• Rabu, 26 Februari 2025

Antisipasi Kelangkaan LPG, Pemkot Metro Minta Tambah Stok ke Pertamina

Rabu, 26 Februari 2025 - 13.36 WIB
21

Asisten II Sekretaris Daerah Kota Metro, Yeri Ehwan. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Pemerintah Kota Metro memastikan ketersediaan stok LPG subsidi tetap aman di tengah meningkatnya kebutuhan masyarakat, terutama menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 1446 Hijiriah.

Meski demikian, lonjakan harga di tingkat pengecer masih menjadi tantangan yang terus diantisipasi oleh pemkot dan pihak terkait. 

Asisten II Sekretaris Daerah Kota Metro, Yeri Ehwan, menegaskan bahwa hingga saat ini tidak ada kelangkaan LPG subsidi di Kota Metro. Namun, pihaknya tetap melakukan langkah antisipasi dengan mengajukan permintaan tambahan kuota ke Pertamina. 

"Untuk LPG sampai saat ini tidak ada kelangkaan. Tetapi kita juga sudah membuat surat beberapa minggu yang lalu, dan kita juga akan membuat surat kembali kepada Pertamina supaya BBM subsidi dan LPG subsidi bisa ditambah untuk Ramadan dan menjelang hari raya," kata dia saat dikonfirmasi awak media, Rabu (26/2/2025).

Langkah tersebut diambil sebagai bentuk kesiapan menghadapi lonjakan konsumsi yang biasanya meningkat saat Ramadhan. Dengan tambahan stok, pemerintah berharap tidak ada gejolak di masyarakat akibat kelangkaan pasokan. 

Meskipun stok LPG dipastikan aman, permasalahan lain muncul di tingkat pengecer, di mana harga jual cenderung melambung tinggi. Menurut Yeri, harga LPG di agen dan pangkalan masih dalam kendali pemerintah. Namun, begitu masuk ke tangan pengecer, harga menjadi bervariasi. 

"Harga yang melambung di tingkat pengecer itu yang pengendaliannya agak susah, karena yang bisa dikendalikan pemerintah itu pada tingkat agen dan pangkalan. Tetapi di tingkat pengecer ini sudah variasi karena mereka ambil dari pangkalan, jadi Pertamina agak susah mengendalikannya," jelasnya. 

Guna menekan kenaikan harga yang tidak wajar, Pemkot Metro telah meminta Pertamina dan Hiswana Migas untuk mengeluarkan imbauan kepada para pengecer.

"Imbauan tersebut menetapkan bahwa harga jual di pengecer seharusnya hanya naik sekitar Rp 1.000 hingga Rp 2.000 dari harga pembelian di pangkalan. Tetapi yang menjual dan mencari keuntungan di atas Rp 5.000 itu kita minta untuk tidak dilakukan," terang Yeri.   

Yeri menyebut, Pemerintah Daerah juga mengajak masyarakat untuk aktif mengawasi harga LPG subsidi di tingkat pengecer. Jika ditemukan pengecer yang menjual dengan harga terlalu tinggi, masyarakat diminta segera melapor ke dinas perdagangan atau langsung ke pemerintah daerah melalui bidang perekonomian.

"Jika masih ditemukan, kami meminta masyarakat untuk melaporkan ke pemerintah daerah maupun dinas perdagangan dan menginformasikan kepada kami, terkait pengecer mana saja yang tidak menaati imbauan dari Hiswana Migas dan Pertamina," bebernya.

Menurutnya, laporan dari masyarakat akan menjadi dasar bagi pemerintah untuk melakukan pengecekan langsung ke lapangan. Jika ditemukan pelanggaran, pemerintah siap mengambil langkah tegas guna melindungi konsumen dan menjaga stabilitas harga. 

Selain pengawasan di lapangan, Pemkot Metro juga mendorong mekanisme distribusi yang lebih transparan dan efisien. Salah satu opsi yang sedang dikaji adalah penggunaan sistem distribusi digital agar LPG subsidi benar-benar tepat sasaran. 

Dengan berbagai langkah tersebut, Pemkot Metro optimistis bahwa ketersediaan LPG subsidi akan tetap terjaga, dan lonjakan harga bisa dikendalikan. Namun, sinergi antara pemerintah, Pertamina, pengecer, serta masyarakat tetap menjadi kunci utama dalam memastikan distribusi yang merata dan harga yang wajar. (*)