• Kamis, 06 Maret 2025

Literasi di Lampung Tengah Masih Tertinggal, Program Belum Maksimal

Rabu, 05 Maret 2025 - 15.15 WIB
29

Kepala Bidang Layanan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lampung Tengah, Siva, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (05/03/2025). Foto: Yoga/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Tengah - Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) di Kabupaten Lampung Tengah masih berada di bawah target yang ditentukan. Salah satu penyebab utamanya adalah belum optimalnya pelaksanaan program literasi, ditambah dengan pergantian personel di dinas terkait yang terlalu cepat.

Akibatnya, banyak program harus dimulai ulang dari awal, sehingga pencapaian literasi masyarakat belum mengalami peningkatan signifikan.

Kepala Bidang Layanan Perpustakaan Daerah Kabupaten Lampung Tengah, Siva, menjelaskan bahwa kondisi IPLM yang masih rendah dipengaruhi oleh berbagai faktor.

"Kami belum mencapai target yang ditentukan karena ada beberapa program yang belum berjalan maksimal. Salah satu kendala terbesar adalah pergantian personel yang terlalu cepat. Biasanya, program baru berjalan beberapa bulan, tetapi sudah ada pergantian, sehingga harus diulang dari awal," ungkap Siva, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (05/03/2025).

Menurutnya, akibat pergantian personel yang terlalu sering, kesinambungan program menjadi terganggu. Banyak inisiatif yang belum sempat terealisasi dengan baik karena harus terus disesuaikan dengan kebijakan dan strategi dari pejabat baru.

Salah satu program unggulan yang terus dijalankan adalah Bunda Literasi, di mana Bunda Literasi turun langsung ke masyarakat untuk mengenalkan budaya literasi. Program ini difokuskan pada taman baca masyarakat dan perpustakaan kampung, berbeda dengan perpustakaan sekolah yang merupakan ranah Dinas Pendidikan.

Namun, program ini juga menghadapi tantangan tersendiri karena setiap pergantian Bunda Literasi, perlu ada pengenalan ulang kepada masyarakat dan perpustakaan desa.

"Saat ini target utama kami adalah mengenalkan Bunda Literasi yang baru kepada Bunda Literasi tingkat kecamatan dan kampung. Selanjutnya, kami akan mendengarkan audiensi dari mereka untuk menyelaraskan program dengan perpustakaan daerah," jelas Siva.

Ia juga menambahkan bahwa untuk tahun ini, kegiatan besar seperti gebyar literasi atau pemecahan rekor MURI belum direncanakan, karena program baru masuk pada tahap perkenalan dan penyesuaian strategi dengan Bunda Literasi yang baru.

Selain program Bunda Literasi, Lampung Tengah juga memiliki program literasi berbasis inklusi sosial, di mana masyarakat tidak hanya membaca buku, tetapi juga mempraktikkan ilmu yang mereka pelajari.

"Misalnya, setelah membaca buku tentang menanam cabai, masyarakat diajak untuk mempraktikkan cara menanamnya. Program ini sering kali bekerja sama dengan Kelompok Wanita Tani (KWT), sehingga ilmu yang didapat bisa diterapkan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat," ujar Siva.

Selain itu, perhatian terhadap anak-anak disabilitas juga mulai ditingkatkan. Salah satu langkah yang telah dilakukan adalah kunjungan ke Sekolah Luar Biasa (SLB) di Kota Gajah.

"Saya melihat banyak potensi dari anak-anak di SLB Kota Gajah. Mereka memiliki keterampilan membatik dan membuat kerajinan dari kayu. Ke depan, kami ingin mereka ikut serta dalam Festival Literasi tingkat provinsi, di mana hasil karya mereka bisa dipamerkan," tambahnya.

Meski memiliki berbagai program unggulan, Siva mengungkapkan bahwa masih ada beberapa hambatan yang dihadapi dalam meningkatkan literasi di Lampung Tengah, antara lain :

  1. Jarak antar kampung yang jauh, sehingga sulit menjangkau semua wilayah dengan efektif.
  2. Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang perpustakaan akibat banyaknya pegawai yang pensiun.
  3. Belum ada peningkatan signifikan dalam IPLM, karena kesinambungan program sering terganggu oleh pergantian personel.
  4. Keterbatasan data yang harus disesuaikan, di mana pihak perpustakaan daerah masih menyelaraskan data dengan Perpustakaan Nasional.

"Saat ini, saya masih menyesuaikan data dengan yang ada di Perpustakaan Nasional. Kami ingin memastikan data yang digunakan benar-benar akurat, sehingga program literasi yang dijalankan bisa lebih efektif," jelas Siva.

Ke depan, ia berharap agar program literasi di Lampung Tengah bisa berjalan lebih optimal dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat.

"Kami ingin memastikan bahwa program literasi tidak hanya sekadar berjalan, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Harapannya, literasi di Lampung Tengah bisa terus meningkat dan mencapai target yang diharapkan," pungkasnya. (*)