• Minggu, 16 Maret 2025

Puluhan Kapal Rusak Menumpuk di Muara Gading Mas Lamtim, Nelayan Ngeluh Susah Sandar

Minggu, 16 Maret 2025 - 15.20 WIB
41

Puluhan kapal nelayan yang rusak mempersulit penyadaran kapal nelayan Muara Gading Mas, Labuhan Maringgai. Foto: Agus/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Puluhan kapal rusak menumpuk di lokasi sandar kapal di Desa Muara Gading Mas, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, kini menjadi keluhan utama para nelayan.

Kondisi ini mengganggu proses penyandaran kapal nelayan yang seharusnya menjadi tugas Syahbandar untuk menjaga kebersihan dan kelancaran di area tersebut.

Andi Baso, seorang tokoh nelayan setempat, mengungkapkan bahwa sampah kapal rusak tersebut telah ada lebih dari dua tahun. Menurutnya, jika masalah ini tidak segera ditangani, akan semakin mengganggu kapal-kapal yang hendak bersandar.

"Kalau tidak secepatnya dibersihkan, ini akan semakin mengganggu kapal yang akan bersandar," kata Andi, saat dikonfirmasi, Minggu (16/3/2025).

Masalah sampah kapal rusak ini tidak hanya soal estetika, namun juga berpotensi memperburuk kondisi tempat sandar. Material kapal yang sebagian besar terbuat dari kayu berisiko memperburuk pendangkalan dan menyempitkan area sandar.

 "Jika tidak ada tindakan dari dinas terkait, sampah kapal ini akan semakin menumpuk dan membuat tempat sandar semakin sempit," tambahnya.

Selain masalah bangkai kapal, Andi juga menyoroti dangkalnya kondisi tempat sandar kapal yang belum ada tindak lanjut dari pemerintah.

Ia khawatir jika tidak segera dilakukan pengerukan, hal ini dapat merusak peralatan kapal, khususnya kipas penggerak kapal.

"Pendangkalan ini bisa menyebabkan kerusakan pada kipas penggerak kapal, yang tentu akan merugikan nelayan," jelasnya.

Sementara itu, tempat sandar kapal di pesisir Muara Gading Mas, yang setiap harinya menjadi tempat istirahat bagi 200 hingga 300 kapal, semakin padat.

Nelayan yang beraktivitas di pagi hari, biasanya kembali bersandar di lokasi tersebut pada pagi hari, sementara yang pulang pada sore hari akan bersandar sore hari.

Dengan jumlah kapal yang terus bertambah, keberadaan kapal-kapal rusak yang menumpuk semakin memperparah kondisi tersebut.

Nelayan setempat pun meminta agar pihak berwenang segera turun tangan untuk membersihkan sampah kapal dan melakukan pengerukan untuk memperlebar area sandar kapal.

"Kami butuh perhatian serius dari pemerintah untuk menjaga kelancaran aktivitas nelayan di sini. Jika tidak, kami khawatir masalah ini akan semakin besar," ujar Andi Baso.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Syahbandar atau dinas terkait mengenai langkah yang akan diambil untuk mengatasi permasalahan ini.

Nelayan berharap agar segera ada solusi konkret agar kegiatan mereka tidak terganggu dan kerugian yang lebih besar dapat dihindari. (*)