• Rabu, 05 Maret 2025

Pemkot Metro Lirik Potensi Mata Air di UPT PDAM Rejomulyo

Selasa, 04 Maret 2025 - 17.38 WIB
379

Wali Kota Metro, Bambang Iman Santoso saat melakukan peninjauan sejumlah aset milik pemerintah daerah. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Walikota Metro, Bambang Iman Santoso melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah aset milik pemerintah daerah. Kunjungan pengecekan aset tersebut didampingi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Bangkit Haryo Utomo dan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Selasa (4/3/2025).

Kunjungan ini bertujuan untuk melihat langsung kondisi aset, sekaligus mencari peluang inovasi guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan memperindah kota.

Dalam sidak tersebut, tiga lokasi utama yang dikunjungi adalah Balai Benih Ikan (BBI) Lambau, aset di kawasan SD Tingkat 16C, serta Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Rejomulyo. Sejumlah temuan menarik mencuat, termasuk potensi pemanfaatan sumber mata air yang selama ini belum tergarap. 

Di lokasi pertama, yakni BBI Lambau yang dikelola Dinas Pertanian, Wali Kota Metro menyoroti peluang peningkatan PAD melalui optimalisasi aset yang ada. Menurutnya, selama ini pemanfaatan aset di sektor pertanian masih bisa ditingkatkan agar lebih produktif dan memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah. 

"Dari dinas pertanian sendiri nanti ke depannya itu bisa dimanfaatkan oleh pemerintah untuk peningkatan PAD," ujar Bambang.

Meski belum merinci bentuk inovasi yang akan dilakukan, pernyataan ini menandakan bahwa sektor pertanian Metro akan mengalami transformasi dalam waktu dekat.   

Setelah meninjau BBI Lambau, rombongan Wali Kota bertolak ke kawasan bekas bangunan SD Negeri 5 Metro Selatan yang dikenal sebagai SD Tingkat 16C. Sebuah aset Pemkot yang dinilai memiliki potensi besar. Saat ini, aset tersebut belum termanfaatkan secara maksimal. 

"Ada satu pemikiran dari kami agar aset ini bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Jika perlu dilakukan penataan ulang, yang jelas tujuannya adalah memperindah Kota Metro," kata Bambang. 

Belum ada keputusan final terkait fungsi baru aset ini, namun wacana penataan ulang menunjukkan bahwa Pemkot Metro tidak ingin aset terbengkalai tanpa manfaat.

Beberapa opsi seperti ruang publik, pusat UMKM, atau fasilitas edukasi bisa menjadi pilihan untuk menghidupkan kembali kawasan ini. 

Lokasi terakhir yang dikunjungi adalah UPT PDAM Rejomulyo, yang ternyata menyimpan temuan menarik. Selain membahas persiapan pembangunan Jembatan Kembar yang akan segera dimulai dan melibatkan pembebasan aset, Wali Kota juga menemukan potensi besar yang selama ini terabaikan, sebuah mata air yang mengalir tanpa henti selama lebih dari 15 tahun. 

"Ternyata di aset ini ada sumber mata air yang belum pernah dimanfaatkan. Air ini tidak pernah berhenti selama 15 tahun, dan setelah kita lihat, ke depannya akan kita manfaatkan," jelas Bambang. 

Pemanfaatan mata air ini direncanakan untuk dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan kemungkinan dijadikan bisnis air isi ulang. Jika ini terealisasi, Kota Metro bisa mendapatkan sumber PAD baru sekaligus menyediakan air bersih yang lebih terjangkau bagi masyarakat. 

Meski sidak ini menunjukkan kepedulian Pemkot Metro terhadap aset daerah, realisasi dari berbagai inovasi yang diwacanakan tetap menjadi tantangan utama. Optimalisasi aset bukan hanya soal ide, tetapi juga eksekusi yang cepat dan tepat. 

Meski demikian, langkah Wali Kota Metro melakukan inspeksi langsung ke lapangan patut diapresiasi. Jika semua inovasi ini benar-benar direalisasikan, Kota Metro bisa mengalami peningkatan PAD yang signifikan sekaligus memperbaiki tata kelola aset daerah. 

Namun, masyarakat tentu berharap bahwa semua janji ini tidak hanya berhenti di atas kertas. Keberhasilan inovasi tidak hanya ditentukan oleh niat baik, tetapi juga oleh eksekusi yang disiplin dan transparan. (*)