• Kamis, 06 Maret 2025

Waspada! Jalan Nasional Liwa-Krui Lampung Barat Berlubang dan Terancam Amblas

Rabu, 05 Maret 2025 - 13.19 WIB
99

Jalan Nasional Liwa-Krui Lampung Barat Berlubang dan Terancam Amblas. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Sejumlah masyarakat dan pengendara mengeluhkan kondisi ruas Jalan Nasional Liwa-Krui, tepatnya di Pekon (Desa) Kubu Perahu, Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten Lampung Barat (Lambar), yang banyak berlubang dan terancam amblas sehingga membahayakan pengguna jalan.

Kondisi Jalan Nasional Lintas Liwa-Krui yang menjadi akses utama penghubung Kabupaten Lampung Barat dan Pesisir Barat semakin memprihatinkan. Sejumlah titik jalan berlubang dan tergenang, ditambah beberapa titik yang terancam amblas.

Berdasarkan pantauan di lapangan, sejumlah titik di sepanjang jalur ini mengalami kerusakan parah. Lubang-lubang dengan kedalaman hingga 20-30 cm tersebar di berbagai titik, terutama di daerah perbukitan yang rawan longsor.

Akibatnya, pengendara, terutama pengendara roda dua dan kendaraan kecil, harus ekstra hati-hati saat melintas agar tidak terperosok atau tergelincir. Kondisi geografis jalan yang berliku menambah potensi kecelakaan bagi pengguna jalan.

Selain berlubang, di beberapa titik jalan juga mengalami kerusakan yang sangat parah dan terancam amblas. Setidaknya ada tiga titik lokasi yang amblas dan hampir memakan sebagian badan jalan.

Musim hujan yang terjadi saat ini semakin memperburuk kondisi ruas jalan, sebab jalan yang amblas semakin tergerus air sehingga kerusakan setiap harinya semakin parah. Pengendara, khususnya roda empat, harus berhati-hati.

Struktur tanah yang labil ditambah curah hujan tinggi dalam beberapa pekan terakhir memperparah keadaan. Beberapa ruas jalan di daerah perbukitan terlihat mulai mengalami retakan yang mengkhawatirkan, sementara bahu jalan di beberapa titik mulai longsor ke jurang.

"Kalau hujan, jalan ini seperti jebakan. Lubangnya tertutup genangan air, jadi pengendara sulit melihat mana yang aman untuk dilewati," ujar Rahmat, seorang sopir angkutan yang melintas di ruas jalan tersebut, Rabu (5/3/2025).

Ia menambahkan bahwa kendaraan besar seperti truk dan bus kerap harus mengurangi kecepatan drastis atau mengambil jalur berlawanan untuk menghindari lubang yang dalam. Bahkan, kendaraan berat di atas 2 ton dilarang melintas.

Andrian, pengendara lain, mengaku khawatir melihat kondisi jalan yang semakin hari semakin buruk. "Kami takut kalau tiba-tiba jalan ini benar-benar amblas. Sudah ada beberapa bagian yang mulai retak, dan kalau dibiarkan, bisa saja longsor terjadi sewaktu-waktu," ujarnya.

Minimnya penerangan karena berada di area hutan kawasan membuat kondisi semakin berbahaya, terutama pada malam hari. Pengendara yang tidak mengetahui kondisi jalan bisa saja terjebak di jalur yang rusak atau bahkan tergelincir ke jurang.

Kerusakan jalan yang semakin parah ini juga berdampak pada meningkatnya angka kecelakaan. Beberapa pengendara motor dilaporkan terjatuh akibat menghindari lubang secara mendadak, sementara kendaraan roda empat sering mengalami kerusakan pada bagian ban dan suspensi.

"Dalam sebulan terakhir, sudah ada beberapa pengendara motor yang jatuh. Kebanyakan karena terjebak di lubang atau kehilangan keseimbangan saat menghindari jalan rusak," kata seorang warga Pekon Kubu Perahu.

Tak hanya membahayakan pengendara, kerusakan jalan juga berdampak pada perekonomian warga. Banyak pedagang dan petani yang kesulitan mengangkut hasil bumi mereka ke pasar karena perjalanan menjadi lebih lama dan berisiko tinggi.

Masyarakat dan pengguna jalan berharap pemerintah segera turun tangan untuk memperbaiki kondisi jalan sebelum kerusakan semakin parah dan memakan korban jiwa, terlebih menjelang arus mudik lebaran ketika volume kendaraan meningkat.

"Jangan tunggu ada kecelakaan besar dulu baru diperbaiki. Ini jalan nasional, seharusnya jadi prioritas. Apalagi sudah mau mudik lebaran, ini salah satu akses yang padat kendaraan saat mudik lebaran, jadi harus diprioritaskan," pungkasnya. (*)