• Kamis, 06 Maret 2025

29 Kades Tak Hadiri Rakor, Bupati Lampung Barat Ancam Potong Anggaran Dana Desa

Rabu, 05 Maret 2025 - 12.08 WIB
508

Bupati Lampung Barat, Parosil Mabsus, saat menyampaikan sambutan dalam acara koordinasi dan pembekalan bersama seluruh peratin se-Lampung Barat di Lamban Pancasila, Kelurahan Way Mengaku, Kecamatan Balik Bukit, Rabu (5/3/2025). Foto: Echa/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Bupati Lampung Barat, Parosil Mabsus, menyinggung adanya Peratin (Kepala Desa) yang tidak disiplin saat mengikuti kegiatan rapat koordinasi (Rakor) terkait optimalisasi program unggulan yang akan direalisasikan di Bumi Sekala Bekhak.

Hal itu disampaikan Parosil saat sambutan dalam rapat koordinasi dan pembekalan bersama seluruh peratin se-Lampung Barat di Lamban Pancasila, Kelurahan Way Mengaku, Kecamatan Balik Bukit, Rabu (5/3/2025).

Dari 136 desa dan kelurahan, ada sebanyak 29 kepala desa (Kades) yang tidak hadir. Parosil meminta agar peratin yang tidak hadir dicatat dan ditandai sebagai bahan evaluasi bagi yang bersangkutan ke depan.

"Saya sudah menyampaikan di hadapan ASN Lampung Barat kemarin, perubahan itu harus dimulai dari diri kita. Kalau kita tidak mau melakukan lompatan besar, kita tidak akan berubah, karena kunci perubahan adalah disiplin," tegasnya.

"Tolong dilingkari disiplin, karena itu salah satu upaya dan cara kita melakukan pembenahan dan perbaikan dari diri kita sendiri, bukan orang lain. Jadi, pemimpin harus konsisten dengan apa yang diucapkan dan yang dikerjakan," sambungnya.

Parosil juga mengingatkan agar peratin dan aparatnya disiplin dalam menjalankan tugas melayani masyarakat. Bahkan, ia mengancam akan memotong anggaran dana pekon (ADP) jika menemukan peratin dan jajarannya yang tidak disiplin.

"Jangan salahkan kalau ADP diadakan pemotongan jika tidak disiplin, karena itu adalah uang rakyat dari APBD sehingga harus disiplin. Paling tidak, masuk kantor sampai jam 1 untuk melayani masyarakat," tegasnya.

Parosil menambahkan, menjadi seorang pemimpin adalah hal yang tidak mudah. Hal baik ataupun buruk menjadi tanggung jawab di pundak pemimpin, sehingga itu sudah menjadi risiko. Tinggal bagaimana peratin menempatkan diri dalam posisi itu.

"Sama seperti bapak ibu dalam mengelola dana desa, pasti ada yang berhadapan dengan orang yang mungkin punya keinginan menyelamatkan saudara atau justru menjerumuskan dalam mengelola dana desa," tambahnya.

Pakcik, sapaan akrab Parosil, menuturkan bahwa jika kolaborasi antara pemerintah daerah dan peratin bisa berjalan dengan baik, ia optimis seluruh program yang akan dijalankan bisa tepat sasaran dan tepat guna bagi masyarakat.

"Sehingga, bagaimana kita bersama-sama menyukseskan program strategis nasional, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), ketahanan pangan, hilirisasi, dan swasembada energi terbarukan yang bisa dioptimalkan di Lampung Barat," ujarnya.

Parosil menekankan pentingnya komunikasi antara stakeholder terkait, termasuk peratin, agar program yang dijalankan bisa berjalan baik. Namun, ia sering mendapat laporan terkait sulitnya komunikasi dengan peratin.

"Karena kadang lebih sulit menghubungi peratin daripada gubernur, lebih sulit menghubungi peratin dibanding bupati. Jadi harapan saya, minimal HP aktif 24 jam. Bayangkan kalau kita dapat informasi kedaruratan kebencanaan, pas ditelepon tidak aktif, siapa yang mau tanggung jawab?" tegasnya.

Parosil juga meminta para peratin agar melakukan pemetaan terhadap potensi yang ada di masing-masing pekon untuk mendukung program ketahanan pangan, khususnya peningkatan produksi padi.

"Saya minta masing-masing peratin melakukan pemetaan potensi produktivitas ketahanan pangan, khususnya padi. Pemerintah daerah sedang melakukan efisiensi anggaran agar bagaimana ikut menyukseskan program swasembada atau ketahanan pangan," jelasnya. (*)