

Sementara itu, anggota DPRD Lampung Barat Dapil BNS-Suoh, Mistiana, yang ikut dalam kegiatan tersebut, mengatakan pemeliharaan rutin terhadap tumbuhan liar tersebut sudah diusulkan Camat sejak beberapa bulan lalu ke pihak provinsi, namun belum ada respons dan tanggapan.

"Sudah diusulkan sejak beberapa bulan lalu. Camat sudah menghubungi pihak provinsi langsung, namun belum ada tindak lanjut, sehingga kegiatan gotong royong dilakukan atas inisiatif masyarakat karena resah dengan kondisi ruas jalan yang sudah dipenuhi tumbuhan liar," katanya.

Hal tersebut juga, kata dia, sebagai bentuk dukungan dari masyarakat terhadap pemerintahan bupati dan wakil bupati, Parosil Mabsus-Mad Hasnurin, di periode kedua ini. Meskipun ruas jalan itu merupakan jalan provinsi, masyarakat yang melintas merupakan masyarakat Lampung Barat.

"Walau itu jalan provinsi, namun yang lewat kan mayoritas masyarakat Lampung Barat juga. Apalagi saat ini kan sedang musim loreng (harimau), ngeri kalau jalannya sempit dan tertutup tumbuhan liar," terangnya.

Sementara Camat Bandar Negeri Suoh (BNS), Mandala Harto, membenarkan bahwa pihaknya sudah melaporkan terkait upaya pemeliharaan dan pemangkasan tumbuhan liar di sepanjang jalan penghubung Batu Brak dan Bandar Negeri Suoh (BNS) ke pihak provinsi.

"Memang sudah kita laporkan. Kita beritahu ke pihak provinsi, namun sampai sekarang belum ada pemeliharaan yang dilakukan, sehingga masyarakat berinisiatif untuk gotong royong bersama aparat kecamatan BNS dan Batu Brak, TNI Polri, petugas kesehatan, serta masyarakat," katanya.

Ia menambahkan, saat ini kondisi ruas jalan tersebut sudah bersih dan nyaman dilalui. Masyarakat diimbau agar tidak khawatir saat melintas.

"Sekarang kondisinya sudah bersih dan sudah nyaman dilalui masyarakat, berkat gotong royong tim gabungan kemarin," imbuhnya.

Ia berharap agar pemerintah provinsi Lampung bisa secara rutin melakukan pemeliharaan terhadap tumbuhan liar yang berada di ruas jalan provinsi tersebut, sebab jika terus dibiarkan bisa menghambat aktivitas pengguna jalan, terlebih saat ini ramai terkait konflik manusia dan harimau.

"Kita mengantisipasi hal-hal buruk agar tidak terjadi. Mudah-mudahan ke depan pihak provinsi bisa melakukan pemeliharaan, kalau bisa setiap bulan, agar tumbuhan liar tidak sampai menjulur ke jalan dan menghambat mobilitas pengendara dan masyarakat," pungkasnya. (*)