• Senin, 10 Maret 2025

Kepala Balai Besar TNBBS di Kotaagung Diduga Lakukan Tindakan Asusila ke Pegawainya, Suami Korban Tuntut Permintaan Maaf

Senin, 10 Maret 2025 - 14.05 WIB
35

Yuda saat berorasi dikawan ketat aparat Kepolisian di depan kantor BBTNBBS. Foto: Sayuti/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Tanggamus – Puluhan massa mendatangi kantor Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BBTNBBS) di Jalan Lintas Barat (Jalinbar) Pekon Terbaya, Kecamatan Kotaagung, Kabupaten Tanggamus, menuntut keadilan atas dugaan tindakan asusila Kepala BBTNBBS, IS, terhadap seorang pegawai perempuan berinisial S, Senin (10/3/2025).

Aksi ini merupakan bentuk kekecewaan dan desakan agar IS segera memberikan klarifikasi serta bertanggung jawab atas dugaan perbuatannya.

Massa yang berkumpul di depan kantor BBTNBBS membawa spanduk bertuliskan pesan-pesan keras, di antaranya: “Ismanto jangan sembunyi di balik topengmu!”, “Berani berbuat, berani bertanggung jawab!”, dan “Tanah kami tanah bermartabat, jangan kau kotori!”

Dalam aksi ini, Yuda Atroyfi, suami dari korban menyatakan, pihak keluarga hanya meminta permohonan maaf secara terbuka atas dugaan tindakan tidak senonoh terhadap istrinya.

“Kalau saja mediasi dilakukan sejak Oktober 2024, masalah ini sudah selesai. Tapi karena dia merasa punya pangkat dan jabatan, dia menganggap dirinya hebat dan mengabaikan kami,” tegas Yuda dalam orasinya.

Yuda juga mengungkapkan bahwa selama ini dirinya telah berusaha menghubungi IS untuk menyelesaikan permasalahan secara baik-baik. Namun, hingga kini tidak ada itikad baik dari yang bersangkutan.

“Sejak awal saya ingin menyelesaikan ini dengan damai. Tapi karena dia punya jabatan, saya malah diremehkan. Saya hanya meminta pertemuan dan permintaan maaf, tidak lebih. Jangan hanya bersembunyi,” lanjutnya.

Selain meminta pertanggungjawaban IS, Yuda menegaskan bahwa ia tidak ingin masalah ini merusak hubungan baik dengan pegawai BBTNBBS lainnya.

“Balai Besar TNBBS sudah seperti keluarga saya. Ayah saya dulu mencari nafkah di sini, dan hingga kini masih ada saudara serta istri saya yang bekerja di dalamnya. Saya tidak ingin masalah ini menciptakan perpecahan,” ujarnya.

Massa pun berjanji akan terus mengawal kasus ini hingga ada kepastian hukum. Mereka juga mengancam akan mengerahkan lebih banyak massa jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.

“Jangan sampai ini berlarut-larut. Jika tidak ada kejelasan, kami akan datang lagi dengan jumlah massa yang lebih besar,” ujar salah satu peserta aksi.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, kasus ini dialami oleh S (33) dan telah dilaporkan ke Polda Lampung oleh suaminya, Y (33). Laporan  pada 30 November 2024, dugaan tindakan cabul ini bukan hanya terjadi sekali, melainkan berulang kali. Salah satu insiden yang dilaporkan adalah ketika IS diduga menarik masker korban dan mencium pipinya secara paksa di lingkungan kantor.

Hingga berita ini diturunkan, upaya mediasi masih terus berlangsung, sementara keluarga korban dan massa aksi tetap menunggu tanggapan dari pihak terkait. (*)