Kupastuntas.co, Lampung Timur - Puasa yang berkualitas diyakini mampu melahirkan kesuksesan. Hal ini disampaikan oleh Kyai Muda Lampung Timur, KH. M. Muslih, yang juga Ketua Ansor Lampung Timur, dalam tausiah yang disampaikan pada acara Silaturahmi dan Buka Puasa Bersama Forkopimda di Aula Rumah Dinas Bupati Sukadana, pada Senin (3/3/2025).

Dalam tausiahnya, KH. M. Muslih menyampaikan bahwa banyak peristiwa besar dan karya-karya luar biasa di dunia ini dihasilkan oleh orang-orang yang selalu menjalankan puasa.

Ia mencontohkan sosok-sosok besar seperti Nabi Adam, Nabi Idris, Nabi Sulaiman, Nabi Daud, hingga Nabi Muhammad SAW, yang menjadikan puasa sebagai bagian penting dalam kehidupan mereka. Bahkan, sebelum menerima wahyu pertama, Nabi Muhammad SAW melakukan puasa selama 15 tahun.

Begitu pula dengan Syeikh Abdul Qodir Al Jailani yang melakukan puasa selama 25 tahun sebelum mencapai maqom Ma'rifatulloh, sehingga diangkat derajatnya sebagai wali Allah.

Melalui penjelasan tersebut, KH. M. Muslih berharap agar Kabupaten Lampung Timur ke depannya semakin maju dan makmur. Menurutnya, hal ini dapat terwujud jika setiap langkah pemerintah dimulai dengan niat yang benar, salah satunya melalui keberkahan bulan puasa, yakni bulan Ramadan.

Ia menambahkan bahwa di tahun ini, puasa para pejabat pemerintah diharapkan dapat lebih viral dengan istilah efisiensi.

Sebagai seorang dosen di Universitas Ma'arif Lampung, KH. M. Muslih menegaskan bahwa efisiensi bukanlah sekadar pengurangan anggaran. Efisiensi yang dimaksud adalah manajemen pengendalian anggaran yang tepat waktu dan tepat guna, sehingga setiap sumber daya yang ada dapat digunakan secara maksimal.

Dalam hal ini, setiap kebijakan yang diambil harus mempertimbangkan skala prioritas. Hal-hal yang bersifat non-prioritas harus dikesampingkan terlebih dahulu. Itulah esensi sejati dari puasa: bukan hanya mengurangi makan dan minum, tetapi juga menata segala sesuatu agar berjalan lebih teratur dan efisien.

Di hadapan para petinggi dan pemangku kepentingan di Kabupaten Lampung Timur, KH. M. Muslih juga mengingatkan bahwa ada pelajaran penting yang bisa diambil dari dua makhluk Allah yang juga berpuasa, yakni ulat dan ular.

Ia menjelaskan bahwa ulat, melalui proses metamorfosis, berubah menjadi kepompong, yang kemudian berkembang menjadi kupu-kupu. Makhluk kecil yang dulunya tak menarik kini berubah menjadi sosok yang indah, menyenangkan, dan mengagumkan.

Namun, ada pula makhluk Allah lainnya, yaitu ular, yang juga melakukan puasa dalam rangka peremajaan diri. Namun, meskipun ular berpuasa, ia tetap tidak berubah. Justru, ular menjadi semakin berbisa dan berbahaya.

Hal ini menjadi peringatan bagi kita bahwa ada sekelompok orang yang juga menjalankan ibadah puasa, namun puasanya tidak mampu membawa perubahan positif dalam dirinya. Sebaliknya, mereka justru semakin memburuk dan membahayakan orang lain.

Melalui perbandingan tersebut, KH. M. Muslih mengingatkan bahwa puasa yang benar seharusnya membawa perubahan positif dalam diri setiap individu. Seperti halnya ulat yang berubah menjadi kupu-kupu, kita pun harus mampu melakukan perubahan menuju kebaikan.

Puasa bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga mengendalikan hawa nafsu dan memperbaiki sikap.

Akhirnya, KH. M. Muslih berharap agar refleksi dari dua makhluk Allah tersebut dapat menjadi bahan muhasabah bagi kita semua. Ibadah puasa yang kita jalankan hendaknya membawa kita pada perubahan yang lebih baik, tidak hanya dalam hal ibadah, tetapi juga dalam sikap dan perilaku.

Semoga dengan demikian, Kabupaten Lampung Timur dapat semakin maju dan makmur, dan setiap masyarakatnya mendapatkan berkah dari ibadah yang dijalankan dengan penuh kesungguhan. (*)