• Senin, 24 Februari 2025

Isbedy Luncurkan Buku 'Satu Ciuman Dua Pelukan'

Senin, 24 Februari 2025 - 17.56 WIB
25

Sastrawan ternama, Isbedy Setiawan. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Sastrawan ternama, Isbedy Setiawan, kembali memperkaya dunia sastra Indonesia dengan meluncurkan buku puisi terbarunya yang berjudul Satu Ciuman Dua Pelukan.

Acara peluncuran buku ini berlangsung meriah di Taman Budaya Lampung, Jalan Cut Nyak Dien No.24, Palapa, Kecamatan Tj. Karang Pusat, Kota Bandar Lampung, Senin (24/2/2025), dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk akademisi, penyair, dan pecinta sastra.

Dalam sambutannya, Isbedy Setiawan mengungkapkan bahwa buku ini merupakan refleksi dari perjalanan hidupnya selama beberapa tahun terakhir. Ia mengatakan, setiap perjalanan yang ia lakukan memberikan inspirasi mendalam bagi puisinya.

"Saya merasa buntu jika hanya berdiam diri di rumah. Oleh karena itu, saya memilih banyak berjalan dan dari perjalanan itulah lahir berbagai inspirasi," ujar Isbedy.

Awalnya, buku ini hanya berjudul Sekali Ciuman, namun atas masukan dari editor, judulnya diubah menjadi Satu Ciuman Dua Pelukan untuk memberikan makna yang lebih luas dan mendalam.

Isbedy menjelaskan, ciuman dalam puisinya melambangkan kasih sayang, sedangkan pelukan merepresentasikan persahabatan dan kedekatan antar manusia.

Proses penulisan buku ini memakan waktu sekitar dua tahun, dari 2022 hingga 2024. Tantangan utama, menurut Isbedy, bukan terletak pada penulisan puisi, melainkan pada proses penerbitan dan pemasaran.

"Banyak penyair yang kesulitan mempublikasikan karyanya. Oleh karena itu, saya berusaha agar buku ini tidak hanya tersimpan di rak, tapi bisa dibaca oleh banyak orang," tambahnya.

Selain Satu Ciuman Dua Pelukan, Isbedy juga tengah mempersiapkan buku puisi lain yang rencananya akan dirilis pada akhir 2025. Salah satu karya mendatang tersebut berjudul Elegi Galian Tambang.

Acara peluncuran buku ini juga dimeriahkan dengan pembacaan puisi dari buku terbaru Isbedy, yang dibacakan oleh beberapa sastrawan dan pecinta puisi.

Salah satu pembaca, Aziz Dawudi, menyatakan kekagumannya terhadap karya-karya Isbedy, terutama pada puisi yang bercerita tentang Malioboro. "Puisi tentang Malioboro sangat mendalam dan menyentuh hati saya," ujar Aziz.

Isbedy berharap buku Satu Ciuman Dua Pelukan bisa diterima dengan baik oleh masyarakat dan memberi manfaat bagi para pembaca. Ia menekankan bahwa puisi bukan sekadar rangkaian kata indah, tetapi juga mengandung makna yang dapat menjadi pelajaran hidup.

Antusiasme para tamu dalam peluncuran buku ini terlihat dari banyaknya yang langsung membeli buku dan meminta tanda tangan Isbedy. Hal ini menunjukkan bahwa karya-karya Isbedy tetap dinantikan oleh para pecinta sastra Indonesia.

Dengan peluncuran buku ini, Isbedy Setiawan semakin mengukuhkan eksistensinya sebagai salah satu penyair terkemuka di Indonesia yang terus konsisten berkarya.

Ia berharap dapat terus menulis dan membagikan kisah hidup melalui puisinya, serta menginspirasi lebih banyak orang untuk mencintai sastra Indonesia. (*)