Penyesuaian MBG Selama Ramadhan, Makanan Dibawa Pulang, BPOM Jamin Tidak Basi

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana. Foto: Warta.in
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana memastikan program makan bergizi gratis (MBG) tetap berjalan selama ramadan. Lauk yang dipilih oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau Dapur MBG juga disesuaikan, yakni jenis-jenis makanan yang tahan lama.
"Misalnya susu, telur, buah, kurma, kemudian kue kering. Kami hari ini mencoba sayur-sayuran yang bisa tahan 12 jam. Nantinya disesuaikan dengan kondisi di masing-masing daerah, tergantung dengan bahan baku yang ada," kata Dadan Selasa (4/3/2025) dikutip dari Detik.com.
Dadan menambahkan, selama bulan ramadan ini, para SPPG akan membagikan MBG setelah pulang sekolah. Makanan ini diharapkan bisa dikonsumsi siswa saat berbuka puasa.
"Kantongnya besoknya dibawa lagi untuk ditukar dengan kantong yang (ada) isi, sehingga tidak menimbulkan sampah," ujar Dadan.
Ke depannya, BGN akan lebih mengutamakan ayam dan telur sebagai menu makanan untuk MBG. Selain sebagai pilihan menu yang baik untuk gizi anak, ayam dan telur juga menjadi menu makanan yang sulit diakses bagi banyak masyarakat.
"Hanya 30 persen penduduk Indonesia yang mampu beli telur dan ayam," katanya.
Selain itu, lanjut Dadan, ini juga bisa membantu para peternak ayam dan telur dalam menghabiskan persediaan. Pasalnya, beberapa waktu lalu para peternak mengeluh karena persediaan mereka terlalu banyak dan sulit untuk diserap pasar.
BGN memiliki target bahwa di tahun ini sasaran penerima MBG akan menyentuh angka 82,9 juta. Diperkirakan, target ini bisa tercapai di bulan November mendatang.
"Kalau sudah 82,9 juta berjalan dan badan gizi menetapkan satu hari satu telur, maka dibutuhkan 82,9 juta butir telur kan. Itu misal satu kilonya 16 butir, maka butuh 5 juta ton telur per sekali makan," tutur Dadan.
"Kami harus meng-sinkronisasi kebutuhan kami yang terus meningkat dengan rantai pasoknya. Mungkin saat ini telur lebih, ayam lebih, tapi kalau tidak dipersiapkan pasti suatu saat akan kekurangan," tutupnya.
Merespons hal ini, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) Taruna Ikrar memastikan bahwa makanan-makanan tersebut akan melewati pengawasan yang ketat, sehingga tidak akan basi meskipun dibawa pulang.
"BPOM kan berperan untuk memitigasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Makanan yang dibawa pulang itu sudah dalam pertimbangan dan perhitungan. Misal kalau dibawa pulang, sayurnya tidak dicampur dengan nasi," kata Ikrar Selasa (4/3/2025).
"Dipisah-pisahkan di kontainer khusus, jadi dengan demikian tidak akan ada masalah," lanjut dia.
Ikrar mengetahui masih banyak masyarakat yang mungkin takut bahwa makanan tersebut akan basi, sehingga bisa berdampak kepada kesehatan anak-anak. Namun, BPOM sendiri menegaskan akan memberikan pendampingan di setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau Dapur MBG.
"Iya, makanan pasti aman. Kami dari Badan POM bagaimana mendampingi SPPG untuk memberikan layanan sesuai prosedur yang aman tadi. Jadi aman, tidak ada masalah," tegasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Profil dan Harta Kekayaan Brian Yuliarto Mendiktisaintek yang Baru
Rabu, 19 Februari 2025 -
Reshuffle Kabinet Pertama Era Prabowo, Mendiktisaintek Satryo Brodjonegoro Dicopot
Rabu, 19 Februari 2025 -
Kemenkes: Warga Tak Punya BPJS Tetap Bisa Ikut Cek Kesehatan Gratis
Selasa, 11 Februari 2025 -
Retreat Kepala Daerah 21-28 Februari 2025 di Akmil Magelang, Tidur Dalam 180 Tenda
Senin, 10 Februari 2025