• Kamis, 13 Maret 2025

Akademisi Soroti Dampak Ekspor dan Momentum Ramadhan Pada Melonjaknya Harga Kelapa

Kamis, 13 Maret 2025 - 08.51 WIB
23

Asrian Hendi Caya Pengamat Ekonomi dan Akademisi Universitas Lampung. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Harga kelapa di pasaran mengalami kenaikan yang cukup signifikan, yang diduga akibat meningkatnya ekspor serta tingginya permintaan selama bulan Ramadhan. Akademisi sekaligus pengamat ekonomi dari Universitas Lampung (Unila), Asrian Hendi Caya, menilai bahwa lonjakan ekspor kelapa dan produk turunannya merupakan perkembangan positif bagi perekonomian nasional. 

"Menembus pasar ekspor bukanlah hal yang mudah. Peningkatan ekspor kelapa ini menunjukkan daya saing produk Indonesia di tingkat global. Namun, kita perlu memastikan bahwa ini bukan sekadar fenomena sementara akibat gangguan di negara eksportir lain yang lebih mapan," ujar Asrian pada Rabu (13/3/2025). 

Menurutnya, ekspor kelapa saat ini masih didominasi oleh produk primer, yaitu kelapa bulat. Meski demikian, ia menganggap tren ini tetap sebagai langkah maju.

"Saat ini, ekspor kelapa masih didominasi oleh produk primer, yaitu kelapa bulat. Ke depan, kita harus mendorong ekspor produk turunan kelapa yang telah diolah agar nilai tambahnya lebih besar bagi perekonomian," jelasnya. 

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi besar dalam budidaya kelapa, termasuk di Lampung. Selain berkontribusi pada ekspor nasional, sektor ini juga berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.

"Lampung memiliki potensi besar dalam budidaya kelapa dan menjadi salah satu daerah penyumbang ekspor terbesar. Didukung oleh infrastruktur yang memadai, akses perdagangan dari Lampung menjadi lebih efisien," kata Asrian. 

Lonjakan ekspor yang tinggi memang memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional. Namun, di sisi lain, Asrian menilai bahwa ketergantungan pada ekspor bahan mentah berisiko membuat Indonesia kehilangan peluang nilai tambah yang lebih besar. Menurutnya, penguatan industri pengolahan kelapa di dalam negeri harus menjadi perhatian utama. 

"Jika industri pengolahan kelapa di daerah diperkuat, kita bisa mencegah kebocoran sumber daya alam sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat," ungkapnya.

Dengan demikian, petani dan pelaku usaha lokal dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar dibandingkan hanya menjual kelapa dalam bentuk mentah. 

Saat ini, beberapa industri pengolahan kelapa sudah mulai berkembang dengan dukungan teknologi yang memadai. Namun, tantangan terbesar yang dihadapi adalah bagaimana memperluas pasar agar sektor ini benar-benar mampu memberikan manfaat ekonomi yang lebih luas.

"Industri pengolahan kelapa sudah mulai berkembang dengan dukungan teknologi yang cukup baik. Tantangan terbesar kita saat ini adalah bagaimana memperluas pasar agar manfaat ekonominya lebih luas," tambahnya. 

Selain faktor ekspor, lonjakan harga kelapa juga didorong oleh meningkatnya permintaan selama bulan Ramadhan. Kelapa menjadi salah satu komoditas utama yang digunakan dalam berbagai makanan khas berbuka puasa dan hidangan lebaran, sehingga kenaikan harga menjadi hal yang lumrah terjadi setiap tahun.

"Selain ekspor, kenaikan harga kelapa juga disebabkan oleh tingginya permintaan selama bulan Ramadhan. Ini menjadi fenomena yang lumrah terjadi setiap tahunnya," terang Asrian. 

Namun, ia menilai bahwa kenaikan harga kelapa seharusnya tidak terlalu membebani konsumen jika ada keseimbangan antara ekspor dan pasokan dalam negeri.

"Kenaikan harga seharusnya tidak terlalu membebani masyarakat jika ada keseimbangan antara ekspor dan pasokan dalam negeri. Kebijakan distribusi yang tepat sangat diperlukan agar dampaknya tidak terlalu besar bagi pasar domestik," tuturnya. 

Dengan meningkatnya ekspor dan permintaan dalam negeri yang tinggi, ia berharap pemerintah serta pelaku usaha dapat mengelola pasokan kelapa dengan baik.

"Saya berharap pemerintah dan pelaku usaha dapat mengelola pasokan kelapa dengan baik, sehingga harga tetap stabil dan sektor ini bisa memberikan manfaat optimal bagi perekonomian nasional serta kesejahteraan masyarakat," pungkasnya. (*)