• Senin, 17 Maret 2025

Jalan Imam Bonjol Metro Lampung Berubah Jadi TPA Liar

Senin, 17 Maret 2025 - 09.47 WIB
338

Potret tumpukan sampah di Jalan Imam Bonjol yang kembali muncul usai dibersihkan. Foto: Arby/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Kota Metro, Provinsi Lampung yang dikenal dengan slogan Bumi Sai Wawai kini harus menelan ironi. Di perbatasan Jalan Imam Bonjol Kecamatan Metro Pusat dan Jalan Pattimura Kecamatan Metro Utara, tumpukan sampah liar terus muncul seolah tak ada yang peduli.

Dari pantauan Kupastuntas.co, Senin (17/3/2025), lokasi sekitar jembatan yang seharusnya menjadi akses utama malah berubah menjadi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) ilegal. Pemerintah Kota (Pemkot) Metro diminta untuk mengaktifkan kembali Operasi Tangkap Tangan (OTT) pelaku Buang Sampah Sembarangan (BSS).

Yang lebih menyakitkan, masalah ini bukan terjadi sehari-dua hari. Bertahun-tahun warga mengeluh, tapi solusi konkret dari pemerintah tak kunjung ada. Pembersihan dilakukan berulang kali, tetapi sampah tetap kembali dalam hitungan hari.

Warga pun mulai bertanya-tanya, apakah pemerintah sudah melalui OPD terkait menyerah atau apakah Metro tak lagi punya wibawa menindak pelaku buang sampah sembarangan.

Warga sekitar juga mengaku lelah dengan pemandangan menjijikkan ini. Bau menyengat, tumpukan plastik, limbah rumah tangga, bahkan bangkai hewan sering terlihat di lokasi tersebut.

Sapto (32), warga yang tinggal tak jauh dari lokasi, mengaku kecewa dengan kinerja OPD. Menurutnya, kondisi ini tak hanya mengganggu estetika kota, tetapi juga menjadi sumber penyakit dan pencemaran lingkungan yang serius.

"Jangan cuma bangun taman dan cat pagar kota, sampah ini harusnya jadi prioritas juga. Apa dinasnya gak malu, ini pemerintahan baru tapi tiap hari orang lihat ini," cetusnya.

Sabtu menilai OTT yang dulu pernah dilakukan dapat diaktifkan kembali. Hal tersebut sebagai upaya meminimalisir aktivitas oknum masyarakat yang membuang sampah sembarangan.

"Dulu ada OTT buat tangkap tangan pelaku buang sampah sembarangan. Sekarang kok hilang, mau sampai kapan begini. Kalau dibiarkan terus, berarti pemerintah memang sudah angkat tangan," ucapnya.

Operasi Tangkap Tangan (OTT) bagi pelaku pembuangan sampah liar sebenarnya pernah dilakukan di Metro. Saat itu, kebijakan ini berhasil menekan kebiasaan buruk sebagian warga. Namun, entah mengapa, OTT tiba-tiba lenyap tanpa penjelasan.

"Padahal, jika OTT diberlakukan kembali dengan pengawasan ketat, pelaku pembuang sampah sembarangan bisa diberi efek jera. Apalagi jika disertai dengan denda tegas atau sanksi sosial. Tetapi yang terjadi sekarang justru sebaliknya, pelanggar makin leluasa, dan Metro semakin kumuh," ucap Warno warga Metro Utara.

Kondisi ini seharusnya menjadi tamparan bagi Pemkot Metro. Sampah liar yang terus muncul di Jalan Imam Bonjol bukan sekadar masalah kebersihan, tetapi juga cerminan lemahnya wibawa pemerintah dalam menegakkan aturan.

"Solusi sebenarnya ada, aktifkan kembali OTT yang melibatkan Dinas Lingkungan Hidup dan satpol PP. Atau bisa juga melakukan pemasangan CCTV, perbanyak patroli Satpol PP, dan berikan denda bagi pelaku. Jika tindakan ini dilakukan dengan serius, maka kebiasaan buruk ini pasti bisa ditekan," ungkapnya.

"Namun, jika pemerintah terus tutup mata dan bungkam, maka jangan salahkan warga jika mereka mulai kehilangan kepercayaan. Karena bagi masyarakat, kota yang bersih bukan hanya soal kampanye, tetapi soal tindakan nyata. Kami yakin pemerintahan Bambang-Rafieq berani dan tegas dalam bertindak," tandasnya. (*)